Network

Diskusi Nasional Seru Antara Terang Hijau dan Pemda Kabupaten Nunukan

×

Diskusi Nasional Seru Antara Terang Hijau dan Pemda Kabupaten Nunukan

Sebarkan artikel ini
Kabupaten Nunukan terus mempersolek diri dan bersiap kolaborasi dengan Terang Hijau. (Ist).

SinarHarapan.id – Kerja sama antara pemerintah dan stakeholder sektor energi diharapkan menjadi kunci utama dalam percepatan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.

Demikian Diskusi Nasional antara Terang Hijau dan Pemda Kabupaten Nunukan. Dari Pemda Kabupaten Nunukan tampil sebagai nara sumber Bupati, Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, SE, MM, Ph.D, Kepala Dinas DPMD Helmi Pudaaslikar, dan Kepala Kesbangpol Hasan Basri.

Sedangkan Komunitas Terang Hijau menghadirkan  Tim Pakar Dr. (Cand). Ir Iskandar T, Dr. Rahtika Diana, M.Si, dan Dr. Budi Nugraha, M.Si. juga Founder Terang Hijau Ilham Pratama, BE dan Co-Founder Yaser Arafat, SM, MM.

Pemda Kabupaten Nunukan  siap berkolaborasi dengan Terang Hijau dan Beyond Borders Indonesia untuk mendorong transisi energi di Kabupaten Nunukan. Bupati mengemukakan bahwa program sosialisasi dan edukasi perlu segera dilakukan ke masyarakat desa dan anak muda milenial yang berpotensi menjadi agen perubahan  untuk membuka wawasan masyarakat terhadap pentingnya energi terbarukan sebagai investasi jangka panjang di Nunukan. “Upaya mewujudkan EBT di Kabupaten Nunukan sudah berlangsung lama dan sudah dilakukan di berbagai pelosok Kabupaten Nunukan,” kata Bupati.

Hambatannya adalah teknologi, pemeliharaan alat serta faktor SDM yang masih minim. selain itu,ada kendala lain yakni regulasi dimana teknologi EBT menggunakan alat yang disiapkan oleh pemerintah pusat tetapi karena birokrasi yang rumit beberapa alat tidak dapat digunakan segera dan akhirnya terbengkalai.

“Ketika fasilitas itu rusak, kita bingung mengatasinya. Disisi lain, pemerintah pun tidak bisa cepat turun tangan,mengatasinya,” papar Bupati. Selama ini, lanjut Bupati, sudah banyak pengelolaan EBT baik yang dilakukan secara korporasi,oleh pemerintah,swasta,lembaga dan komunitas-komunitas. Bahkan sudah banyak juga literasi-literasi baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun LSM atau NGO, namun belum maksimal.

“Percepatan inilah barangkali yang  bisa dilakukan Terang Hijau sambil menyiapkan SDM, membangun jaringan dengan pihak investor dan industri sekaligus menjalin kerjasama dengan pemerintah desa,”jelasnya lagi.

Jalannya Diskusi Nasional antara Terang Hijau dan Pemda Kabupaten Nunukan. (Dok/SH.ID).

Tentunya partisipasi aktif seluruh pihak memudahkan pemerintah Kabupaten Nunukan dalam mengatasi berbagai tantangan dan dinamika dalam pengembangan EBT. “Untuk mengatasi berbagai tantangan dan dinamika dalam pengembangan EBT diperlukan sinergi dan kolaborasi semua pihak sesuai peran masing-masing.”Kami harap Terang Hijau  turut juga berpatisipasi aktif dalam memberikan masukan pada penyusunan kebijakan dan dukungan pelekasanaan pengembangan EBT di lapangan,” ungkap Bupati.

Dalam diskusi tersebut, disampaikan   beberapa tantangan dalam pengembangan EBT di daerah khususnya perbatasan NKRI. Pertama, investasi teknologi yang cukup mahal ditambah biaya pemeliharaan yang juga tidak sedikit. Kedua, kesiapan industri dalam negeri melalui pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Ketiga, keseimbangan supply dan pertumbuhan demand dengan harga terjangkau. Terakhir, kemudahan perizinan dan penyiapan lahan serta debottlenecking dalam pelaksanaan proyek EBT.

Di samping itu, terdapat faktor penting lainnya dalam pengembangan EBT, diantaranya dana EBT, sharing jaringan melalui sistem power wheeling, harga dan insentif EBT hingga harmonisasi perizinan. Iskandar, Pakar Terang Hijau, mengungkapkan peluang investasi untuk industri EBT sangat menjanjikan kedepannya ditambah arah kebijakan energi nasional saat ini adalah melaksanakan transisi energi, yaitu dari energi fosil menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan, terutama melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). “Masih diperlukan usaha yang lebih intensif untuk menurunkan emisi karbon hingga 29 di tahun 2030 dan net zero emission di 2060 ,” ungkapnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, disimpulkan  pentingnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi serta kegiatan riset sebagai dukungan utama pengembangan EBT. Ditambahkan oleh Ilham“saat ini banyak mahasiswa Indonesia yang dikirim  ke luar negeri khususnya ke Jepang untuk belajar Energi Terbarukandan peluang yang bagus untuk pemuda daerah mendapatkan beasiswa belajar EBT di luar negeri.”

Yaser Arafat, Co-founder Terang Hijau, menambahkan “kami sedang menyiapkan pilot project program unggulan #MenujuDesaTerangHijau dan #AvatarHijau Goes To Campus kolaborasi dengan Kabupaten Nunukan”.  (non)