Gaya Hidup

Dul Muluk dan Dul Malik Film Komedi Horor Berbahasa Palembang

×

Dul Muluk dan Dul Malik Film Komedi Horor Berbahasa Palembang

Sebarkan artikel ini
Official Poster Dul Muluk Dul Malik Foto: Istimewa

SinarHarapan.id – Film berjudul Dul muluk dan Dul malik turut memeriahkan layar bioskop Tanah Air di bulan September 2024 ini. Film bergenre komedi horor dengan bahasa Palembang ini diangkat dan diproduksi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Dalam film Dulmuluk Dulmalik, Pemprov Sumsel yakni PJ. Gubernur, Agus Fatoni juga turut mengambil peran bersama dengan aktor senior Anwar Fuady.

Film komedi horor yang cukup kental dengan budaya Palembang tersebut merupakan karya sutradara Aditya Gumay.
“Saya ingin memberikan warna tersendiri pada cerita, didukung oleh dialog bahasa Palembang yang tentunya semoga menghibur dan penuh kelucuan,” Ujar Aditya Gumay.

Aditya Gumay
Foto: Instagram

Film ini mengisahkan Dul Muluk dan cucunya, Dul Malik, melawan hantu di Wisma Palembang, mengajak penonton dalam petualangan seru dua karakter utama, Dul Muluk yang diperankan Anwar Fuady dan cucunya, Dul Malik di perankan Bagas Ran, pindah dari kota kecil Pagaralam ke Palembang.

Di sana, mereka membantu keponakan Dul Muluk, Nong Cik di perankan Meriam Bellina yang diteror hantu di Wisma tempat tinggalnya bersama ibunya, Zubaedah diperankan Atiek Kanser.

Sebuah Film Komedi Horror dengan bahasa Palembang yang seru dan lucu.
Film ini juga menyampaikan pesan Anti Bullying di antara remaja.

Dul Muluk dan Dul Malik adalah film ke-13 karya Aditya yang dikenal sebagai sosok di balik kesuksesan program TV Lenong Bocah dan beberapa serial lenong lainnya.

Untuk film ini ia berkolaborasi dengan penulis Makmun Murod dan beberapa sutradara pendamping seperti Hanny Musthopa dan Amir Gumay. Film ini diproduseri oleh Yakup Chandra, Hokianto Sjarif, dan Anwar Fuady, yang juga menjadi pemeran utama.

Yakup Chandra dan Anwar Fuady Produser dan juga Pemain
Foto: Rudolf Adji

Film ini juga menghadirkan aktor dan aktris berbakat seperti Diza Refengga dan Qya Ditra. Diza Refengga berperan sebagai karakter pendukung yang membunuh satu keluarga dan kemudian menghantui keluarga Nong Cik, sementara Qya Ditra memerankan Sofyan, pemuda yang mencoba mendekati Nong Cik.

Bagi Aditya Gumay, film ini melanjutkan rangkaian karya berkualitasnya setelah sukses dengan film-film seperti Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Cahaya.

Sebagai seniman yang telah lama berkecimpung di dunia seni peran dan perfilman, Aditya terus aktif mengajar seni peran di berbagai institusi dan komunitas melalui Sanggar Ananda Kawula Muda, yang didirikannya sejak tahun 1986. (atp)