EkonomiNetwork

Wamendag RI: Indonesia dan Negara Lembah Mekong Harus Bersinergi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

×

Wamendag RI: Indonesia dan Negara Lembah Mekong Harus Bersinergi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Sebarkan artikel ini
Wamendag RI Jerry Sambuaga bersama Duta Besar RI Kamboja, Santo Darmosusanto; Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Mardyana Listyowati; dan Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur, Dewi Rokhayati. (Foto: Kemendag RI)

SinarHarapan.id –  Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengimbau agar Indonesia dan negara-negara Sungai Mekong yaitu Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar terus bersinergi meningkatkan kerja sama perdagangan untuk mendorong stabilitas ekonomi Kawasan.

Hal ini disampaikan Wamendag Jerry saat membuka forum bertema “Indonesia-Mekong Basin Connect: Infrastructure, Food, and Energy Security” di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) hariJumat (11/10).

Forum yang dihadiri lebih dari 100 pelaku peserta yang berasal dari kalangan Kementerian/Lembaga, Akademisi, Asosiasi dan Pelaku Usaha tersebut merupakan kerja sama Kementerian Perdagangan dan KBRI Phnom Penh yang diselenggarakan di sela gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39.

“Indonesia dan negara-negara Sungai Mekong harus bersinergi. Kinerja perdagangan Indonesia dan negara-negara Sungai Mekong yang menunjukkan tren positif sebesar 9,14 persen pada 2019-2024 menunjukkan adanya kerja sama yang baik dan harus dilanjutkan. Hal ini juga guna mendorong stabilitas ekonomi kawasan,” kata Wamendag RI.

Menurut Wamendag RI, dari sisi perdagangan, Indonesia dan negara-negara Lembah Mekong mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijajaki di beberapa sektor, seperti pertanian dan ketahanan pangan, perikanan, pariwisata, investasi dalam proyek energi terbarukan, serta perdagangan dan investasi di bidang infrastruktur.

“Inisiasi ini harus mampu meningkatkan infrastruktur, pangan, dan ketahanan energi sebagai landasan stabilitas ekonomi. Selain itu, inisiatif bersama di sektor-sektor ini dapat meningkatkan pertumbuhan bersama, ketahanan ekonomi, sekaligus meningkatkan perdagangan dan investasi berkelanjutan antarnegara,” kata Wamendag RI.

Wamendag menjelaskan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen pada triwulan II 2024, sedangkan tingkat inflasi Indonesia tercatat 2,1 persen pada Agustus 2024. Selama periode Januari–Agustus 2024, surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar USD 18,85 miliar.

Wamendag mengungkapkan, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan untuk nonmigas dengan wilayah Mekong sebesar USD 456 juta. Perdagangan Indonesia dan wilayah Mekong pada periode 2019-2023 mengalami tren kenaikan sebesar 9,14 persen.

Forum ini diharapkan dapat meningkatkan peluang kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan negara-negara yang dilalui Sungai Mekong, baik di sektor infrastruktur, energi, dan makanan.

Wamendag RI menekankan, kolaborasi dan sinergi penting karena Indonesia tidak bisa hidup sendiri sehingga perdagangan yang harus dimaksimalkan adalah perdagangan dengan tetangga terdekat yaitu Asia Tenggara.

“Saya ingin mendorong semua peserta hari ini untuk mempromosikan dan meningkatkan kerja sama Indonesia dan negara-negara Singai Mekong melalui komitmen kolaborasi dan keberlanjutan demi kesejahteraan Bersama,” kata Wamendag RI

Forum diselenggarakan  KBRI Phnom Penh, Kamboja, bersama dengan Perwakilan RI di Kawasan Mekong, yaitu KBRI Bangkok, KBRI Hanoi, KBRI Vientiane, KBRI Yangon, dan KJRI Ho Chi Minh City .

Forum terselenggara untuk memaksimalkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara di sub-kawasan Mekong, khususnya di sektor infrastruktur konektivitas serta keamanan pangan dan energi.

Acara dibuka oleh Wamendag RI, Dr. Jerry Sambuaga, yang menyampaikan bahwa potensi pengembangan kerja sama antara Indonesia dan sub-kawasan Mekong sangat besar, termasuk di sektor pertanian, keamanan pangan, perikanan, pariwisata, investasi, dan energi terbarukan.

Disampaikan pula bahwa ekspor non-migas Indonesia ke kawasan Mekong meningkat 9,93 persen selama lima tahun terakhir (2019-2023), dengan produk ekspor utama Indonesia meliputi batubara, tembaga, minyak kelapa sawit, kendaraan, dan baja.

Duta Besar RI Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto menyampaikan bahwa sub-kawasan Mekong masuk dalam lingkaran konsentris utama polugri Indonesia, sehingga perlu adanya upaya bersama dari seluruh stakeholders untuk lebih aktif di wilayah ini.

Deputi Promosi Penanaman Modal BKPM RI, Nurul Ichwan, dan Country Director Asian Development Bank (ADB) Indonesia, Jiro Tominaga, juga sampaikan sambutan yang menekankan bahwa Indonesia memiliki kedekatan historis dan solidaritas sebagai sesama negara ASEAN, yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan kerja sama.

Pada sesi diskusi para panelis kembali menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara Indonesia dan wilayah Mekong. Kerja sama sebagai sesama negara ASEAN dinilai akan lebih konstruktif dibandingkan kerja sama dengan negara besar yang cenderung lebih mementingkan keuntungan finansial.Para panelis juga menyoroti sektor logistik di wilayah Mekong sebagai salah satu tantangan sekaligus potensi bagi Indonesia.

Pada sektor ketahanan pangan dan energi,panelis menekankan bahwa wilayah Mekong memiliki nilai strategis bagi Indonesia. Mekong telah lama dikenal sebagai pusat produsen beras dan dapat mendukung cadangan pangan Indonesia. Wilayah Mekong juga menyediakan peluang bagi kerja sama dalam pembangunan energi terbarukan.

Para panelis antara lain Suon Sophal – Deputy Secretary General, Council of Development of Cambodia (CDC), Ebi Junaidi – Samudera Indonesia Research Initiative (SIRI), Souliyo Vongdala – CEO LOCA Lao PDR, Rizkie Agustiansyah – CEO Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC), Vietnam, Suriyan Vitchitlekarn – Executive Director, Mekong Institute Thailand, U Ye Min Aung – Chairman of Myanmar Rice Federation, Thavisith Bounyasouk – Director Planning and Cooperation, Ministry of Agriculture Lao PDR, Somchai Sichanthalath – Director Nam Ngum 1 Dam Hydropower Plant Lao PDR, Arif Widjaja – Deputy COO of Poultry Indonesia, PT JAPFA Comfeed Indonesia.

(Sumber: Kemendag RI/KBRI Phnom Penh)