Aktor Tyo Pakusadewo bikin sekolah Akting di beri nama 'Petakilan' Foto: Rudolf Adji

SinarHarapan.id – Dunia perfilman tanah air saat ini sangat maju terlihat dari banyaknya film- film Indonesia bermunculan, dari berbagai genre dan pastinya banyak juga talenta-talenta muda yang punya kemampuan dan bakat akting.

Tentunya untuk bisa berakting dengan baik harus belajar gimana menjadi aktor yang baik dan bisa menjiwai peran yang dia dapatkan.

Pastinya harus sekolah akting atau belajar pada aktor yang sudah berpengalaman.

Salah satu aktor senior yang sudah malang melintang di dunia film Indonesia yaitu Tyo Pakusadewo mendirikan sekolah akting dengan nama Petakilan.

Kita patut memberi apresiasi tinggi kepada aktor Tyo Pakusadewo yang mau membuka sekolah akting ‘Petakilan’, yakni singkatan dari Pelatihan Taktis Ilmu Keaktoran.

Kini Petakilan sudah meluluskan sembilan anak didiknya dalam belajar akting dan untuk merayakan kelulusan mereka di adakanlah Petakilan Night bentuk penghargaan buat mereka yang sudah melalui banyak tahap dan proses belajar

Mereka tak hanya diajari akting, tapi juga psikologi, filsafat. dan materi pelajaran lainnya yang mendukung untuk dapat berkarir dalam dunia perfilman, baik sebagai aktor, sutradara maupun produser.
Para peserta yang lulus di Petakilan tersebut menjadi angkatan pertama atau Batch 1 di malam anugrah Petakilan Night melakukan inagurasi bagi peserta dengan mengadakan pertunjukan akting berupa penggalan adegan film ‘Ambyar’.

Zahra Macapagal (Ara)

Di mana dua peserta pelatihan, yakni Muhammad Hanief Aro Wibowo (Hanief) dan Zahra Macapagal (Ara) turut berakting dalam film bergenre drama horor serta supernatural horor produksi MAF World Puctures dan Bianglala Entertainment dan juga monolog, baca puisi dan pertunjukan tari.
“Berakit-rakit kita ke penghulu, berenang-renang kita ke tepian, bersakit-sakit kita dahulu, bersenang-senang kita kemudian,“ kata Tyo Pakusadewo mengawali sambutan dengan peribahasa, di Panggung Petakilan Night, di Vivacious Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (14/12/23) malam.

Lebih lanjut, Tyo menerangkan, bahwa ini adalah dialetik suatu bangsa yang ingin menjadi bangsa yang besar, yang tidak menyerah pada kehancuran. “Maka dari itu kalau kalian disini sekarang menghadapi kesulitan bersusah payah ingin mencapai mimpinya menjadi seorang aktor atau bagian terlibat dalam bagian industri film, sebagian digemblengnya disini,“ jelasnya.

Menurut Tyo, jadi kalau ada kesulitan atau kepedihan yang kalian rasakan kemarin itu nantinya mudah-mudahan akan berbuah hasil yang nyaman.
“Tapi harus dilalui dengan keseriusan, dilalui dengan pemahaman, bahwa ini adalah perjuangan yang kalian lakukan, ingat bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Sekarang rasanya sakit ya nggak apa-apa, terima saja!“ ujarnya.

Tyo menyampaikan kepada semua tamu yang hadir maupun keluarga dari yang belajar di Petakilan. “Dari mereka sudah ada dua orang yang terlibat dalam produksi film nasional yang berjudul ‘Ambar’, yaitu Hanief dan Ara. Satu lagi, Rifqi magang jadi astrada. Dan Tiara juga akan magang menjadi lineproduser di film yang lebih besar Bung Jenderal, “ ungkapnya mantap.

Harapan Tyo, mudah-mudahan semua peserta yang belajar di Petakilan tetap menjadi keluarga.
“Ingat pesanku, kalian meskipun cuma the seven samurai hari ini, kalian kan sembilan, yang dua lagi sibuk syuting, pokoknya lagi sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, “ Tyo menegaskan.

Tyo mengajak tamu maupun keluarga peserta Petakilan yang hadir untuk mendoakan kepada the Seven Samurai All Star Petakilan.
“Mari kita doakan bersama-sama, semoga mereka jadi orang yang mumpuni di bidangnya masing-masing, khususnya di dunia perfilman nasional, “ pungkas Tyo Pakusadewo optimis.

Tyo Pakusadewo bersama anak didiknya menunjukkan Piagam Tanda Lulus di Petakilan
Foto: Rudolf Adji

Sementara itu, Zahra Macapagal, salah satu peserta Petakilan Batch 1, menyampaikan, bahwa belajar di Petakilan, ia merasa punya keluarga baru. “Di sini semuanya kompak, tidak ada berantem-berantemnya, “ tuturnya tampak begitu haru.

Lebih lanjut, Ara, sapaan akrabnya, menerangkan, sebulan pelajaran di Petakilan tak terasa waktu berlalu sebulan penuh, karena hampir setiap hari berketemu. “Kita belajar dari Daddy Tyo, om Sunny (Cornelio Sunny -red) dan guru-guru lainnya juga, “ terangnya.

“Apapun yang diajarkan guru-guru di Petakilan bisa membawa kita semua menjadi pribadi lebih baik, dapat berakting sebaik mungkin dan penuh percaya diri,” tambah Ara.

Adapun, Hanief menyampaikan bahwa Petakilan adalah sebuah rumah yang sangat besar. “Karena bukan melatih kita belajar akting, kebersamaan keluarga banget, dan kita sama sama saling menjaga dan saling mensuport, “ ujarnya.

Hanief merasa belajar di Petakilan tak seperti sekolah, tapi seperti rumah. “Kita semua sudah seperti keluarga, “ pungkasnya sumringah. (atp)