SinarHarapan.id– Menjelang Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke XVII bulan Desember 2022 mendatang, 3 Calon Ketua Umum (Caketum) BPP HIPMI 2022-2025 yakni Bagas Adhadirgha (Sekretaris Jenderal BPP HIPMI), Akbar Hiimawan Buchari (Wakil Ketua Umum BPP HIPMI), dan Anggawira (Ketua Umum Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI) mulai adu argumentasi visi dan misi mereka di acara debat putaran pertama Caketum HIPMI, di Pekanbaru, Riau.
Dalam situasi ekonomi global dunia yang di prediksi akan menurun drastis pada 2023 meskipun ekonomi Indonesia masih terprediksi relatif kuat, tentunya kondisi tersebut tetap akan berimplikasi juga terhadap perekonomian Indonesia ke depannya.
HIPMI tentunya tidak bisa di pungkiri harus mengambil peran pentingnya dalam upaya strategis Indonesia menghadapi ancaman resesi global ke depannya.
Bursa pemilihan Ketua Umum BPP Hipmi 2022-2025 tentunya menjadi ajang yang sangat menarik untuk di simak selaras dengan kebutuhan preposisi HIPMI ke depan yang sudah seharusnya turut andil dalam menjawab tantangan bersama pemerintah sebagai mitra untuk menghadapi isu-isu malasah kenegaraan yang sulit tersebut.
Debat yang di hadiri oleh Panelis tokoh intelektual Riau seperti Dr H Saidul Amin, MA (Rektor Universitas Muhammadiyah Riau), Dr. Hj. Intsiawati Ayus, SH, MH (Politisi Daerah pernah menjabat sebagai anggota DPD RI mewakili Provinsi Riau), Abdul Wahid (Politis Nasional menjabat sebagai anggota DPR RI) tersebut dibagi dalam 4 sesi yaitu pemaparan visi misi masing-masing Caketum, Caketum menjawab pertanyaan dari para panelis, Caketum saling bertanya satu sama lain dan diakhiri pernyataan penutup yang mengakhiri debat putaran pertama ini.
Debat yang berdurasi selama hampir 2 jam tersebut berlangsung seru dan berkualitas karena masing-masing kandidat mampu memaparkan visi dan misi terbaiknya meski tampak beberapa kesiapannya yang belum memperhitungkan dengan benar sesuai waktu yang telah di tentukan oleh penyelenggara di setiap sesinya sehingga gagasan sebagian Caketum banyak yang belum selesai terpaparkan dengan seksama.
Bagas Adhadirgha caketum HIPMI nomer urut 2 pada pernyataan visi misinya, alih-alih menghawatirkan kondisi ekonomi kedepan dengan optimis dan intonasi yang cukup tajam Bagas lebih menitikberatkan perihal betapa Indonesia kedepan dihadapkan pada permasalahan yang jauh lebih serius yaitu perihal Bonus Demografi yang akan meledak di tahun 2030 di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai pada angka 64%.
Bagas menyampaikan jika kita Indonesia tidak siap menghadapi Bonus Demografi ini akan menjadi sebuah Bencana Demografi. Di mana angka pengangguran intelektual akan semakin tinggi. Oleh sebab itu maka Bagas menekankan betapa pentingnya pekerjaan rumah yang paling utama bersama jika ingin Indonesia menjadi negara maju yaitu pentingnya mengupayakan bertambahnya jumlah pengusaha di Indonesia hingga ideal di atas 10%.
“Saya Bagas Adhadirgha hadir melalui HIPMI akan menciptakan 1 juta pengusaha baru selama 3 tahun ke depan”. Di lansir pula dari data Badan Pusat Statistik bahwa jumlah pengusaha terkini memang masih di kisaran angka 3,47% dari total populasi penduduk Indonesia. Adapun cara-caranya secara kongkrit dalam mencapai hal tersebut, Bagas Adhadirgha menyampaikan secara lugas dalam sebuah konsep yang di gadang sebagai 5C. “Colaborate di mana saat ini HIPMI sudah menjadi bagian dari kolaborasi pengusaha muda seluruh Indonesia, di mana supply and demand tercipta di HIPMI.
Coaching, dimana seorang pengusaha muda butuh di coaching untuk menjadi pengusaha yang lebih tinggi levelnya darinya tadinya UMKM menjadi level Menengah dan kedepannya akan menjadi pengusaha yang lebih maju lagi. Dan salah satu program saya adalah menjadikan 50 pengusaha HIPMI menjadi besar di masa depan.
Conectivity, HIPMI Net merupakan salah satu bagian dari conectivity karena ke depan kita membutuhkan tekhnologi untuk menyambungkan dari Sabang sampai Merauke melalui digital. **