SinarHarapan.id-Pemimpin Indonesia kedepan harus mengutamakan kepedulian lingkungan yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat.
Menarik untuk didalami apa saja yang akan dikerjakan bagi ketiga calon Presiden Indonesia mendatang terhadap keberlangsungan lingkungan.
Mendorong isu lingkungan dan ketahanan air menjadi salah satu prioritas kebijakan pasangan capres/cawapres dan meningkatkan kesadaran lingkungan di tingkat masyarakat.
Hal ini mengingat dampak buruk dari perubahan iklim yang sudah kita rasakan di antaranya, kekeringan dan
kurangnya akses air bersih, kebakaran hutan, krisis pangan, tingginya inflasi, dan naiknya permukaan air laut.
CSIS melihat ada empat permasalahan isu lingkungan yang harus menjadi perhatian bagi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024.
Pertama, kurangnya pemahaman
dari pengambil kebijakan terkait substansi isu lingkungan, iklim, dan ketahanan air. Kedua, kurangnya
komitmen dan dukungan politik. Ketiga, kurangnya koordinasi dua arah antara pemerintah pusat dan
daerah. Terakhir, kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait pentingnya isu lingkungan.
“Kita menghadapi empat problem utama dalam mengatasi isu lingkungan ke depan, utamanya lack of substance, lack of political support/direction, lack of policy coordination, dan lack of awareness”, jelas Direktur Eksekutif CSIS, Yose Rizal Damuri dalam seminar tentang “Pandangan Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam Isu Lingkungan dan Perubahan
Iklim di Pemilu 2024”. (2/11/2023)
Yose Rizal Damuri menambahkan, untuk menyelesaikan masalah lingkungan ke depan perlu adanya
langkah kolaboratif ke depan terutama dari partai politik.
Hal yang bisa dilakukan di antaranya
mempersiapkan arahan politik yang sistematis dan konsisten mengenai dekarbonisasi ekonomi, mengelola koordinasi lintas pihak secara berkelanjutan dalam implementasi kebijakan dan target transisi
hijau, serta meningkatkan kesadaran pentingnya melakukan aksi lingkungan dan mitigasi iklim melalui
pendidikan dasar dan strategi komunikasi yang baik.
“Studi CSIS pada tahun 2019 menemukan bahwa hanya 1 dari 16 partai politik di Indonesia yang
menjadikan isu lingkungan sebagai isu prioritas kampanye. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi karena isu lingkungan belum bisa memberikan political incentive yang besar bagi partai politik dalam Pemilu.”
Seminar publik dihadiri oleh tim kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu
2024, yakni Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak (Juru Bicara Prabowo Subianto), Dr. Guswandi (Tim Kampanye Ganjar Pranowo – Mahfud MD), Dr. Surya Tjandra (Juru Bicara Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar), serta Prof. Heru Hendrayana sebagai Guru Besar Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Mochammad Afifuddin sebagai Anggota KPU RI.
Prof. Heru Hendrayana, Guru Besar Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada, mengatakan, “Setiap kepemimpinan, harus memprioritaskan isu-isu ini dalam kebijakan-kebijakan. Dampak yang ditimbulkannya apabila ditangani dengan serius, akan berdampak langsung pada ekonomi, sosial, dan kesehatan masyarakat.”
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak, Juru Bicara Prabowo Subianto, mengatakan, “Dalam delapan visi Asta Cita pasangan Prabowo-Gibran, selalu mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan air. Selaku Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto selalu mendorong kebijakan swasembada pangan dan
swasembada air, dengan menugaskan secara spesifik Universitas Pertahanan untuk menemukan ratusan titik-titik air terutama di daerah-daerah yang mengalami kelangkaan air di Indonesia.”
Selain itu, dengan perubahan iklim yang memengaruhi lingkungan memberikan dampak kerugian dapat
mencapai Rp1,06 triliun, dan total biaya mitigasi iklim bisa mencapai Rp4 triliun per tahun. Kerugian
Indonesia dapat mencapai setinggi 19% penurunan (PDB) ketika temperatur rata-rata di bumi mengalami kenaikan hingga 4 Celcius.
Dr. Guswandi, Tim Kampanye Pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD, mengatakan, “Dengan peraturan yang jelas dan mudah dimengerti, petani, nelayan, dan industri dapat lebih baik memahami bagaimana mereka dapat menjaga dan melestarikan lingkungan. Ini membantu mencegah eksploitasi berlebihan yang dapat merusak ekosistem sehingga berdampak negatif pada kehidupan laut dan sumber daya alam.”
Sependapat dengan hal tersebut, Dr. Surya Tjandra, Juru Bicara Pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, menyampaikan, “Tantangan terberat dalam menghadapi permasalahan ini adalah mengubah paradigma pembuat kebijakan, agar bisa mengakomodasi kebijakan ke dalam tataran teknis. Dengan kata lain, apabila kita bisa membuat Badan Otorita untuk urusan Ekonomi dan Bisnis, kenapa tidak ada Badan Otoritas Khusus untuk masalah lingkungan. Padahal, dampak perubahan iklim dan kedaulatan air kita turut menurunkan produksi beras dari 66 juta ton di 2010 menjadi 55 juta ton di 2020.”
Mochammad Afifuddin, Anggota KPU RI, mengatakan, “Dalam kaitannya dengan Pemilu 2024, isu perlindungan lingkungan hidup ini akan kami prioritaskan dalam debat
Pasangan Calon Presiden 2024”.