SinarHarapan.id – Wakil Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi ASEAN, Satvinder Singh, Duta Besar Jepang untuk ASEAN, Kiya Masahiko dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia. Norimasa Shimomura, meresmikan ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching di Jakarta pada Rabu (19/2).
Lebih dari 600 peserta hadir, termasuk inovator, investor, pemimpin industri, dan pembuat kebijakan dari ASEAN dan Timor-Leste.
Acara ini menegaskan komitmen ASEAN, Jepang, dan UNDP dalam mendorong ekonomi biru yang berkelanjutan.
Proyek ASEAN Blue Economy Innovation, dengan dana Pemerintah Jepang dan pelaksana UNDP, menjadi bagian dari inisiatif ini. Expo dan Business Matching menyediakan platform strategis bagi investasi di sektor ekonomi biru yang berkembang pesat.
Baca Juga: Mendag RI Dorong Kerja Sama ASEAN-AS melalui US-ABC
Inovator Terbaik ASEAN
Sebanyak 60 pemenang ASEAN Blue Innovation Challenge (ABIC) tampil dalam acara ini. Mereka terpilih dari lebih dari 1.300 peserta yang mengusulkan solusi inovatif untuk ekonomi biru.
Beberapa solusi yang dipamerkan antara lain teknologi AI untuk mendeteksi penyakit ikan, budidaya rumput laut untuk ketahanan pangan, dan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar.
“Menurut World Economic Forum, pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan dapat menghasilkan lebih dari 15 triliun Dolar AS, sekitar 15% dari PDB global.
ASEAN harus memanfaatkan potensi ini secara bertanggung jawab,” kata Satvinder Singh, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Masyarakat Ekonomi.
Ekonomi Biru sebagai Prioritas Strategis
Ekonomi biru menjadi prioritas ASEAN dalam meningkatkan ketahanan pangan, ekonomi, dan lingkungan. Sejalan dengan ASEAN Blue Economy Framework 2023, proyek ini menekankan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Expo ini bertujuan mempercepat inovasi dan investasi di sektor tersebut.
Sementara itu, investor dari Jepang dan negara lain tertarik pada startup berkelanjutan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan lingkungan. Acara ini mempertemukan pengusaha, investor, dan pembuat kebijakan guna menciptakan peluang pendanaan dan kolaborasi strategis.
“Tahun 2023 menandai 50 tahun kerja sama ASEAN-Jepang. Jepang terus mendukung inovasi di bidang ekonomi biru,” kata Kiya Masahiko, Duta Besar Jepang untuk ASEAN.
Kolaborasi dan Pendanaan
Sesi utama acara ini adalah pitch-fest, di mana 60 inovator mempresentasikan solusi mereka dalam bidang perikanan berkelanjutan, pariwisata biru, polusi plastik, dan isu iklim.
Selain itu, sesi Business Matching and Networking menghubungkan inovator dengan investor dan pemimpin industri. ABIC Winners’ Innovation Showcases juga memamerkan teknologi terbaru untuk keberlanjutan sektor kelautan.
“Kita berkumpul dengan para inovator terbaik – 60 pemenang, 27 di antaranya pemimpinnya adalah perempuan. Mereka telah menerima dukungan finansial dan teknis dari UNDP selama enam bulan terakhir,” ujar Norimasa Shimomura, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia.
Menuju Masa Depan Ekonomi Biru
Pertama kali meluncur pada Mei 2024, proyek ASEAN Blue Economy Innovation bertujuan mendorong transformasi ekonomi berkelanjutan di ASEAN dan Timor-Leste.
Harapannya, program akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, menciptakan peluang ekonomi baru, dan memperkuat ketahanan lingkungan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang ASEAN Blue Innovation Challenge dan peluang investasi, kunjungi: https://www.undp.org/indonesia/asean-blue-innovation-challenge.