SinarHarapan.id – Sepuluh warga meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu (3/11).
Operasi tanggap darurat masih berlangsung pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Upaya pencarian dan pertolongan terus dilakukan untuk memastikan semua korban terevakuasi dari lokasi terdampak.
Badan Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas yang berbasis di Kabupaten Maumere memutakhirkan data korban meninggal dunia akibat letusan per Senin (4/11), pukul 11.51 Wita menjadi 10 orang.
Dari jumlah korban tersebut, petugas SAR berhasil mengevakuasi 9 jenazah korban. Satu jenazah lagi masih berada di reruntuhan.
Sedangkan pos pengungsian tersebar di tiga pos pengungsian, di antaranya berada di Desa Konga, Lewolaga, dan Tietehena.
Pihak BPBD Kabupaten Flores Timur masih melakukan pendataan jumlah warga yang melakukan pengungsian.
Pemantauan hingga Senin siang, pukul 12.30 Wita, rumah-rumah di radius tujuh kilometer dari puncak gunung rusak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Selain itu, hujan abu juga turun pada radius tersebut.
Pihak BPBD setempat mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki. Terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.
Berkaitan denga kondisi terkini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetaplan status tanggap darurat dengan nomor BPBD.300.2.2.5/24/BID.KL/XI/2024, Bencana Alam Erupsi Gunung api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Status tersebut berlaku mulai tanggal 4 November sampai dengan 31 Desember 2024.
Berdasarkan surat Kepala PVMBG No. 95.1.Lap/GL.03/BGV/2024, juga hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan. Akibatnya tingkat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki naik dari level III (SIAGA) menjadi level IV (AWAS). Terhitung mulai 3 November 2024 pukul 24.00 Wita.