Kesra

Germany Brilliant Peduli Buat Lima Saung Kamar Mandi Baduy

×

Germany Brilliant Peduli Buat Lima Saung Kamar Mandi Baduy

Sebarkan artikel ini

Lewat program CSR, GB membuat lima saung kamar mandi di wilayah Baduy Luar.

Germany Brilliant membuat lima saung kamar mandi untuk wisatawan yang berkunjung ke Baduy. (Ist)

SinarHarapan.id – Germany Brilliant (GB) mendukung pengembangan pariwisata Indonesia. GB berkolaborasi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Desain Interior Indonesia (LSPDII) dan Bazar Bangunan.  Lewat program CSR, GB membuat lima saung kamar mandi di wilayah Baduy Luar.

Kolaborasi ini sejalan dengan program Kementerian Pariwisata. Proyek ini bertujuan meningkatkan kenyamanan wisatawan saat berkunjung.

Kemenpar menargetkan 14,6 hingga 16 juta kunjungan wisatawan ke Indonesia pada 2025. Kunjungan wisatawan Januari-Februari 2025 naik 13 persen dari tahun sebelumnya. Karena itu, fasilitas wisata yang memadai menjadi sangat penting.

Baca Juga: Dukung Wisata dan Perekonomian Lokal, Seren Taun Cisungsang Masuk Daftar KEN

GB melihat kebutuhan mendesak di kampung Baduy. Mereka pun membuat lima saung kamar mandi di wilayah Baduy Luar. Pembuatan ini berlangsung selama 14 hari untuk tiap saung.

Uniknya, air mengalir langsung dari mata air pegunungan. Air masuk ke saung kamar mandi dengan sistem tradisional.

Saung dibangun di Kaduketug 1, Kaduketug 2, Kaduketug 3. Kemudian di Legok Jeruk, dan Cicakal Muara.

GB menyesuaikan desain saung dengan aturan adat lokal. Arsitek lokal Baduy ikut membantu proses pembangunannya.

Menurut Yapto Wijaya, General Manager Germany Brilliant, proyek ini bagian dari program CSR GB. “Kami ingin masyarakat dan wisatawan merasa nyaman,” ujar Yapto.

Ia menambahkan bahwa desainnya sudah lewat diskusi dengan tokoh adat. “Kami hormati semua aturan budaya Baduy,” lanjutnya saat peresmian.

 

Kontribusi Nyata

Proyek ini berawal dari kunjungan wisata tim GB ke Baduy. Mereka melihat tak ada kamar mandi umum untuk wisatawan.

Inisiatif muncul karena GB bergerak di bidang sanitasi. Pihak GB ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. LSPDII turut mendampingi proses panjang menuju peresmian.
Menurut Direktur LSPDI-Desain Interior Rohadi, adaptasi budaya jadi tantangan tersendiri.

“Tiga kali desain kami ditolak karena tak sesuai adat,” kata Rohadi. Desain harus selaras dengan nilai lokal, termasuk bahan bangunannya.

Peresmian juga dihadiri HDII, IAI, serta mahasiswa Universitas Pradita, Universitas Interstudy. Mereka belajar desain khas rumah dan budaya Baduy. GB juga membagikan sembako kepada warga Baduy saat peresmian.

Ketua adat Jaro Oom menyambut baik inisiatif ini. Ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak pendukung.

“Saung ini bermanfaat bagi warga dan wisatawan,” ungkap Jaro. Ia berharap kunjungan wisata ke Baduy akan terus meningkat.

Kesra

SinarHarapan.id – Sahabat Relawan Indonesia (SRI) siap mendatangkan obat Tuberkulosis atau TBC dari organisasi luar negeri untuk penyembuhan masyarakat…