Network

Gag Nikel Apresiasi Dukungan Pemerintah Jalankan Operasional Berkelanjutan

×

Gag Nikel Apresiasi Dukungan Pemerintah Jalankan Operasional Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini

Tak beroperasi di geopark Raja Ampat

Keindahan kawasan Raja Ampat sebagai destinasi risata paling dicari di Papua. (SH.ID/Nonnie Rering).

SinarHarapan.id – PT Gag Nikel mengapresiasi penuh seluruh langkah pemerintah baik Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan juga Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu beserta Bupati Raja Ampat untuk mengawal operasional tambang berkelanjutan di Indonesia.

Plt Presiden Direktur Arya Arditya menjelaskan kehadiran Menteri ESDM, Gubernur Papua Barat Daya dan Bupati Raja Ampat ke wilayah operasi PT Gag Nikel merupakan wujud nyata hadirnya pemerintah dalam memastikan terpenuhinya hak masyarakat dan memastikan pertambangan berkelanjutan yang dilakukan oleh PT Gag Nikel dalam mendukung perekonomian nasional.

“Kami mengapresiasi dan berterimakasih sebesar-besarnya terhadap dukungan pemerintah, baik hal ini pak Bahlil, Pak Elisa dan Pak Orideko yang terjun langsung bertemu masyarakat dan melihat situasi operasional kami. Dukungan yang sama juga datang dari pak Hannif, selaku Menteri LH yang terus melakukan pengawasan terhadap praktik keberlanjutan dan keseimbangan alam wilayah operasional kami,” kata Arya.

PT Gag Nikel juga memastikan bahwa perusahaan akan terus kooperatif dan menegakkan prinsip Good Mining Practices dalam operasional tambang. Apalagi, PT Gag Nikel merupakan kepanjangan tangan pemerintah, karena merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Kami juga siap mendukung langkah Menteri LH dalam melakukan pendalaman terhadap upaya pemulihan lingkungan yang selama ini telah dilakukan oleh Gag Nikel,” ucap Arya.

Sejarah penambangan nikel di Pulau Gag bahkan sudah berlangsung lebih lama dibanding popularitas Raja Ampat sebagai destinasi wisata. Secara geologis, wilayah ini dipengaruhi oleh Sesar Sorong—di utara merupakan kerak Samudra Pasifik, di selatan kerak Benua Australia—sehingga mineral nikel terbentuk melalui proses lateritisasi pada singkapan kerak samudra.

Arya memastikan area tambang sama sekali tidak masuk dalam batas resmi Geopark Raja Ampat. Berdasarkan data resmi Geopark Raja Ampat, kawasan ini mencakup empat pulau utama: Waigeo (termasuk Kepulauan Wayag di ujung utara), Batanta, Salawati, dan Misool.

Karena Pulau Gag berada cukup jauh dari keempat pulau tersebut, kegiatan pertambangan PT Gag Nikel dipastikan tidak berada di zona Geopark Raja Ampat. Batas Geopark Raja Ampat dapat dilihat pada website https://rajaampatgeopark.com/id/geopark-center/mapgeotrails/

“Kami menyayangkan berita hoax yang beredar bahwa PT Gag Nikel telah merusak Pulau Gag. Kami sudah melakukan berbagai hal dalam melaksanakan operasional berkelanjutan agar tidak merusak Pulau Gag. Antara lain dalam hal pengelolaan limbah, PT Gag Nikel telah menerapkan prosedur sesuai standar pertambangan yang berlaku. Prosedur yang telah dijalankan yaitu mengoperasikan sistem drainase, sump pit, dan kolam pengendapan untuk menampung air larian. Proses pengolahan air limbah dilakukan melalui lima kompartemen sebagai filter dan tampungan sedimentasi, semua air atau limpasan hasil hujan itu sebelum masuk ke badan sungai kita endapkan terlebih dahulu melalui lima kolam, dan kita lakukan pengukuran Total Suspended Solids (TSS) setiap hari, setelah sesuai dengan ketentuan yang berlaku baru kita keluarkan,” tegas Arya.

Selain itu, PT GAG Nikel juga telah memperoleh persetujuan teknis Baku Mutu Air Limbah (BMAL) untuk pengelolaan air larian, serta aktif melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan konservasi terumbu karang di sekitarnya. Setelah kolam penampungan sedimentasi mengering, residu limbah dipindahkan ke tempat penampungan khusus yang sudah ditentukan.

Sejak mendapatkan Izin Operasi Produksi pada tahun 2017 dari Kementerian ESDM dan mulai beroperasi di tahun 2018, Gag Nikel telah melaksanakan berbagai program keberlanjutan, antara lain: 1. Reklamasi Area Tambang: Sejak 2018 hingga Desember 2024 Luas lahan reklamasi mencapai 131,42 hektare, dengan penanaman lebih dari 350.000 pohon—termasuk 70.000 pohon endemik dan lokal—untuk mempercepat pemulihan ekosistem. Dengan kemajuan penilaian keberhasilan reklamasi dari kementerian ESDM tahun 2022 sebesar 56,19 Ha

2. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS): Sejak 2018 hingga Desember 2024, kami telah merehabilitasi 666,6 hektare DAS, dengan 231,1 hektare tanaman berhasil tumbuh, dan 150 hektare lainnya dalam proses penilaian.

3. Konservasi Terumbu Karang: Program transplantasi terumbu karang seluas kurang lebih 1.000 m² dilaksanakan di kawasan pesisir Raja Ampat, dengan monitoring triwulanan oleh tim internal dan pengawasan tahunan bersama Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, sebagai wujud sinergi industri dan akademik.

4. Pemantauan Kualitas Lingkungan: Data tahun 2024 menunjukkan bahwa kadar SO₂, NO₂, PM₁₀, dan PM₂.₅ di titik dermaga, tambang, dan lokasi pit tetap jauh di bawah ambang batas. Air limbah tambang memiliki pH stabil (7–8), TSS hanya 5–27 mg/L (baku mutu: 200 mg/L), dan kadar Chromium VI tercatat 0,03–0,07 mg/L (batas: 0,1 mg/L). Tingkat kebisingan di seluruh titik pemantauan tidak melebihi 70 dBA.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa Gag Nikel berupaya agar eksplorasi sekaligus produksi nikel dapat berjalan selaras dengan pelestarian ekosistem dan kesejahteraan komunitas lokal. “Operasi PT Gag Nikel di Raja Ampat menjadi bukti bahwa tambang dan konservasi bisa berjalan beriringan dengan prinsip tanggung jawab,” tegas Arya.