SinarHarapan.id – Komandan Kodiklatal Letjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E., M.M., M.Tr.(Han), selaku Direktur Latihan, memimpin langsung pelaksanaan Latihan Puncak Combined Arms Live Fire Exercise (CALFEX) atau Latihan Tembakan Munisi Tajam Terintegrasi dalam rangka Latgabma Keris Woomera 2024.
Latihan ini berlangsung di Titik Tinjau (T12) Puslatpur Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur, pada Sabtu (16/11).
Latihan CALFEX 2024 melibatkan sekitar 1000 prajurit terbaik dari TNI dan Angkatan Pertahanan Australia (ADF), termasuk para penembak jitu (sniper) dari kedua negara.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk memvalidasi kemampuan komandan lapangan dalam merencanakan dan melaksanakan serangan taktis, aman, dan realistis. Serta menerapkan prinsip-prinsip taktik manuver dalam situasi pertempuran.
Latihan ini memperlihatkan keterlibatan berbagai jenis alutsista (alat utama sistem senjata) dari kedua negara.
Alutsista Canggih
TNI Angkatan Darat menerjunkan persenjataan canggih. Seperti Meriam Howitzer kaliber 105 mm dan 84 mm, Mortir 81 mm, serta senjata infanteri ringan dan senapan mesin lainnya, seperti SS2 v2, SMR, Minimi, dan SPR 2.
Baca Juga: TNI dan Tentara Australia Latihan Evakuasi Sipil
TNI AD juga melibatkan dua unit Helikopter Serbu Apache, dua unit Tank Leopard, serta pesawat tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara. Sementara itu, militer Australia turut membawa Heli Tiger, Tank Abrams M1A1, serta Howitzer dan Mortir.
Dalam keterangannya kepada media, Dankodiklatal menyampaikan bahwa Latgabma Keris Woomera 2024 merupakan sebuah batu loncatan yang penting dalam hubungan bilateral TNI dan ADF. Ini adalah latihan bersama pertama dan terbesar antara kedua negara.
Mengenai kelanjutan latihan di masa depan, Letjen TNI Nur Alamsyah menyebutkan bahwa hal tersebut akan dibahas lebih lanjut di tingkat pimpinan Mabes TNI, khususnya di Staf Operasi.
“Karena ini latihan yang bagus. Semoga akan berlanjut di tahun berikutnya, tentunya dengan materi latihan yang berbeda atau adanya peningkatan,” kata Nur Alamsyah.
Ia berharap latihan ini akan berlanjut dengan materi yang lebih beragam dan tingkatkan kualitasnya di tahun-tahun berikutnya.
Latihan Puncak CALFEX ini bukan hanya sekadar pertunjukan kehebatan alutsista dan kemampuan personel. Namun juga menjadi ajang untuk memverifikasi kesiapan para komandan lapangan. Terutama dalam menerapkan taktik penyerangan dalam kondisi pertempuran yang sesungguhnya.
Para pejabat yang hadir dalam acara ini tidak hanya menyaksikan jalannya latihan. Tetapi juga mendapat kesempatan untuk mencoba langsung menembak Meriam Howitzer milik kedua negara. Latihan tersebut menambah pengalaman dan wawasan mereka tentang kemampuan alutsista yang digunakan.
Latihan dapat memperkuat kerja sama militer antara Indonesia dan Australia. Juga meningkatkan kemampuan kedua angkatan bersenjata dalam menghadapi tantangan dan ancaman global yang terus berkembang.