Nasional

Pramono dan Rano Dorong Pendidikan Jakarta Fokus PPDB Transparan

×

Pramono dan Rano Dorong Pendidikan Jakarta Fokus PPDB Transparan

Sebarkan artikel ini

Pramono dan Rano dorong pendidikan kakarta fokus PPDB transparan ini merupakan program unggulan untuk membenahi sistem pendidikan di ibu kota.

SinarHarapan.id –  Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono dan Rano dorong pendidikan jakarta fokus PPDB transparan ini merupakan program unggulan untuk membenahi sistem pendidikan di ibu kota, termasuk perbaikan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) serta peningkatan kesejahteraan guru.

Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Soefijano, menilai bahwa sistem PPDB selama ini sering kali membuat orang tua murid kebingungan. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa perbaikan mendasar perlu dilakukan, terutama untuk menghindari polemik tahunan yang selalu terjadi pada proses PPDB. Di samping itu, ia berpendapat bahwa sistem yang lebih jelas akan mengurangi kebingungan masyarakat.

“PPDB harus lebih transparan agar tidak terjadi penyimpangan dan praktik pungutan liar. Sebagai langkah awal, orang tua dan masyarakat harus dilibatkan dalam memantau prosesnya,” ujar Totok kepada wartawan baru-baru ini. Dengan keterlibatan yang lebih besar, lanjutnya, akan semakin mudah bagi publik untuk memahami sistem tersebut.

Transparansi dalam PPD

Selain masalah transparansi dalam PPDB, Totok juga menekankan pentingnya pembinaan karir dan profesionalisme guru, yang menurutnya masih kurang diperhatikan. Menurut Totok, “Soal guru dan pembinaan profesi mereka juga masih banyak yang perlu diperbaiki.” Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kesejahteraan guru harus menjadi perhatian serius. Jika tidak segera ditangani, lanjutnya, kualitas pendidikan dapat terpengaruh.

Secara keseluruhan, Totok berharap adanya perbaikan yang signifikan, baik dalam sistem PPDB maupun dalam hal kesejahteraan guru. Dengan perbaikan ini, ia yakin pendidikan di Jakarta akan semakin berkualitas dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

<yoastmark class=

Menurut Totok, sektor pendidikan memang harus dijadikan prioritas utama terutama berkaitan dengan program menuntaskan program wajib belajar 12 tahun bagi seluruh masyarakat  melalui peningkatan kapasitas sekolah negeri dan swasta.

Karena itu, langkah Pramono dngan menyediakan beasiswa melalui Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang berlaku hingga mahasiswa menyelesaikan kuliah, dinilai sebagai langkah maju, asal benar benar mampu diterapkan.

Selain itu, juga harus diselesaikan masalah gaji guru di Jakarta, yang masih timpang. Akan lebih baik disesuaikan gaji guru dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta.

Baca Juga: Kemenparekraf kenalkan Produk Ekonomi Kreatif Lokal Subsektor Musik Melalui Aksilarasi 2024

“Ini dianggap penting untuk meningkatkan motivasi dan kinerja para tenaga pendidik,” ujar Totok. Di sisi lain, langkah Pramono-Rano yang menyoroti kesejahteraan guru pun tentu menjadi pekerjaan rumah ke depannya. Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa langkah paslon nomor urut 3 yang ingin membenahi kesejahteraan guru harus benar-benar didukung masyarakat.

“Tentu harus disuport, namun tinggal nanti realisasinya, apakah program-program itu dijalankan seutuhnya. Jangan sampai, langkah ini hanya menjadi sekadar jargon,” kata Totok.

Peningkatan Kesejahteraan Guru

Sebagai informasi, dalam kampanyenya, Pramono berkomitmen untuk menjamin pendidikan inklusif dan memperkuat peran Unit Layanan Disabilitas (ULD) di Jakarta. Lebih spesifik lagi, mereka berjanji memberikan pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik agar lebih siap dalam menangani siswa penyandang disabilitas.

“Dengan pelatihan yang tepat, layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus dapat ditingkatkan secara signifikan,” ujar Pramono dalam salah satu kampanyenya.

Selain itu, Pramono-Rano juga menawarkan beasiswa untuk guru serta dosen, termasuk beasiswa program magister serta doktoral, serta pelatihan bersertifikat. Harapannya, langkah ini dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga pendidik di Jakarta, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih baik dalam membentuk generasi penerus.

Menurut data terbaru, Dinas Pendidikan DKI Jakarta melaporkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 1,1 juta siswa yang terdaftar di sekolah-sekolah di Jakarta, baik negeri maupun swasta. Dari angka tersebut, menariknya, sekitar 75% berada di sekolah negeri, sementara sisanya menempuh pendidikan di sekolah swasta.

Meski demikian, masalah akses dan kualitas pendidikan masih menjadi tantangan utama, terutama bagi siswa dari keluarga berpenghasilan rendah.