SinarHarapan.id-WWF-Indonesia dan PT Indonesia Epson Industry meluncurkan inisiatif “Pohon untuk Kehidupan”.
Sebuah program restorasi hutan berbasis masyarakat di Sebangau-Katingan, Kalimantan Tengah.
Program ini bertujuan untuk memulihkan hutan yang terdegradasi seluas 2,35 juta hektar serta mendukung mata pencaharian masyarakat setempat.
Komitmen PT Indonesia Epson Industry dalam upaya keberlanjutan lingkungan, dengan target penanaman 200.000 pohon di lahan seluas 300 hektar selama tiga tahun.
Baca juga : Dua Proyektor Terbaru Epson Capai TKDN Hingga 53 Persen
Program ini berfokus pada pelestarian habitat flora dan fauna endemik, termasuk orangutan Kalimantan.
Selain itu juga pemberdayaan masyarakat lokal yang akan terlibat langsung dalam pengelolaan area hutan.
Dewi Lestari Yani Rizki, Direktur Konservasi WWF-Indonesia, menekankan pentingnya restorasi Lanskap Sebangau-Katingan (SEKA).
SEKA untuk memperbaiki biodiversitas, mendukung kehidupan masyarakat lokal, dan mengurangi dampak perubahan iklim.
“Penanaman pohon adalah salah satu solusi untuk pemulihan lanskap hutan. Kolaborasi ini bagus untuk menjaga ekosistem,” ujar Dewi.
Sebagai area yang menghadapi ancaman degradasi dari berbagai kegiatan manusia, lanskap ini adalah rumah bagi orangutan Kalimantan dan spesies endemik lainnya.
Dengan menciptakan koridor alami, inisiatif ini membantu memulihkan habitat penting dan memungkinkan satwa liar berpindah dan berkembang dengan aman.
Emile Pattiwael, Presiden Direktur PT Indonesia Epson Industry, menyatakan bahwa keberlanjutan adalah bagian dari identitas Epson.
Hal tersebut tercermin dalam teknologi bebas panas yang hemat energi dan beremisi rendah, serta upaya Epson dalam mengurangi plastik sekali pakai.
Baca juga : Epson Indonesia Luncurkan Printer Seri SureColor Untuk Beragam Industri
Epson berharap inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat ekologis tetapi juga mendukung ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Program “Pohon untuk Kehidupan” membawa dampak positif dengan mengurangi risiko bencana alam.
Seperti banjir, meningkatkan kualitas air tanah, dan menyimpan karbon untuk mengurangi perubahan iklim.
Pendekatan berbasis komunitas ini juga mengintegrasikan pelatihan keterampilan agroforestri untuk menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Inisiatif ini diharapkan memberikan perubahan positif bagi ekosistem hutan Sebangau-Katingan, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menjadi langkah penting menuju masa depan yang berkelanjutan.
