Nasional

Budaya Literasi dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan di Indonesia

×

Budaya Literasi dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan di Indonesia

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan id, Garut – Pembelajaran dan pengetahuan merupakan cikal bakal lahirnya literasi.

Dari literasi yang baik maka akan berdampak pada kesejahteraan.

“Sejahtera lahir adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan hidup dan tubuh yang sehat. Sedangkan, sejahtera batin adalah kondisi dimana batin terpuaskan, jiwa merasa tenang, dan bertambah wawasan serta ilmu pengetahuan,” ujar Anggota Komisi X DPR-RI Ferdiansyah pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Universitas Garut, Rabu, (4/7/2022).

Pada saat kesulitan, secara automatic jiwa literasinya dapat dioptimalkan sehingga mampu mencari solusi penyelesaian masalah.

Di dalam kehidupan sosial setidaknya ada tiga kelompok literasi. Pertama, kelompok masyarakat yang literat yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis. Kedua, kelompok masyarakat aliterat (buta huruf), dan ketiga kelompok masyarakat iliterat, yakni kondisi dimana masyarakat sudah mampu baca tulis tapi tidak berbudaya membaca dan menulis

“Budaya literasi adalah situasi sosial di dalamnya terdapat individu yang memiliki kemampuan berliterasi, memanfaatkan kemampuan berliterasi untuk meningkatkan kualitas diri, dan meningkatkan kesejahteraan melalui kemampuan berliterasi,” imbuh Dosen Institut Pendidikan Indonesia Asep Nurjamin.

Namun, menurut Kepala Perpustakaan SMA Ciledug Al Musadadiyah Garut, Citra, kondisi paradoks terjadi ketika literasi digital malah tidak digunakan untuk peningkatan literasi melainkan meningkatkan kemampuan bermain media sosial.

Perpustakaan Nasional secara kelembagaan telah merancang sejumlah strategi peningkatan budaya literasi di Indonesia, salah satunya dengan menggalakkan periode emas anak (1-5 tahun) untuk membangun budaya baca.

Sekedar diketahui bahwa nilai Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat Indonesia 2021 berada pada kategori sedang, dengan skor 59.22. Artinya, bukan masalah membaca masyarakat rendah, melainkan ketersediaan dan akses bahan bacaan yang rendah.

“Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional membuat inovasi layanan berbasis digital nasional guna menjangkau dan memberikan akses bahan bacaan kepada masyarakat, ” pungkas Sekretaris Utama Ofy Sofiana. (Van)