SinarHarapan.id – PT Pos Indonesia (Persero) memastikan penyaluran bantuan sosial BPNT dan PKH dari Kementerian Sosial (Kemensos) kepada 3,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan rampung sebelum Lebaran 2023. Tak hanya itu, dengan penggunaan teknologi AI (artificial intelligence), data KPM yang direkam akan jauh lebih akurat.
“Kita ditugaskan lagi oleh Kemensos untuk menyalurkan di tahap pertama kepada 1,1 juta KPM untuk 83 kabupaten/kota di Indonesia. Dari 1,1 juta KPM, kita mendapatkan penambahan total menjadi 3,1 juta, hampir 3,2 juta KPM,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal R Djoemadi.
“Sampai hari ini sekitar 80 persen tersalurkan. Kita masih punya waktu maksimal dua minggu untuk menyelesaikan yang 3,2 juta KPM ini,” kata Faizal R Djoemadi.
Dari data tersebut, Kemensos menambah lagi jumlah alokasi KPM, menjadi total 4,5 juta penerima. Faizal menyebutkan penambahan data KPM yang diterima belakangan akan mulai dibayarkan setelah Lebaran karena waktu yang mepet.
“Kalau yang 3,2 juta KPM insyaallah hingga H-1 kita targetkan 100 persen. Namun ada kabar bahwa Kemensos akan menambah lagi sehingga total menjadi 4,5 juta KPM. Untuk data setelah 3,2 juta KPM ini jika kita terima lagi kemungkinan tidak akan selesai di H-1 Lebaran,” kata Faizal.
“Kita akan salurkan lagi di H+3 Lebaran untuk menyelesaikan total 4,5 juta KPM. Hal ini untuk mengantisipasi mudik, libur nasional, karena jika dipaksakan tetap dilakukan penyaluran tidak akan efektif,” katanya lagi.
Sebanyak 4,5 juta KPM tersebut dialokasikan lebih banyak lagi dari yang semula 83 kabupaten/kota termasuk wilayah 3T, namun menjadi 514 kota/kabupaten, yang tersebar di seluruh daerah.
Penambahan alokasi KPM ini tidak mengubah metode penyaluran bansos yang selama ini dilakukan Pos Indonesia, hanya menyesuaikan kebutuhan petugas di lapangan, seperti lebih banyak dilakukan penyaluran di komunitas dan menambah petugas untuk pengantaran langsung by name, by address karena lokasinya yang jauh dari Kantorpos.
“Cara penyaluran masih menggunakan tiga cara, yaitu disalurkan di Kantorpos, melalui komunitas, atau diantarkan langsung ke rumah KPM (door to door) bagi KPM yang sedang sakit, lansia, disabilitas,” katanya.
Gunakan Teknologi AI
Pos Indonesia tak henti berinovasi dalam melakukan pelayanan pos. Setelah menapaki transformasi digital, kali ini BUMN tertua di Indonesia ini melakukan pembaruan dalam teknologi perekaman data penerima bansos, yaitu menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Hal ini sengaja dilakukan demi memastikan keakuratan data.
“Berdasarkan pengalaman tahun 2022, saat itu kita terpaksa melakukan pengulangan perekaman data yang cukup masif. Karena ternyata perekaman data khususnya yang foto rumah kurang akurat. Jadi baik kualitas fotonya, akurasi fotonya, dan geo tagging-nya itu kurang akurat. Perekaman ulang ini cukup memakan waktu dan biaya,” kata Faizal.
Guna mencegah data yang tidak akurat, Pos Indonesia memutuskan memperbaiki sistem dengan menyematkan teknologi AI.
“Untuk yang kali ini sudah kita perbaiki sistem kita. Perekamannya menggunakan AI. Memotret wajah tidak bisa kalau miring. Akan ditolak. Wajah harus lurus. Foto rumah, ya harus rumah yang difoto. Bukan pohon atau objek lain yang bukan rumah si KPM. Kemudian, geo tagging akan dibandingkan antara sebelum dengan setelahnya. Karena kejadian yang kemarin itu perekaman penerima di bulan September dan Desember orangnya sama, alamatnya sama, tapi geo tagging-nya selisih bisa 500 meter sampai 1 kilometer,” tuturnya.
Dengan bantuan penggunaan teknologi AI, Faizal optimistis data yang diterima akan jauh lebih akurat.
“Ini kita perbaiki pakai AI. Pertama, akurasi foto baik wajah maupun rumah. Kedua, akurasi geo tagging. Mudah-mudahan dengan menggunakan teknologi AI, kita bisa melakukan perekaman data lebih akurat,” ujarnya.
Selain memanfaatkan teknologi AI, untuk mempercepat penyaluran bansos Pos Indonesia menambah jumlah petugas juru bayar dan memperpanjang waktu pelayanan. Semua ini dilakukan demi memastikan KPM dapat menerima haknya sebelum Lebaran.
“Dengan keterbatasan waktu dan nominal bantuan PKH yang berbeda-beda antar KPM, kita tentu meningkatkan jumlah petugas, menambah jam layanan sampai malam. Kita bagi dua shift pagi ke sore, sore ke malam. Kemudian, kita juga menambah titik layanan. Misalnya sebelumnya di kelurahan, sekarang kita masuk agak ke dalam ke RT atau banjar, dusun,” kata Faizal.
Lebih lanjut Faizal berharap dengan totalitas dalam menyalurkan bansos tersebut, Pos Indonesia akan terus diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk menyalurkan bansos-bansos lainnya pada masa mendatang.
“Tentu saja ini adalah amanah kepercayaan yang diberikan oleh Kemensos. Kami akan terus menjaga amanah ini. Kami siap setiap saat jika ditugaskan lagi di triwulan berikutnya, atau secara bertahap ada penambahan data penerima pun kami siap. Sumber daya kami bisa dimobilisasi,” ujarnya.
Para KPM penerima bantuan mengaku sangat senang bisa mendapatkan bantuan. Salah satunya, Anggria Giantika, KPM dari Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. “Alhamdulillah, senang, bisa bantu kebutuhan sehari-hari. Untuk beli sembako, keperluan anak seperti susu,” kata Anggria.
Anggria mengaku baru pertama kali mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Enggak nyangka dapat bantuan. Dapat bantuan sembako dari pemerintah senilai Rp600 ribu. Semoga bantuan bermanfaat bagi keluara kami dan semoga bantuan ni bisa terus berlanjut,” katanya.
Anggria mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diterimanya, “Terima kasih Pak Jokowi, Kemensos, Pos Indonesia. Bantuannya sangat bermanfaat. Terima kasih.”
KPM lainnya yang telah menerima bantuan ialah Sati. Lansia yang berdomisili di Bondowoso, Jawa Timur, dan telah berusia lebih dari 70 tahun itu tengah dalam kondisi sakit, sehingga bantuan diantarkan langsung oleh petugas juru bayar ke rumah Sati.
“Kegiatan sehari-hari hanya di rumah. Penghasilan bergantung warga yang kasih sedekah, dikasih sama anak,” kata Sulastri, kerabat yang mewakili Sati. Bisa menerima bantuan, tentu saja Sati senang. Terlebih bantuan tersebut akan digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari.
“Perasaan senang bisa terima bantuan karena tidak bisa kerja. Bantuan ini dipakai untuk beli beras, ikan, gula, kebutuhan dapur. Kami berharap kalau bisa bantuan ada setiap bulan,” kata Sulastri.
KPM lainnya, Bunandin, merupakan seorang disabilitas. Ia kesulitan berjalan, hanya bisa merangkak. “Tidak bisa kerja karena fisiknya sulit, jalan merangkak. Sejak kecil kondisi fisik seperti itu. Keluhan fisik lututnya lecet karena merangkak,” tutur Didik, kerabat Bunandin.
Didik berharap selain menerima bantuan sembako, akan ada bantuan berupa kursi roda untuk Bunandin. “Harapannya bisa dapat bantuan kursi roda untuk memudahkan aktivitas. Berharap terus bisa menerima bansos juga,” katanya.
Didik sangat bersyukur Bunandin menerima bantuan, dan tak lupa ucapkan terima kasih kepada pemerintah.
“Terima kasih Pak Jokowi, kami sangat berterima kasih atas bantuan ini. Semoga masyarakat lainnya juga bisa menerima bantuan seperti ini. Terima kasih juga untuk Kemensos dan petugas yang datang menyalurkan bantuan. Semoga mendapatkan balasan dari Tuhan,” tuturnya.