Gaya Hidup

Unilever Indonesia dan Komunitas Sudah Dong Luncurkan E-booklet Anti Bullying

×

Unilever Indonesia dan Komunitas Sudah Dong Luncurkan E-booklet Anti Bullying

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id-Mencegah aksi bullying sekaligus menyetarakan hak setiap orang diperlukan aksi, sikap dan tindakan bersama.

Bersama komunitas anti-bullying Sudah Dong, Unilever Indonesia meluncurkan e-booklet bertajuk “Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying” di tengah semangat peringatan Hari Toleransi Internasional 2022.

Panduan yang dapat diakses secara gratis ini ingin mendorong semangat dan komitmen masyarakat untuk memberikan fokus lebih dan melakukan aksi nyata melawan workplace bullying, serta merangkul semakin banyak perusahaan untuk memiliki sistem, struktur dan kepemimpinan yang berpihak pada anti-bullying.

Workplace bullying adalah perilaku yang mengganggu atau menyakiti kesehatan fisik dan mental seseorang dan dilakukan secara terus-menerus dalam bentuk kekerasan verbal, perilaku ofensif, ancaman, mempermalukan, mengintimidasi, hingga menyabotase suatu pekerjaan.

Jika dibiarkan, workplace bullying menjadi bentuk intoleransi dan diskriminasi yang membudaya, bahkan dinormalisasi di tempat kerja.

“Berpegang pada kode etik bernama Respect, Dignity & Fair Treatment (RDFT), kami menindak tegas perilaku menyinggung, mengintimidasi, atau menghina, termasuk segala bentuk pelecehan atau bullying atas dasar perbedaan ras, usia, peran, gender, agama, kondisi fisik, kelas sosial, hingga pandangan politik sekalipun.” jelas Kristy Nelwan, Head of Communication PT Unilever Indonesia, Tbk.(17/11/2022)

“Hari Toleransi Internasional 2022 menjadi momen yang tepat untuk membangkitkan kesadaran semua pihak untuk menciptakan dunia yang lebih toleran, termasuk mengenai masalah workplace bullying ke masyarakat yang lebih luas,” lanjut Kristy.

“The Deloitte Global 2022 Gen-Z and Millennial Survey” yang melibatkan 14.808 Gen-Z dan 8.412 milenial yang tersebar di 46 negara memperlihatkan bahwa 46% milenial dan Gen-Z di posisi senior memilih untuk menolak pekerjaan di lingkungan yang bertentangan dengan kode etik yang mereka pegang.

Tantri Arihta Sitepu, Volunteer dari komunitas Sudah Dong menanggapi, “Tindakan workplace bullying sebenarnya dapat dicegah, antara lain dengan cara membangun relasi yang baik dengan rekan-rekan kantor, yang tentu saja membutuhkan personal effort sehingga kita paling tidak bisa mengetahui personal interest masing-masing; menggali prinsip personal satu sama lain melalui percakapan sehari-hari; tidak memaksakan prinsip personal kita pada orang lain; berkomunikasi dengan jelas tentang apa yang kita suka atau tidak suka dengan kata-kata yang santun; hingga memahami bahwa kita tidak mungkin bekerja sendiri. Dengan melakukan hal-hal tersebut, secara langsung kita sedang bertoleransi. Saat kita memahami apa yang menjadi batasan-batasan pribadi orang lain, maka respect pun terbangun. Akhirnya, diharapkan tidak ada bullying di antara rekan kerja di lingkungan kantor.”

Melalui kolaborasi e-booklet berjudul “Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying”, Unilever Indonesia dan Sudah Dong menjabarkan pemahaman mengenai workplace bullying; cara mengidentifikasi tindakan workplace bullying; hal yang harus dilakukan saat menjadi korban maupun saksi workplace bullying; panduan bagi perusahaan untuk menegakkan komitmen anti-bullying di lingkungan kerja; hingga contoh best practice yang dapat dilakukan perusahaan dalam mencegah dan menindak tindakan workplace bullying.

Tidak hanya informasi satu arah, terdapat pula games interaktif yang dapat menjadi bahan evaluasi untuk melihat di mana posisi kita saat workplace bullying terjadi di sekitar kita.

E-booklet ini dapat diakses publik secara gratis melalui situs http://www.sudahdong.com/buku-panduan/ dan akan disebarluaskan ke berbagai pihak guna meningkatkan awareness dan menegakkan berbagai kebijakan yang konkret terkait workplace bullying.

Tidak hanya itu, Unilever Indonesia juga secara berkelanjutan menyuarakan pentingnya toleransi melalui program kampanye dan aktivasi internal, seperti kampanye Pentas (Permen Integritas) yang secara kreatif memberikan rasa aman dan nyaman pada karyawan untuk proaktif bersuara terhadap potensi pelanggaran kode etik, diskriminasi dan stigma di sekitar mereka.

Ada pula program ‘Ruang Inklusif’ yang dilaksanakan dalam kemitraan dengan komunitas Toleransi.id.

Program ini berbentuk rangkaian dialog bersama sejumlah tokoh inspiratif seperti Lanny Siswandi (Founder Sambal Bu Rudy), Ustaz Arif Nuh Safri (Pemuka Agama, Pengajar & Penggerak Inklusi), Eniya Listiani Dewi (Profesor Riset BRIN-Bidang Teknologi Proses Elektrokimia, President Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy), Adam Abednego (Co-Founder Menjadi Manusia & Penyintas Bipolar) dan Stevano Ryan Oliver Yap (Penerima Program Beasiswa “Unilead”, beasiswa penuh dari Unilever Indonesia bagi lima penyandang disabilitas) yang berbagi kisah hidup, pengalaman dan stigma yang pernah mereka alami.

Sebanyak lebih dari 100 karyawan Unilever dari seluruh Indonesia berpartisipasi aktif dalam dialog yang digelar secara hybrid ini.