Gaya Hidup

Access Bars, Terapi Relaxsasi Pikiran Yang Telah Tersedia di 178 Negara

×

Access Bars, Terapi Relaxsasi Pikiran Yang Telah Tersedia di 178 Negara

Sebarkan artikel ini
Access Bars saat ini telah dipraktikkan di 178 negara di seluruh dunia, digunakan sebagai alat yang kuat dan pragmatis oleh keluarga, sekolah, bisnis, atlet, bangsal penjara, psikolog, seniman, dan banyak lagi.(SH.id/Red/I)
Access Bars saat ini telah dipraktikkan di 178 negara di seluruh dunia, digunakan sebagai alat yang kuat dan pragmatis oleh keluarga, sekolah, bisnis, atlet, bangsal penjara, psikolog, seniman, dan banyak lagi.(SH.id/Red/I)

SinarHarapan.id-Ketenangan pikiran, perasaan dan emosi menjadi kunci menjalani hidup dengan lebih baik.

Manajemen emosi dan masalah bisa menjadi solusi atasi tekanan hidup, kegelisahan, stres hingga depresi.

Kesemua ini bisa terjadi karena ketidakseimbangan menjalani peran hidup, target hingga tanggungjawab baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga.

Hal ini menyebabkan individu tersebut lebih mengurung diri, tertutup dan produktivitas dalam pekerjaan menjadi menurun.

Persoalan depresi menjadi perhatian seluruh dunia sejak lama. Berbagai metode diperkenalkan untuk mencegah gangguan psikologis itu.

Saat ini, berkembang satu metode yang digunakan untuk memberikan kemungkinan yang berbeda, yakni Access Bars dari Access Consciousness.

Access Bars saat ini telah dipraktikkan di 178 negara di seluruh dunia, digunakan sebagai alat yang kuat dan pragmatis oleh keluarga, sekolah, bisnis, atlet, bangsal penjara, psikolog, seniman, dan banyak lagi.

Sebuah metode terapi dengan memberikan sentuhan di 32 titik di kepala.

Dengan sentuhan itu, tubuh akan melepaskan pikiran, perasaan dan emosi yang mengganggu, sehingga akan membantu meredakan stres, merilis trauma dan depresi.

Cara kerja metode tersebut seperti meda elektromagnetik. Sentuhan pada 32 titik di bagian kepala bakal memicu pusat molekul atau sel manusia.

Fena Wijaya, sebagai Business and Life Coach, Access Bars dari Access Consciousness.(SH.id/Red)

“Apa yang terpendam selama ini di dalam tubuh, yang sebenarnya tidak diinginkan orang tersebut bisa dikeluarkan dan diubah menjadi hal-hal yang positif, bahkan bisa menjadi potensi diri dan lebih bisa menghargai hidup, menjaga dan melestarikan dunia beserta isinya,” kata Fena Wijaya yang dikenal sebagai Business and Life Coach sejak 2010 ini.(9/1/2023)

Dalam prakteknya, teknik ini dilakukan dengan cara sang klien diminta untuk berbaring secara rileks. Nantinya akan ada praktisi yang akan melakukan menyentuh dengan lembut 32 titik kepala selama beberapa saat.

“Kita, praktisi bars menyentuh titik tersebut dan client sendiri yang melepaskan pikiran, perasaan dan emosi atau hal yang tidak diinginkan orang tersebut” ungkap Fena, Certified Facilitator Aceess Consciousness.

32 titik tersebut mewakili hal yang berbeda-beda. Diantaranya ada yang berkaitan dengan keuangan, kreativitas, kebahagiaan, kesedihan, dan masih banyak lainnya. Dengan menyentuh ke 32 titik tersebut, tubuh klien secara otamatis akan merilis sendiri hal yang dirasa perlu oleh tubuhnya.

Fena 32 mewakili hal yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berkaitan dengan keuangan, kreativitas, kebahagiaan, kesedihan, dan masih banyak lainnya.
Fena Wijaya melakukan sentuhan ke 32 titik yang mewakili hal yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berkaitan dengan keuangan, kreativitas, kebahagiaan, kesedihan, dan masih banyak lainnya.(Sumber : Access Bars dari Access Consciousness)

“32 titik itu yang holistic di dalam area kehidupan kita. Core inti dari access consciousness ya di bars. Dan bahkan tanpa kata-kata, terilis, plong” ujar wanita yang sudah mendalami Access Bars sejak 2017.

Praktisi-praktisi bars hanya berfungsi sebagai mediator untuk tubuh klien. Sisanya, tubuh klien sendiri yang akan memutuskan apakah ingin melepaskan beban yang ada di dalam diri atau tidak.

“Ibarat kayak komputer filenya penuh nih. Setiap kali kita memasukan semua pemikiran, emosi, perasaan ke dalam tubuh. Tubuh nggak tahu cara merilisnya. Nah di sinilah tubuh punya kesempatan untuk merilis tanpa pikiran kita mengatur tubuh kita” imbuhnya.

Klien bars sama sekali tidak akan diminta atau dipaksa menggunakan pikirannya untuk mengeluarkan emosi, atau perasaannya. Melainkan kesadaran dan kecerdasan tubuhlah yang akan menentukan sendiri pilihan apakah akan membuang hal yang buruk atau tidak.

“Biar tubuh yang melepaskan sendiri. Kita sebagai praktisi tidak memberikan perintah kepada tubuh (klien). Bahkan kita tidak memposisikan ‘aku healing kamu’ tidak. Jadi kita benar-benar menghargai pilihan tubuh” jelasnya.

Respon yang didapatkan setiap orang yang menjalani sesi ini berbeda-beda. Ada yang merasakan berat di kepalanya, ada pula yang mengaku sempat merasakan sesak ketika bernafas. Pun ada yang merasa sangat rileks hingga tertidur.

Fena mengatakan respon tersebut dalam tubuh setiap orang berbeda.

Mereka selaku praktisi pun tidak menjanjikan hasil yang pasti, karena kemungkinannya adalah sangat berbeda di setiap klien.

Namun lanjut Fena, ada beberapa peserta yang telah merasakan hasil positifnya, seperti ada yang sembuh autoimunnya setelah mengikuti bars, bahkan sudah bisa semangat lagi dengan membuka usaha sebuah Cafe di Wonosobo. Ada juga yang kakinya sembuh setelah melewati beberapa bars, ada juga yang baru merasakan hasilnya setelah 3 bulan kemudian termasuk seorang ibu yang baru menyadari perubahan anaknya ke arah lebih baik yang sebelumnya mudah emosi dan susah diatur.

Fena mengatakan, meski masih terdengar asing, Access Bars sesungguhnya sudah cukup lama hadir di Indonesia. Metode Access Bars ini ditemukan dan dikembangkan oleh Gary Douglas Founder Access Consciousness pada tahun 1991.

“Saya tertarik mempelajari metode ini setelah menguasai bermacam macam metoda hipnoterapi,” imbuhnya.

Fena Wijaya pertama kali mengenal dan belajar tentang hipnoterapi dan menjadi terapis sejak tahun 2010, mempelajari banyak sekali modalitas termasuk NLP, coaching, energy healing dengan tujuan bagaimana membuat manusia menjadi lebih baik. Dan akhirnya menemukan teknik atau metode yang pragmatis dimana setiap orang dapat dengan mudah mempelajari teknik ini.

Hingga kini sudah terhimpun hingga 400-500 peserta bars dari pelbagai kota di tanah air, seperti di Jakarta, Medan, Batam, Dumai, Lampung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Madiun, Wonosobo dan lainnya.

Orang umum dapat mempelajari teknik Access Bars ini dalam 1 hari kelas dengan mendapat certificate international yang difasilitasi kelas ini oleh Fena Wijaya sebagai Facilitator Access Bars. Selain memberikan kelas Access Bars, Fena juga memfasilitasi banyak kelas-kelas dari Access Consciousness untuk kita menemukan kembali kemampuan, kekuatan dan potensi yang selama ini tidak kita sadari kalau kita memilikinya.

Untuk tarifnya sendiri, regular dan privat tarifnya bervariasi. Namun demikian Access Bars dari Access Consciousness kerap juga melakukan subsidi silang dengan memberikan layanan cuma-cuma ke beberapa kelompok keagamaan, kemasyarakatan dan lain-lain, ungkap Fena.

Access Bars dari Access Consciousness juga selalu memperbaharui layanan setiap tahunnya, mengikuti kebutuhan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat, pungkas Fena.