Ekonomi

Rosan: Konsisten Jalankan Hilirisasi, Investasi Terus Tumbuh

×

Rosan: Konsisten Jalankan Hilirisasi, Investasi Terus Tumbuh

Sebarkan artikel ini

Hilirisasi konsisten diterapkan oleh pemerintah jadi kunci untuk mendorong pertumbuhan investasi karena meningkatkan nilai tambah produk serta menciptakan lapangan kerja.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani (Foto: bkpm.go.id)

SinarHarapan.id – Realisasi investasi pada triwulan III 2024 sangat dipengaruhi oleh kebijakan hilirisasi.

Demikian pernyataan Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, kepada media di Jakarta, Rabu (16/4/2024).

Hilirisasi konsisten diterapkan oleh pemerintah.

Ini kunci untuk mendorong pertumbuhan investasi karena meningkatkan nilai tambah produk serta menciptakan lapangan kerja.

“Hilirisasi berperan penting dalam meningkatkan investasi di Indonesia, terutama memberikan nilai tambah pada produk dan menciptakan peluang kerja,” ujar Rosan.

Hal ini disampaikan Rosan dalam konferensi pers terkait Realisasi Investasi Triwulan III 2024 dan pencapaian investasi selama 10 tahun pemerintahan Jokowi di Jakarta.

Selama triwulan III 2024, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp431,48 triliun.

Realisasi ini meningkat 15,24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sektor hilirisasi menyumbang Rp91,51 triliun atau 21,2% dari total investasi tersebut.

Selain mendukung 26,15% dari target investasi 2024, angka tersebut juga berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 650.172 orang.

“Kami melihat bahwa kontribusi hilirisasi ini selalu stabil, dengan angka di atas 20% setiap triwulan, tahunan, bahkan lima tahunan,” katanya.

“Ini menunjukkan bahwa kebijakan hilirisasi yang dijalankan Presiden Joko Widodo memberikan dampak positif,” tambah Rosan.

Pada triwulan III, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) meningkat 11,62% dari Rp178,20 triliun menjadi Rp198,83 triliun.

Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) naik 18,55% dari Rp196,20 triliun menjadi Rp232,65 triliun.

Kontribusi PMA mencapai 53,92%. Lima negara PMA terbesar adalah Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Dari sisi sektor usaha, investasi terbesar berasal dari Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi, disusul Industri Logam Dasar.

Diikuti, Pertambangan, Industri Kimia dan Farmasi, serta Industri Makanan.

Sepanjang periode Januari-September 2024, realisasi investasi kumulatif menunjukkan kinerja positif.

Hingga akhir September, investasi telah mencapai Rp1.261 triliun atau 76,4% dari target akhir tahun yang sebesar Rp1.650 triliun.

Hilirisasi berkontribusi Rp272,91 triliun atau 21,6% dari total investasi dalam periode ini, dengan investasi di luar Jawa mencapai Rp635 triliun.

Selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, investasi mencapai Rp9.117,4 triliun dan menyerap 13.836.775 tenaga kerja.

Ini melampaui target Renstra Kementerian Investasi, mencerminkan keberhasilan kebijakan yang menciptakan iklim investasi yang stabil.

“Stabilitas ekonomi dan politik dalam 10 tahun terakhir telah meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia,” ujar Rosan.

“Investasi adalah komitmen jangka panjang, sehingga stabilitas sangat penting,” kata Rosan lagi.

Sektor manufaktur juga terus berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, dengan pertumbuhan 15,5% selama dekade terakhir.

Ini menjadikannya penggerak utama ekonomi nasional.

Fokus ke depan adalah memperkuat sektor ini untuk meningkatkan kontribusinya terhadap investasi dan lapangan kerja. (Kementerian Investasi/BKPM/ABD)