Network

Dua Perusahaan Indonesia Umumkan Komitmen Tidak Menggunakan Telur dari Sangkar

×

Dua Perusahaan Indonesia Umumkan Komitmen Tidak Menggunakan Telur dari Sangkar

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi.

SinarHarapan.id – Setelah dialog yang dilakukan dengan Act For Farmed Animals, perusahaan cepat saji, serta restoran dan toko retail mengumumkan komitmennya untuk tidak menggunakan telur dari sangkar dalam rantai pasokan mereka. Keduanya, merilis kebijakan bebas sangkar 100% untuk diterapkan di semua wilayah operasinya di Indonesia.

“Komitmen tersebut merupakan kemajuan besar yang akan berdampak pada kehidupan ribuan ayam di Indonesia. Sistem peternakan dengan sangkar telah menyebabkan penderitaan ayam yang signifikan,” ungkap Among Prakosa, Direktur Pengelola Act For Farmed Animals (AFFA), koalisi dua organisasi perlindungan hewan––Animal Friends Jogja dan NGO Internasional Sinergia Animal, untuk mengurangi penderitaan hewan ternak di Indonesia dan mendorong pemilihan makanan yang lebih bijak dan welas asih.

Sperusahaan cepat saji, serta restoran dan toko retail akan menyelesaikan transisinya di tahun 2025 mendatang. Komitmen ini merupakan bentuk dedikasi untuk meningkatkan transparansi dan standar yang etis.

Sistem sangkar dianggap sebagai salah satu praktik paling kejam dalam peternakan hewan. Dalam sistem intensif ini, ayam petelur tidak mampu melakukan banyak perilaku alaminya, seperti melebarkan sayap sepenuhnya, mematuk lantai, dan bersarang. Karena pengurungan yang ekstrim, mereka mengalami tingkat stres yang tinggi dan lebih rentan terhadap perkembangan penyakit yang menyakitkan.

Tren kebijakan bebas sangkar bukan lagi sesuatu yang baru. Saat ini, 2.500 perusahaan makanan besar di seluruh dunia telah membuat komitmen untuk hanya membeli dan menjual telur yang berasal dari sistem non-kandang baterai, termasuk lebih dari 250 komitmen tersebut khusus dibuat di Asia.

Banyak perusahaan besar seperti Pizza Express, Mediterranea Restaurant by Chef Kamil, Hyatt, dan Marriott, telah berkomitmen untuk berhenti memasok telur dari kandang baterai di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sayangnya, perusahaan besar belum juga mengumumkan kebijakan yang serupa. Padahal praktek sangkar juga telah dilarang di seluruh Uni Eropa dan banyak negara bagian di Amerika Serikat.

“Masih ada jalan panjang yang harus dilalui untuk sepenuhnya meninggalkan praktek peternakan sangkar di Indonesia. Kami mengundang konsumen dan meminta pelaku bisnis untuk mendukung langkah untuk menuju sistem produksi pangan yang lebih lebih welas asih dan ramah lingkungan. Dengan ini, Kami berharap lebih banyak perusahaan lain yang mengikuti jejak mereka di tahun ini” kata Among.

Foto

SinarHarapan.id – Pekerja tengah memindahkan telur ayam untuk di kirim ke pasar di Tangerang, Banten, Kemarin.. Menurut pantauan data…