Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Melambat pada Semester II 2024

×

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Melambat pada Semester II 2024

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi.

StockReview.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II-2024 diperkirakan akan melambat jika dibandingkan dengan semester I-2024. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyampaikan bahwa hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk musiman Ramadan dan Lebaran yang sebelumnya mendorong peningkatan belanja rumah tangga.

“Selain itu, belanja pemerintah terkait kegiatan Pemilu juga meningkat,” ungkap Josua dalam wawancara. Meskipun diprediksi melambat, ia mencatat bahwa pola belanja pemerintah cenderung meningkat pada kuartal IV setiap tahunnya, sehingga ada harapan kontribusi dari belanja pemerintah terhadap perekonomian pada kuartal tersebut.

Josua memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 akan berkisar antara 5,0% hingga 5,1%. Meskipun ada penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2024, yang turun menjadi 123,5 dari 124,4 bulan sebelumnya, ia menekankan bahwa penurunan tersebut tidak serta merta mencerminkan penurunan daya beli masyarakat.

“Penurunan IKK pada bulan September tidak menunjukkan tren menurun yang konsisten, karena terdapat peningkatan pada Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dalam lima bulan terakhir,” jelasnya. Ia juga menyebut bahwa penghasilan responden mengalami peningkatan dibandingkan akhir tahun lalu.

Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, Josua menyarankan beberapa langkah strategis bagi pemerintah. Pertama, akselerasi belanja, terutama belanja produktif, harus diutamakan melalui program-program yang mendukung penciptaan lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Selain itu, mendorong subsidi harga barang kebutuhan pokok dan insentif pajak untuk usaha kecil dan menengah juga dapat membantu mengurangi tekanan biaya hidup. Pemerintah juga diharapkan memperluas cakupan bantuan sosial kepada kelompok rentan untuk menjaga konsumsi rumah tangga.

“Selain kebijakan fiskal, kebijakan moneter yang akomodatif, seperti penurunan suku bunga, juga dapat memberikan stimulus bagi perekonomian secara keseluruhan dengan mendukung peningkatan pinjaman dan investasi,” tutup Josua.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap dapat bertahan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di tengah tantangan yang ada.