Nasional

Kemendikdasmen Dukung Penuh Inisiatif Kembalikan Aktivitas Menulis Tangan di Sekolah

×

Kemendikdasmen Dukung Penuh Inisiatif Kembalikan Aktivitas Menulis Tangan di Sekolah

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id-Presiden Prabowo Subianto meminta Kemendikbudristek kembalikan pelajaran menulis tangan. Ia meminta Kemenkeu sediakan buku tulis gratis untuk siswa. Instruksi ini ia sampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna.

Riset kolaborasi Atma Jaya, SiDU, dan Majalah CIA membuktikan manfaatnya. Studi ini melibatkan 2.293 siswa kelas 4 dan 5 SD. Sebanyak 81% partisipan mengalami peningkatan literasi signifikan.

Ketua Peneliti Dr. Murniati Agustian menjelaskan temuan ini. Menulis tangan melatih kemampuan kognitif anak. Aktivitas ini membantu pemahaman bacaan dan daya ingat.(30/10)

Head of Marketing SiDU Arif Darmawan menyoroti hal serupa. Menulis tangan melatih critical thinking dan problem solving. Sayangnya, masih sedikit penelitian yang mengkaji dampaknya.

Program ‘Ayo Menulis SiDU’ telah berjalan sejak tahun 2017. Inisiatif ini menyediakan pelatihan dan lomba menulis untuk siswa. Mereka juga menyediakan modul menulis untuk para guru.

Kemendikbudristek menyambut baik hasil penelitian ini. Kebijakan ini sejalan dengan upaya mengembalikan esensi belajar bermakna. Pemerintah mendukung penuh inisiatif tersebut.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga mengapresiasi riset ini. Mereka menyatakan hasil studi ini bisa menjadi rujukan pembiasaan literasi. Instruksi ini sejalan dengan SE tentang pembentukan karakter.

Majalah CIA berperan sebagai mitra media dalam penelitian. Mereka menyebarluaskan pesan literasi melalui konten inspiratif. Tujuannya, menumbuhkan semangat menulis dari budaya membaca.

Peluncuran hasil riset ini jadi momentum penting bagi dunia pendidikan. Mereka merefleksikan kembali makna literasi di era digital. Menulis tangan memperkuat hubungan pikiran, emosi, dan tindakan.

Riset ini menegaskan menulis tangan bukan aktivitas usang. Praktik ini justru jadi fondasi literasi di tengah gempuran digital. Aktivitas tradisional ini membentuk daya pikir dan kreativitas anak.