Nasional

Prediksi Kabinet, Pentingnya Data dan ‘Oposisi Rakyat’

×

Prediksi Kabinet, Pentingnya Data dan ‘Oposisi Rakyat’

Sebarkan artikel ini

Gemoy

Bambang Haryanto, pemerhati politik dan digital, bicara tentando Kabinet Merah Putih. (Dok/SH.ID)

SinarHarapan.id – Zaken Kabinet yang diakui sendiri berpostur “gemoy” oleh Presiden Prabowo di Rapat Paripurna Kabinet untuk pertama kalinya itu memang perlu tanggapan, ditengah pertanyaan efesiensi dan efektifitas pemerintahan,

“Saya sependapat dengan Presiden, jika kabinet mampu mencegah kebocoran, memangkas anggaran seremonial dan kegiatan yang tidak penting, serta fokus pada bidang kerja dan tupoksinya, jika tujuanya pada hasil akhir, Kabinet masih tetap bisa efektif. Sekalipun persoalan konsolidasi penyesuaian nomenklatur dan koordinasi antar pejabat dari kekuatan politik yang berbeda tampaknya masih butuh waktu dan penyesuaian, dan tidak akan serta-merta juga mengikis tudingan sekedar bagi-bagi kekuasaan. Kita masih perlu waktu untuk mencermati,” ungkap Bambang Haryanto membuka tanggapan percakapan.

“Menurut saya,” kata Bambang, “Prabowo ingin mengedepankan stabilitas dengan cara baru, Beliau mengedepankan mekanisme dengan cara demokrasi. Menampung agregasi kepentingan partai politik dengan cara memberi kesempatan bersama untuk membangun pemerintahaan menuju cita-cita kesejahteraan dan kemajuan rakyat dan bangsa,”

“Meskipun terasa aneh, Kalau saya perhatikan, meski PDI-P “tidak masuk” dalam kabinet, tapi kehadiran sosok Menkopolkam dan Jaksa Agung walau dianggap bukan Kader, setidaknya itu cara Prabowo menghargai PDIP, sekaligus disisi lain menghargai Jokowi,”

“Tantanganya adalah, bukan saja mengharmoniskan kepentingan kutub partai yang berbeda, tidak dipungkiri blok Jokowi dan Megawati disisi lain, adalah faktor berpengaruh yang juga harus dikelola”

‘’Buat saya, Pemerintahaan akan efektif jika Prabowo mampu menjadi Pemimpin yang mampu mengelola dan mengharmonikan hal-hal tersebut justru sebagai kekuatan, dan jangan lupa untuk berhasil Prabowo perlu dua alat lagi, yakni pengelolaan Big Data, karena negara begitu besar mengeluarkan anggaran untuk aplikasi dan digitalisasi selama ini, tapi data masih belum bisa dikonsolidasikan sebagai alat mengambil keputusan dan akselerasi capaian, menjadi idle karena beberapa faktor alasan dan tercecer dimana-mana. Keputusan yang akurat dan Presisi harus bermula dan menggunakan data,” ujarnya

Bambang juga menjelaskan kalau faktor lain, cara pendekatan Prabowo adalah perlunya ‘’Oposisi Rakyat” sebagai watch dog karena bagaimanapun, kabinet Merah Putih dari banyak partai, harus dikritisi, apakah tujuanya sudah presisi untuk kepentingan rakyat dan bangsa atau belum, dan ‘’Oposisi Rakyat” ini adalah murni karena keperluanya untuk mengontrol kekuasaan melalui parameter capaian kinerja kabinet, sekaligus alat bukti dan koreksi untuk partai berasal, bahwa apa yang dilakukannya saat ini bukan upaya hegemoni, bahkan menciptakan oligarki.

Sejujurnya dari mulai proses pemanggilan calon anggota kabinet, pidato pelantikan di Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat, arahan sidang paripurna kabinet, dan pada kesempatan lain,

“Presiden Prabowo mendapat tanggapan positif, upaya Good Corporate Governance cukup berhasil, dan antara lainnya untuk hal; komitmen untuk anti korupsi, kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Ini yang harus kita kawal” Tutur Bambang Haryanto, pemerhati politik dan digital.

”Saya percaya Beliau tegas dan berani untuk memulai jalan yang berbeda, dan model Reshuffle ditengah jalan masih berlaku di Kabinet Merah Putih,” Pungkas Bambang.