SinarHarapan.id – Bunda Literasi Kabupaten Maluku Tenggara, Eva Eliya Hanubun mengatakan, Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) tidak hanya bertujuan meningkatkan kecerdasan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“TPBIS juga menghendaki masyarakat agar membaca, mengerti dan mengaplikasikan apa yang telah dibaca dan dimengerti itu menjadi produk yang bisa menghasilkan peningkatan pendapatan keluarga,” ungkap Eva Eliya Hanubun pada bimbingan belajar komputer, kursus Bahasa Inggris, sosialisasi minat baca dan budaya literasi di kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah di Kota Langgur, Senin (19/6/2023).
Dia menjelaskan, berdasarkan Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Pasal 51 bahwa pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui gerakan nasional gemar membaca yang dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan seluruh masyarakat.
Keterlibatan masyarakat perlu dikembangkan agar akselerasi pengembangan budaya kegemaran membaca dapat terwujud dengan baik, maka langkah strategis perpustakaan nasional dalam membina gerakan nasional masayarakat gemar membaca adalah dengan mengangkat seorang bunda literasi atau bunda baca kabupaten/ kota sebagai katalisator, motivator, inspirator dan role model bagi masyarakat indonesia.
“Saya dipercayakan mengemban amanah sebagai bunda literasi Kabupaten Maluku Tenggara dengan konsentrasi meningkatkan minat baca, budaya baca dan budaya literasi melalui perpustakan sebagai sarana belajar yang memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif, riset dan penelitian,” ungkapnya.
Untuk itu, kata bunda Literasi Maluku Tenggara (Malra), dirinya sangat membutuhkan kerja sama dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik dan menghasilkan generasi penerus kita yang cerdas secara intelektual, cersas moral, maupun cerdas secara sosial/emosional, dan cerdas spiritual.
Dia menjelaskan, tugas dan fungsi bunda literasi antara lain, mengampanyekan gerakan nasional gemar membaca, menjadi figur atau role model pembudayaan kegemaran membaca, berperan aktif mensukseskan program daerah dalam menumbukembangkan kegemaran membaca, mendorong tim penggerak PKK dan dharma wanita persatuan kabupaten, kecamatan, kelurahan dan atau ohoi untuk secara aktif melakukan sosialisasi kegemaran membaca di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat serta bersinergi dengan dinas perpustakaan daerah dalam rangka mensukseskan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Lanjutnya, oleh karena pelaksanaan kegiatan pembukaan bimbingan belajar komputer, bimbingn belajar Bahasa Inggris dan sosialisasi minat baca dan budaya literasi hari ini menjadi momentum yang sangat penting untuk mengampanyekan gerakan bersama mendorong minat baca menjadi budaya baca dan selnjutnya budaya baca menjadi budaya literasi.
Literasi memiliki pengertian yang lebih luas dari membaca yaitu berkenaan dengan kegiatan baca, tulis, tutur dan mempraktekkan apa yang sudah dibaca, dimengerti dan tuturkan.
“Sebagai bunda literasi, saya menyampaikan terima kasih kepada jajaran Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara yang telah mengambil inisiatif merancang kegiatan ini yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat terutama anak-anak kita pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sehingga kualitas sumber daya generasi mudah kita ke depan akan lebih berkualitas,” katanya.
Dia menambahkan, tantangan terbesar yang dihadapi saat ini terutama bunda literasi dan jajaran Dinas Kearsipan dan Perpustakaan adalah membangun budaya baca masyarakat yang saat ini telah banyak mengalami pergeseran akibat perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat.
“Namun saya berharap agar program inovasi yang mendorong peningkatan budaya baca dan minat baca terus menerus diupayakan dan ditingkatkan karena literasi bukan hanya untuk meningkatkan kecerdasan tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.
Menurutnya, harus optimistis bahwa bila bersinergi, maka tujuan membangun budaya baca dan budaya literasi pasti tercapai. dengan adanya gedung perpustakaan yang representatif, dengan vasilitas yang terus menerus dilengkapi, terutama koleksi bahan bacaan yang sampai saat ini mencapai kurang lebih 12 ribu eksemplar.
Terkait dengan literasi untuk kesejahteraan, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (tpbis), di mana tujuan utama program ini bukan hanya untuk meningkatkan kecerdasan tetapi juga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program ini menghendaki agar masyarakat membaca, mengerti dan mengaplikasikan apa yang telah dibaca dan dimengerti itu menjadi produk yang bisa menghasilkan peningkatan pendapatan keluarga.
Dirinya berharap Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dapat menjalin sinergitas yang baik dengan pemerhati atau pegiat literasi dalam rangka menumbuhkembangkan budaya literasi dan memajukan program nasional transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. SHID/Elv/InfoPublik.id