SinarHarapan.id – Bucharest terasa berbeda pada Kamis (18/9) malam. Aula resepsi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rumania yang biasanya formal mendadak berubah menjadi ruang penuh warna dan irama. Resepsi diplomatik peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia itu disulap menjadi “Malam Indonesia”, panggung kecil yang merayakan persahabatan lintas bangsa melalui budaya, kuliner, dan musik.
Duta Besar RI untuk Rumania merangkap Moldova, Meidyatama Suryodiningrat, membuka acara dengan pesan sederhana namun kuat: persatuan dalam keberagaman. “Misi Indonesia adalah menjalin hubungan melalui diplomasi budaya, keterlibatan antarmasyarakat, serta kerja sama politik dan ekonomi. Seperti disampaikan Presiden Prabowo Subianto, seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,” ucapnya.
Simbol kebersamaan itu kian terasa saat Dubes Meidyatama memotong tumpeng nasi kuning. Potongan pertama ia serahkan kepada tamu kehormatan, Secretary of State for Strategic and Global Affairs Kementerian Luar Negeri Rumania, Ana Cristina Tinca.
Baca Juga: Dubes RI dan Negara OKI di Rumania Gelar Aksi Solidaritas Palestina
Diplomasi Melalui Budaya
Malam itu, tamu-tamu dari korps diplomatik, pejabat Rumania, kalangan bisnis, akademisi, hingga diaspora Indonesia larut dalam keragaman seni Nusantara. Tari Piring dan Tari Jaipong yang dibawakan Sanggar Tari Artina memikat hadirin dengan gerak lincah dan makna filosofisnya.
Tak kalah menarik, alunan angklung dari kelompok Manshur Angklung menghadirkan medley lagu daerah Indonesia yang berpadu dengan Ode to Joy, himne Eropa. Suasana semakin akrab ketika para tamu dipersilakan memegang angklung dan bersama-sama memainkan “Can’t Help Falling in Love” hingga “We Are the Champions.” Tawa dan tepuk tangan pecah, menghapus sekat formalitas diplomatik.
Kolaborasi dan Harapan
Dalam pidatonya, Ana Cristina Tinca menekankan potensi besar kerja sama kedua negara. Menurutnya, Rumania memiliki keunggulan di bidang pertanian, teknologi, dan energi terbarukan, sementara Indonesia menonjol dalam pertanian, industri digital, dan manufaktur. “Dengan memfokuskan kerja sama pada sektor-sektor ini, kita dapat memiliki gambaran nyata mengenai potensi besar yang dapat diwujudkan oleh kedua negara di masa depan,” ujarnya.
Pesan itu diperkuat dengan pameran batik dan peragaan membatik dari Batik House Indonesia. Para tamu tampak antusias menyaksikan keindahan motif batik sekaligus teknik pembuatannya.
Rasa yang Menyatukan
Budaya Indonesia tak hanya hadir lewat panggung dan kain. Di sudut ruangan, aroma sate Padang, sup tekwan, hingga pastel dan putu ayu membuat undangan berbondong ke meja hidangan. Keripik bawang renyah jadi teman obrolan ringan, menambah kehangatan malam. Tayangan visual tentang Indonesia dan hubungan Indonesia-Rumania melengkapi pengalaman indera, memberi gambaran utuh tentang negeri tropis yang jauh namun terasa dekat.
Tiga Tonggak Bersejarah
Resepsi diplomatik ini bukan sekadar perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Tahun 2025 menandai tiga tonggak sejarah: HUT ke-80 RI, 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rumania, dan 70 tahun Konferensi Asia Afrika.
Hadir di antara para undangan adalah Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Rumania-Indonesia Alexandra Presura, Ketua Mahkamah Konstitusi Rumania Simina Elena Tanasescu, serta sahabat-sahabat Indonesia dari berbagai kalangan. Turut hadir pula Konsul Kehormatan RI di Constanta dan Atase Pertahanan RI di Beograd, Serbia, Kolonel Cpl. Budi Alamsyah.
Malam itu, Indonesia bukan hanya dipresentasikan melalui simbol-simbol resmi negara, tetapi juga lewat rasa, gerak, dan nada. Diplomasi menjadi hangat, akrab, dan hidup. Seperti tumpeng yang dipotong dan dibagi bersama, persahabatan Indonesia-Rumania pun dirayakan dalam kebersamaan.