SinarHarapan.id-Kesehatan bagi mereka yang tergolong usia lanjut menjadi perhatian khusus agar bisa tetap hidup semestinya.
Gaya hidup, asupan bergizi serta pola tidur dan olahraga yang cukup akan mempengaruhi kondisi tubuh.
Salah satu penyakit yang harus diwaspadai yakni gejala Sarkopenia.
Sarkopenia merupakan masalaht kesehatan yang umum terjadi dialami para lansia, dimana akan terjadi pengecilan otot yang disertai dengan menurunnya kualitas dan fungsi otot.
Merujuk jurnal Acta Medica Indonesian, satu dari lima lansia di Indonesia mengalami Sarkopenia.
“Selain osteoporosis, Sarkopenia merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus masyarakat luas. Hal ini dikarenakan kesehatan otot tidak kalah penting dibandingkan kesehatan tulang. Bahkan kedua organ tersebut, ofot dan tulang, harus sama – sama berfungsi baik agar seseorang dapat beraktivitas dengan baik dan aman,” ujar Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH, Ketua PP Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), di Jakarta.(2/7/2023)
Seseorang yang mengalami sarkopenia akan terlihat otot-otot tubuhnya mengecil, kekuatan ototnya berkurang (yang dapat dilihat dari kemampuan genggam tangan dan mengangkat beban), serta mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan kekuatan otot yang baik seperti berjalan atau naik turun tangga.
Selain itu, kondisi tersebut juga mengakibatkan seseorang rentan mengalami jatuh dengan berbagai dampak serius yang dapat ditimbulkan hingga meningkatkan resiko kematian pada orang dewasa.
Orang dewasa yang mengidap Sarkopenia yang memiliki resiko kematian dua kali lebih tinggi, dibanding dengan yang tidak mengalami sarkopenia, ungkap Larger Gerontology.
Sarkopenia dapat terjadi pada setiap orang, terutama mereka yang kurang melakukan aktivitas latihan fisik, disertai kurangnya asupan nutrisi tertentu, serta memiliki penyakit-penyakit yang mengenai tulang dan otot serta penyakit yang menyebabkan seseorang sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Hal-hal tersebut di atas sering terjadi pada lansia akibat efek penuaan pada otot.
Mengingat dampak sarkopenia yang cukup besar bagi kesehatan terutama pada kelompok lansia, PERGEMI, perhimpunan para dokter pemerhati kesehatan lansia, mengajak masyakarat untuk mulai memperhatikan masalah Kesehatan otot, pencegahannya pun bisa dilakukan sejak usia muda.
Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH., mengatakan para lansia agar mau terus bergerak, berolahraga dan mengkonsumsi asupan bergizi.
Cukup 6000-10.000 langkah setiap harinya mampu mengurangi pelemahan otot. Sarkopenia bisa disebabkan juga karena pelbagai penyakit kronik yang menyertainya, sehingga bisa juga menyebabkan melemahnya fungsi otak, depresi hingga gagal ginjal, kencing manis, ujar Dr. dr Nina Kemala.
Cara yang sederhana, sebagai langkah awal pencegahan Sarkopenia cukup dengan menghitung lingkar betis, pria tidak boleh kurang dari 34 centimeter, sedangkan wanita 33 centimeter, pungka Dr. dr. Nina Kemala.
Dalam pelaksanaan Hari Sarkopenia Sedunia 2023 ini, PERGEMI menggelar pelbagai kegiatan seperti fun walk yang diikuti para Dokter, masyarakat umum dan pemerhati kesehatan, senam bersama, talkshow Kesehatan hingga konsultasi Kesehatan gratis yang kesemuanya terpusat pada momen CFD, samping Mall FX Sudirman, Jakarta.(isn)