
Direktur IFI Jakarta-Wijaya Syarah H Andriani (kanan), bersama Direktur PT Astra Graphia Tbk King Iriawan Sutanto (tengah) mendengarkan penjelasan Pewarta Foto Hasiolan Siahaan XIV (kiri) terkait karya fotonya saat pameran tunggal fotografi yang bertajuk "Le Mystere de Mural" di Gedung IFI Wijaya, Jakarta, Selasa (2/5/2023). Pameran fotografi yang menampilkan puluhan karya dari Hasiolan Siahaan XIV tersebut berlangsung hingga 3 Juni 2023. Foto SH/Elvis Sendouw
SinarHarapan.id – Tidak seperti karya seni lukis di kanvas, mural ditakdirkan berumur pendek.
Sebuah mural sering hanya bertahan bulanan, mingguan, bahkan lebih pendek dari itu.
Mengapa demikian ? karena sebuah lukisan mural harus selalu siap jika ditimpa gambar baru sewaktu-waktu.
Namun demikian, seniman memiliki satu semangat yang sama, yakni keinginan untuk terus menyuarakan aspirasi dan ekspresi artisitik melalui sapuan cat di tembok-tembok kota.
Inisiatif fotojurnalis Hasiholan Siahaan XIV untuk mendokumentasikan karya-karya mural di tembok-tembok kota menjadi sangat penting.
“Dokumentasi melalui foto atau video mampu membuat sebuah mural berumur lebih panjang.
Selain “kelemahan” tidak mampu bertahan lama, seringkali pula mural tidak bisa dilihat banyak orang karena menempati tempat tersembunyi seperti kolong jembatan layang yang jarang dilalui orang,” ujar Hasiholan disela pembukaan pameran foto mural dan grafiti, di IFI Wijaya, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023.
Dengan begitu, pesan yang disuarakan seniman dan juga nilai artistik mural bisa disimak dan dinikmati lebih lama dan lebih luas.
“Tidak hanya itu, pendokumentasian melalui foto atau video akan membuat sebuah karya mural tersebar luas, abadi dan menjangkau lebih banyak masyarakat dari semua kalangan,” jelas Hasiholan.
Pameran foto dan peluncuran buku mural bertajuk ” Le Mystère de Mural ” karya fotografer Hasiholan Siahaan XIV
Bekerjasama dengan pusat kebudayaan Perancis IFI Wijaya.
Pameran ini sangat penting dan amat bermanfaat, terutama untuk melihat karya-karya seniman mural jauh melampaui masa ketika karya tersebut diciptakan.
Di tembok, mural boleh hilang, tapi di masa mendatang ia masih bisa dinikmati akibat dari proses “reproduksi”.
Turut hadir dalam pembukaan pameran fotografi tersebut Atase Kebudayan Kedubes Perancis Charlotte Esnous, Politisi PDIP Maruarar Sirait
Dari buku kumpulan foto ini pula publik di masa depan bisa melihat, mengkaji, dan meneliti bagaimana realitas dan fenomena sosial politik bangsa ini, terutama pada periode 2011-2023, yang diekspresikan para seniman melalui karya mural.***