SinarHarapan.id – Pemerintah daerah menghadapi tekanan fiskal baru menjelang tahun anggaran 2026. Dalam Rancangan APBN 2026 yang diumumkan Agustus lalu, pemerintah pusat menurunkan alokasi Transfer ke Daerah (TKD) menjadi Rp650 triliun, atau turun 29,3 persen dari realisasi APBN 2025 sebesar Rp919,87 triliun. Angka ini merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir.
Penurunan tersebut memicu keberatan dari para kepala daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Menanggapi protes tersebut, Kementerian Keuangan kemudian menambah alokasi TKD sebesar Rp43 triliun sehingga total pagu meningkat menjadi Rp693 triliun. Meski demikian, tekanan terhadap kemampuan fiskal daerah belum sepenuhnya mereda.
Ketergantungan yang tinggi menjadi persoalan utama. Berdasarkan data keuangan daerah tahun 2025 dari 93 kota di Indonesia—di luar DKI Jakarta, rata-rata 65,57 persen pendapatan daerah masih bersumber dari TKD. Di kota-kota di luar Jawa, ketergantungan itu bahkan mencapai 80–90 persen. Kota Tual di Maluku menjadi salah satu contoh ekstrem, dengan 92 persen pendapatannya bergantung pada transfer dari pusat.
Situasi tersebut menegaskan perlunya pemerintah daerah memperkuat kemampuan fiskal mandiri melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kreativitas dan inovasi kebijakan menjadi kunci, terutama di tengah terbatasnya ruang fiskal pusat.
Gagasan ini mengemuka dalam SUAR Roundtable Decision bertema “Mendorong Peningkatan PAD Kota” yang digelar Suar.id bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Kamis (11/12/2025) di Jakarta.
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto membuka diskusi yang dihadiri antara lain Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Apeksi 2025–2030 Eri Cahyadi; Kepala Bapenda Kota Malang Handi Priyanto; Penasihat PHRI Yozua Makes; Direktur Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kemenkeu Lydia Kurniawati Christyana; serta peneliti LPEM UI Riatu Mariatul Qibthiyyah. Founder sekaligus Pemimpin Redaksi Suar.id, Sutta Dharmasaputra, bertindak sebagai moderator.
Forum tersebut diharapkan menjadi ruang untuk mengurai persoalan fiskal daerah secara lugas sekaligus merumuskan langkah konkret guna memperkuat kemandirian pendapatan daerah di masa mendatang.
Tentang SUAR
Suar.id merupakan media berlangganan berbasis di Jakarta yang didirikan enam profesional di bidang jurnalisme dan korporasi. SUAR menyajikan viewsletter eksklusif bagi para pengambil keputusan di sektor usaha, dengan sembilan perspektif strategis yang meliputi ekonomi, politik, lingkungan, hingga peran pelaku usaha dan tokoh masyarakat.
Produk utamanya meliputi Weekday Bright Viewsletter dan Weekend Bright, yang menyajikan rangkuman harian dan refleksi akhir pekan. Selain itu, SUAR Insight memberikan laporan mingguan mendalam, sementara SUAR Forum menjadi ruang dialog eksklusif antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat sipil.




