SinarHarapan.id – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia dan Komisi Pemilihan Umum (CNE) Timor Leste telah sepakat untuk menjalin kerja sama erat dalam mempelajari dan saling berbagi praktik demokrasi terbaik demi meningkatkan kualitas demokrasi di kedua negara.

Langkah penting ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta, Rabu (13/9). Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, menjelaskan bahwa fokus utama kerja sama ini adalah pertukaran pengalaman di bidang pengawasan pemilu dan penegakan hukum.

“CNE Timor Leste memiliki tugas yang lebih mirip dengan Bawaslu dibandingkan KPU Indonesia. Mereka terlibat langsung dalam penyelesaian sengketa pemilu serta penegakan hukum di Timor Leste,” ungkap Bagja.

Sebagai bentuk nyata dari komitmen ini, rencana kerja sama meliputi program magang untuk staf CNE di Bawaslu RI serta pelatihan khusus (TOT) yang akan dilaksanakan di Bali atau Universitas Cendana, Nusa Tenggara Timur.

Presiden KPU Timor Leste, Jose Agostinho da Costa Belo, berharap kolaborasi ini akan memperkuat kemampuan kedua lembaga dalam menghadapi tantangan demokrasi masa depan. “Kami harus siap menghadapi para pemilih yang semakin cerdas dengan terus meningkatkan edukasi, pelatihan, dan studi banding,” ujar Belo.

Selain kerja sama dengan Timor Leste, Bawaslu RI juga berencana menjalin hubungan lebih luas dengan penyelenggara pemilu di negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat demokrasi di kawasan ini.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam memperkuat sistem demokrasi melalui pertukaran pengalaman dan inovasi di bidang pemilu. (rht)