Ekonomi

DNA Symposium Indonesia 2025: Menjembatani Tantangan Global dan Peluang Investasi ASEAN

×

DNA Symposium Indonesia 2025: Menjembatani Tantangan Global dan Peluang Investasi ASEAN

Sebarkan artikel ini

DNA Symposium Indonesia 2025 yang digelar oleh Drew Network Asia dan Makarim & Taira S. di Jakarta menghadirkan pemimpin bisnis, pembuat kebijakan, dan praktisi hukum untuk membahas prospek ekonomi Indonesia dan ASEAN pasca 2025, peluang investasi berkelanjutan, serta tantangan regulasi di tengah dinamika global.

Managing Partner Makarim & Taira S, Maria Sagrado saat membuka DNA Symposium bertajuk "Indonesia & ASEAN Pasca 2025: Prospek Ekonomi dan Jalur Investasi" di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

SinarHarapan.id  – Drew Network Asia (DNA) bersama firma hukum terkemuka Indonesia, Makarim & Taira S., sukses menggelar DNA Symposium Indonesia 2025 di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (2/10/2025). Forum ini mengangkat tema besar “Indonesia & ASEAN Beyond 2025: Economic Outlook and Investment Pathways” dan menjadi perhelatan perdana DNA di luar Singapura. Acara ini sekaligus menjadi penanda perayaan 45 tahun Makarim & Taira S. sebagai mitra hukum terpercaya di Indonesia dan lima tahun eksistensi DNA sebagai aliansi firma hukum premium di ASEAN.

Simposium ini digelar di tengah momentum transisi kepemimpinan nasional, dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru memasuki tahun pertamanya. Situasi ini menjadikan forum tersebut terasa semakin relevan karena menghadirkan ruang untuk meninjau arah ekonomi Indonesia pasca-pergantian pemerintahan. Lebih dari itu, forum ini juga membahas bagaimana peran Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ASEAN sebagai kawasan yang semakin strategis di tengah ketidakpastian geopolitik global. Dengan pendekatan lintas sektor, diskusi yang berlangsung menekankan perlunya kolaborasi erat antara pemerintah, dunia usaha, komunitas hukum, dan masyarakat sipil untuk menciptakan peluang investasi yang berkelanjutan, terutama di sektor-sektor vital seperti pertanian, kesehatan, energi, dan ekonomi digital.

Managing Partner Makarim & Taira S., Maria Sagrado, dalam pidatonya menekankan bahwa forum ini bukan hanya sekadar wadah pertukaran pandangan, melainkan ruang strategis untuk mengubah potensi besar yang dimiliki Indonesia dan ASEAN menjadi peluang nyata. Menurutnya, Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara memiliki posisi yang sangat penting. Namun, dalam konteks investasi, pelaku usaha kerap dihadapkan pada dinamika regulasi yang cepat berubah. Mulai dari isu perizinan lingkungan, kepatuhan terhadap standar keberlanjutan, hingga kompleksitas hukum lintas sektor, semua menjadi tantangan yang harus dipahami secara mendalam. Maria menegaskan bahwa di sinilah DNA bersama Makarim & Taira S. hadir sebagai mitra terpercaya, memberikan panduan hukum yang tidak hanya akademis, tetapi juga praktis, sehingga dapat membantu para pemangku kepentingan baik domestik maupun asing dalam mengambil keputusan investasi dengan penuh keyakinan.

Simposium ini menampilkan rangkaian sesi interaktif berupa keynote speech, diskusi panel, dan fireside chat yang membahas isu-isu krusial. Ketahanan pangan dan investasi pertanian menjadi salah satu sorotan utama, mengingat sektor ini memegang peran penting dalam menjaga stabilitas sosial-ekonomi di tengah perubahan iklim yang semakin nyata. Transformasi sistem kesehatan juga masuk dalam agenda diskusi, sebuah tema yang menjadi perhatian serius pasca pandemi dan dianggap krusial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan. Tidak kalah penting, roadmap transisi energi menuju masa depan berkelanjutan juga menjadi bahasan, dengan fokus pada bagaimana negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, dapat memaksimalkan potensi energi terbarukan sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.

Para moderator diskusi berasal dari firma anggota DNA yang memiliki pengalaman luas di bidangnya. Nama-nama seperti Alan Adcock dari Tilleke & Gibbins, Vincent Ariesta Lie dan Frederick Simanjuntak dari Makarim & Taira S., Marhaini Nordin dari Shearn Delamore & Co., Hilton King dari Makarim & Taira S., Manuel Gonzales dari MVGS, serta Julian Kwek dari Drew & Napier LLC, menjadi penggerak jalannya dialog yang kaya perspektif. Dengan kombinasi narasumber internasional dan lokal, forum ini memberikan gambaran komprehensif tentang peluang sekaligus tantangan yang dihadapi kawasan.

Dari perspektif regional, Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri, Adhyanti Sardanarini Wirajuda, menjelaskan bahwa ASEAN kini menjelma menjadi komunitas ekonomi yang semakin solid. Dengan jumlah penduduk mencapai 680 juta jiwa dan PDB senilai 3,9 triliun dolar AS, ASEAN berada dalam posisi strategis di kancah global. Ia menambahkan, keanggotaan baru Timor Leste di ASEAN akan semakin memperluas potensi kerja sama ekonomi di kawasan. Menurutnya, berinvestasi di ASEAN berarti berinvestasi pada stabilitas, inovasi, dan keberlanjutan. Indonesia sendiri diakui sebagai motor utama pertumbuhan ASEAN, dengan sektor-sektor kunci yang menjanjikan mulai dari pertanian, kesehatan, transisi energi, hingga ekonomi digital yang berkembang pesat.

Apresiasi juga datang dari Chairman Drew & Napier LLC, Jimmy Yim, yang menegaskan bahwa simposium ini lebih dari sekadar forum diskusi. Momentum ini dianggapnya sebagai langkah nyata untuk memperkuat kepercayaan di kalangan pemangku kepentingan dan meningkatkan kolaborasi lintas sektor. Hal ini sejalan dengan misi DNA sebagai jaringan hukum premium yang beroperasi di sembilan yurisdiksi ASEAN dengan model firm of firms, menghadirkan layanan hukum terpadu lintas negara yang relevan untuk menghadapi kompleksitas global. COO DNA, Kenneth Wong, menambahkan bahwa jejaring hukum DNA yang kuat menjadikan forum ini penting bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga bagi seluruh kawasan Asia Tenggara yang saling terhubung.

Forum ini disambut antusias oleh ratusan partisipan dari berbagai kalangan, mulai dari pebisnis, investor, praktisi, hingga akademisi. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa Indonesia dipandang sebagai pusat gravitasi ekonomi di kawasan, dan diskusi yang berlangsung menjadi sarana untuk memetakan jalan ke depan. Di tengah ketidakpastian global, forum ini menggarisbawahi pentingnya kesiapan regulasi dan kepastian hukum bagi investor. Perubahan regulasi yang cepat, risiko hukum, serta tantangan kepatuhan menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Namun, dengan dukungan jejaring hukum DNA dan pengalaman panjang Makarim & Taira S., para pelaku usaha diharapkan dapat menghadapi dinamika tersebut dengan lebih siap.

DNA Symposium Indonesia 2025 akhirnya tidak hanya menjadi peristiwa penting bagi dunia hukum, tetapi juga bagi masa depan ekonomi Indonesia dan ASEAN. Forum ini mencerminkan keseriusan para pemimpin regional untuk merumuskan strategi bersama dalam menghadapi perubahan global, sekaligus memastikan potensi ekonomi yang besar dapat diwujudkan menjadi peluang nyata. Dengan fokus pada sektor-sektor prioritas, diskusi yang mendalam, serta dukungan jejaring hukum lintas negara, Indonesia bersama ASEAN diharapkan mampu menatap masa depan dengan lebih percaya diri, memperdalam integrasi regional, dan menjadikan Asia Tenggara sebagai motor pertumbuhan ekonomi global pasca 2025.