SinarHarapan.id – Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kasan, menegaskan fokus utama Renstra Bappebti 2025–2029. Prioritas utamanya adalah pembentukan harga komoditas melalui mekanisme Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK).
“Pembentukan harga komoditas PBK adalah sasaran strategis Bappebti. Hal ini dijabarkan dalam lima prioritas penguatan,” kata Kasan.
Lima Prioritas Strategis Bappebti
Terwujudnya pembentukan harga komoditas PBK tersebut, menurut Kasan, merupakan sasaran strategis Bappebti yang dijabarkan di dalam lima prioritas penguatan.
Pertama, swasembada pangan. Fokus pada pengembangan Bursa CPO, kontrak berjangka, dan sinergi Sistem Resi Gudang (SRG) untuk menjaga pangan.
Baca Juga: Mendag Sosialisasikan Aturan Baru Perdagangan Antarpulau
Kedua, swasembada energi
Penguatan kontrak Renewable Energy Certificate (REC) di Bursa Berjangka sebagai pendukung energi terbarukan.
Ketiga, hilirisasi produk
Pengembangan kontrak komoditas nikel dan emas serta perdagangan fisik berbasis digital.
Keempat, penguatan Regulasi dan Pengawasan
Meliputi pengawasan hukum, peningkatan literasi, dan penguatan regulasi PBK, SRG, serta Pasar Lelang Komoditas (PLK).
Kelima, penguatan Tata Kelola dan SDM
Termasuk integrasi sistem layanan, efisiensi kerja, dan pengelolaan APBN yang baik.
Komitmen Bappebti
Bappebti juga akan meninjau Peraturan Badan Pengawas PBK secara berkala untuk mendukung pengembangan pasar.
“Kami memastikan arah kebijakan sesuai visi Presiden RI Prabowo Subianto. Kami mendorong diversifikasi komoditas PBK,” tambah Kasan.
Sinergi untuk Ketahanan Ekonomi
Kepala Biro PBK Tirta Karma Senjaya menekankan pentingnya pengembangan komoditas unggulan baru.
“Kami berharap peran aktif Self Regulatory Organizations (SRO) dalam pengembangan dan edukasi pasar,” ujar Tirta.
Heryono Hadi Prasetyo, Kepala Biro SRG dan PLK, menyebut integrasi SRG dan PLK penting untuk efisiensi dan stabilitas pangan.
“Kolaborasi semua pihak sangat penting untuk mendukung program prioritas nasional,” pungkas Heryono.