SinarHarapan.id-ITSEC Asia umumkan hasil RUPST dan Paparan Publik Tahunan pada 23 Mei 2025 di Jakarta.
Joseph Edi Hut Lumban Gaol diberhentikan dengan hormat dari posisi Presiden Direktur.
Kemudian, Patrick Rudolf Dannacher menjabat sebagai Presiden Direktur baru ITSEC Asia.
Dan Richardus Eko Indrajit menjadi Presiden Komisaris menggantikan jajaran sebelumnya.
Restrukturisasi ini bertujuan memperkuat organisasi dan mempercepat ekspansi global ITSEC Asia.
Karena itu, struktur baru memiliki konsep lebih adaptif dan lincah dalam menghadapi tantangan industri keamanan siber.
ITSEC Asia percaya kepemimpinan global akan memperkuat daya saing internasionalnya.
Pada kuartal I 2025, ITSEC Asia catat pendapatan naik 176% YoY menjadi Rp135,4 miliar.
Sedangkan margin laba kotor melonjak dari 22% menjadi 54% daripada tahun sebelumnya.
Sementara itu, perusahaan berhasil berbalik dari rugi menjadi laba operasional Rp40,7 miliar pada kuartal I 2025.
Laba bersih tercatat Rp34,9 miliar pada kuartal I 2025, menunjukkan kinerja positif.
RUPST memutuskan laba ditahan, tanpa pembagian dividen untuk memperkuat posisi keuangan.
Patrick menyatakan restrukturisasi wujud komitmen membangun organisasi tangguh dan siap bersaing global.
Fokus utama adalah inovasi, ekspansi internasional, dan pengembangan SDM melalui ITSEC Cyber Academy.
Langkah ini memiliki proyeksi menciptakan pertumbuhan berkelanjutan di tengah dinamika geopolitik global.
Tahun 2024, ITSEC Asia memperluas jaringan global dengan membuka kantor cabang di Mauritius.
ITSEC Cyber Academy resmi meluncur sebagai anak usaha untuk pelatihan siber bersertifikasi internasional.
Perusahaan siapkan strategi adaptif hadapi pengetatan anggaran publik dan regulasi keamanan siber mendatang.
Susunan Pengurus Perseroan:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Richardus Eko Indrajit
Komisaris Independen : Agustinus Nicholas L. Tobing
Komisaris : Andri Hutama Putra
Direksi
Presiden Direktur : Patrick Rudolf Dannacher
Wakil Presiden Direktur : Marek Bialoglowy
Direktur : Eko Prasudi Widianto, Bima Kurniawan, Bambang Susilo dan Doni Mora