Gaya Hidup

Sarat dengan Kritik, Film “Pengepungan di Bukit Duri” Memukau Dengan Gaya Sinematik

×

Sarat dengan Kritik, Film “Pengepungan di Bukit Duri” Memukau Dengan Gaya Sinematik

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id-Film “Pengepungan di Bukit Duri” segera tayang April 2025.

Karya ke-11 selama 20 tahun, Joko Anwar ini menggabungkan drama dan thriller. Tak hanya menghibur, film ini juga sarat kritik sosial.

Isu utama yang diangkat adalah kekerasan di dunia pendidikan. Selain itu, film ini menyoroti sistem sekolah yang bobrok.

Morgan Oey berperan sebagai guru yang mencari keponakannya. Ia terjebak dalam kerusuhan brutal di sebuah sekolah.

Joko Anwar menyatakan film ini sebagai peringatan keras. Menurutnya, sistem yang membiarkan kekerasan justru lebih berbahaya.

Pemilihan Sekolah sebagai sentral cerita karena menurut Joko sistem pendidikan kita yang sedang tidak baik.

Kritik sosialnya relevan dengan kondisi Indonesia masa kini. Tema keras diangkat dengan gaya sinematik memukau.

Joko berharap walau film ini menceritakan kejadian di tahun 2027 mendatang, semoga tahun depan 2026 malah Indonesia sudah membaik.

Tia Hasibuan, salah satu produser dan penulis skenario film ini menyampaikan, adanya keresahan negeri ini di masa sekarang juga nanti. Kesalahan masa lalu bisa saja terulang.

Produksi film ini merupakan kolaborasi internasional pertama. Come and See Pictures bekerja sama dengan Amazon MGM.

Sinematografi ditangani oleh Jaisal Tanjung, kolaborator tetap Joko. Musik digarap oleh Aghi Narottama untuk tingkatkan ketegangan.

Film ini diharapkan bisa jadi bahan diskusi publik. Morgan Oey berharap karya ini bisa buka mata penonton.

Pemeran lainnya termasuk Omara Esteghlal dan Landung Simatupang.

Jadwal tayang sudah dipastikan mulai 17 April. Film ini layak dinantikan bagi pencinta drama gelap.

Info lengkap bisa diakses di Instagram Come and See.