Berita

Pekan Literasi Digital Kota Makassar : Pentingnya Literasi Digital di Era Transformasi Digital

×

Pekan Literasi Digital Kota Makassar : Pentingnya Literasi Digital di Era Transformasi Digital

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Pekan Literasi Digital bersama kelompok masyarakat dan komunitas di Kota Makassar, Sulawesi Selatan baru-baru ini. Pekan Literasi Digital menghadirkan narasumber-narasumber yang ahli di bidangnya untuk meningkatkan kapasitas literasi digital masyarakat umum dalam menggunakan teknologi digital dengan lebih optimal, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya edukasi literasi digital untuk mewujudkan ekosistem digital yang aman, nyaman, dan produktif. Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Lily B, Hotel Four Points by Sheraton Makassar, dengan dihadiri sekitar 500 peserta secara luring dan daring melalui platform Zoom Meeting.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kapasitas literasi digital masyarakat Indonesia dinilai “sedang”, yaitu sebesar 3.54 dari 5.00. Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk melakukan literasi kepada masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 Pilar Utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. Acara dibuka dengan sambutan oleh Bonifasius Wahyu Pudjianto selaku Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo. Bonifasius menyampaikan bahwa transformasi digital membawa dampak positif bagi masyarakat, tetapi transformasi digital dan kemajuan teknologi juga mempunyai dampak negatif untuk masyarakat.“Transformasi digital dapat membawa dampak baik bagi masyarakat, namun dengan adanya kemajuan teknologi juga memiliki dampak negatif. Jangan sampai terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran data dan penyebaran hoaks. Oleh karena itu, kami mengajak untuk bijak dalam menghadapi kemajuan digital,” tutur Bonifasius.

Selanjutnya, Rusmayani Madjid selaku Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Makassar. Dalam sambutannya yang sekaligus membuka kegiatan Pekan Literasi Digital, Rusmayani menyampaikan bahwa Pekan Literasi Digital Kota Makassar adalah sebuah langkah strategis dalam menghadapi kemajuan digital. “Pekan Literasi Digital yang dilaksanakan hari ini adalah sebuah langkah strategis dalam menghadapi kemajuan digital, banyak tantangan yang bisa dihadapi oleh kemajuan digital. Oleh karena itu, literasi digital penting bagi masyarakat termasuk 4 Pilar Literasi Digital seperti etika digital, budaya digital, keamanan digital dan keterampilan digital,” jelas Rusmayani.

Pekan Literasi Digital Kota Makassar terbagi menjadi empat sesi, yaitu sesi Obral-obrol Literasi Digital (OOTD), sesi Kelas UMKM, Kelas Public Speaking dan Sesi Kelas Podcast. Sesi OOTD diisi oleh Dr. Jusman, S.Kel., M.Si (Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika), Devie Rahmawati (Pegiat Literasi Digital Vokasi Universitas Indonesia), Rijal Djamal (Public Speaker, Content Creator dan CEO Bedabaik).

Dr. Jusman menyampaikan bahwa kondisi Literasi Digital di kota Makassar pada saat ini memiliki indeks Literasi Digital sebesar 3,5%. Di Sulawesi Selatan, kepemilikan media yang paling banyak digunakan adalah Whatsapp dan Facebook, dan mayoritas masyarakat Sulawesi
Selatan mengakses internet pada pukul 07:01 – 10:00, dan 10:01 – 12:00. Adapun sebanyak 40.59% masyarakat Sulawesi Selatan menggunakan media sosial karena orang-orang terdekat seperti teman atau keluarga mereka menggunakan media sosial. Pada kesempatan yang sama, Devie Rahmawati menjelaskan tentang pentingnya 4 pilar literasi digital bagi masyarakat. Devie menegaskan bahwa kecakapan digital tidak hanya sekedar mengedit foto atau video saja, Literasi Digital perlu dimiliki oleh masyarakat guna menghadapi transformasi digital “ kecakapan digital tidak hanya editing foto dan video saja maka dari itu literasi digital perlu dimiliki oleh kita semua untuk menghadapi hoax yang beredar,” jelas Devie.

Rijal Djamal turut menambahkan tentang menyikapi transformasi digital dengan hal yang positif salah satunya adalah melalui industri kreatif yang beragam” kita bisa larikan ke industri kreatif dan ekonomi, literasi digital bagi saya adalah harga diri dan adaptasi maka peluangnya sudah pasti sisi positif dan sisi negatif yang menentukannya sisi positif dan negatif dari literasi digitalnya”. Ujar Rijal

Kegiatan dilanjutkan dengan Kelas UMKM yang diisi oleh Edho Zell, Founder Social Bread sekaligus Wakil Ketua Umum Siberkreasi. Pada kelas ini, kreativitas dan kemampuan peserta dilatih untuk berjualan melalui marketplace dengan aman. Edho menegaskan bahwa salah satu
scam yang kerap terjadi saat berjualan di dunia maya adalah Overpayment scam. “Penipu membuat pembelian, lalu sengaja membayar lebih dari jumlah yang seharusnya. Mereka kemudian meminta penjual untuk mengembalikan kelebihan tersebut, biasanya melalui metode
pembayaran yang sulit dilacak setelah penjual mengembalikan uang tersebut, ternyata pembayaran awal dibatalkan atau menggunakan kartu kredit curian, sehingga penjual kehilangan barang dan uang .Jika pembayaran berlebih terjadi, selalu minta pembeli untuk
membatalkan transaksi dan melakukan pembayaran ulang dengan jumlah yang benar” tutur Edho

Selanjutnya pada sesi kelas public speaking yang diisi oleh Mira Sahid selaku Founder Kumpulan Emak Blogger sekaligus Wakil Ketua Umum Siberkreasi. Pada sesi ini peserta latih bagaimana public speaking yang baik dan apa saya yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan public speaking “ materi presentasi harus dipersiapkan dengan matang dan juga dikuasai dengan baik kemudian menampilan juga termasuk yang harus diperhatikan ketika akan melakukan public speaking selain itu body language harus lebih menyakinkan dengan melakukan kontak mata kepada para audience” jelas Mira

Sesi terakhir adalah kelas Podcast yang diisi oleh Tyo Prasetyo Utomo selaku Co-founder Box2Box Podcast Network. Pada kelas ini peserta dilatih agar dapat menggunakan perangkat podcast dan mempunyai teknik dasar dalam bersuara di podcast. “ Tiga teknik sederhana untuk
melatih suara pertama Intonasi adalah tekanan suara, tinggi rendah nada,kedua Artikulasi memperjelas setiap pengucapan.ketiga Volume yaitu mengatur suara agar tidak terlalu keras atau pelan. Kuncinya adalah pesan harus sampai ke pendengar dengan ketiga unsur tadi. Bukan bagus atau tidaknya kualitas suara”. Jelas Tyo

Kegiatan Pekan Literasi Digital merupakan salah satu upaya literasi digital untuk segmen masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Program Indonesia
Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024. (rht)