SinarHarapan.id – Lebih dari sekadar turnamen, 2nd Junior & Amateur International Golf Championship 2025 menjadi panggung lahirnya generasi baru pegolf Indonesia. Digelar di Jakarta Golf Club (JGC) Rawamangun pada 9–11 September 2025, turnamen ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga sarana pembinaan dan pencarian bibit unggul yang kelak mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.
Turnamen yang langsung berkontribusi pada World Amateur Golf Ranking (WAGR) ini diikuti lebih dari 50 atlet muda berbakat dari Indonesia, Korea, India, Malaysia, Singapura, hingga negara tetangga lainnya. Mereka berjuang bukan hanya untuk meraih gelar juara, melainkan juga mengukir langkah awal menuju karier profesional.

Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI), KPH Japto Soelistyo Soerjosumarno, menegaskan pentingnya kejuaraan ini. “Turnamen ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga wadah pembinaan. Kami mengajak atlet muda, orang tua, pelatih, dan komunitas golf untuk menjadikannya sebagai langkah awal menuju prestasi dunia. Turnamen ini juga menjadi sarana Pengprov PGI menjaring atlet-atlet baru bagi tim nasional,” ujarnya.
Kesuksesan tahun sebelumnya menjadi inspirasi. Sania Talita Wahyudi, juara putri 2024, kini tampil gemilang di Asia Tenggara dan mewakili Indonesia di berbagai turnamen internasional. Perjalanannya dimulai dari JGC Academy, satu-satunya akademi golf organik di Indonesia. “Turnamen JGC Junior & Amateur adalah batu loncatan dalam karier saya. Saya berharap lebih banyak golfer muda berani ikut serta, karena kesempatan ini bisa mengubah masa depan,” kata Sania.

Ketua Umum JGC, M. Ramli, menambahkan bahwa turnamen ini mencerminkan komitmen JGC sebagai klub golf pertama di Asia Tenggara sejak 1872. “Sebagai pionir, kami memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong pertumbuhan golf Indonesia. Melalui turnamen ini, generasi muda dapat merasakan atmosfer kompetisi internasional dan mempersiapkan diri menuju masa depan gemilang,” ujarnya.
Selama tiga hari, JGC menutup lapangan khusus untuk kejuaraan ini. Sebagai lapangan berstatus cagar budaya, JGC tidak hanya menjaga sejarah olahraga, tetapi juga berkomitmen melestarikan lingkungan sekaligus membangun ekosistem golf yang berkelanjutan.