Cheryl Pearce (di depan karpet merah), Penasihat Militer Sementara dari Kantor Urusan Militer (OMA) di Markas Besar PBB, mengunjungi Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Sudan Selatan (UNMISS) untuk bertemu dengan pimpinan Misi dan penjaga perdamaian. (UN Photo/Nektarios Makrogiannis)

SinarHarapan.id – Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati Hari Internasional Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, Kamis (30/5).

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres memimpin upacara di Ruang Dewan Perwalian, dan menganugerahi Medali Dag Hammarskjöld bagi
64 penjaga perdamaian militer, polisi, dan sipil, yang telah kehilangan nyawa saat bertugas di bawah bendera PBB, termasuk 61 orang yang tewas tahun lalu.

Di antara pasukan penjaga perdamaian yang dianugerahi medali anumerta Dag Hammarskjöld, dua di antaranya  dari Indonesia, yaitu Prajurit satu (Pratu) Bibit Nailil HUDA, yang bertugas di Misi Stabilisasi PBB di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO), dan Sersan Kepala (Serka) Dudi Iskandar, yang bertugas di Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

“Hari ini kita memberikan penghormatan kepada lebih dari 76.000 pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mewujudkan cita-cita tertinggi umat manusia: perdamaian,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

“Hari demi hari, dengan risiko pribadi yang besar, para wanita dan pria ini dengan berani bekerja di beberapa tempat paling berbahaya dan tidak stabil di dunia untuk melindungi warga sipil, menegakkan hak asasi manusia, mendukung pemilihan umum, dan memperkuat institusi,” lanjut Sekjen PBB.

“Lebih dari 4.300 pasukan penjaga perdamaian telah membayar harga tertinggi saat bertugas di bawah bendera PBB. Kami tidak akan pernah melupakan mereka.”

Pada 1948,  sebuah keputusan bersejarah untuk mengerahkan pengamat militer ke Timur Tengah guna mengawasi pelaksanaan Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Arab, yang kemudian dikenal sebagai Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata.

Sejak saat itu, lebih dari dua juta penjaga perdamaian dari 125 negara telah bertugas di 71 operasi di seluruh dunia.

Saat ini, sekitar 76.000 perempuan dan laki-laki bertugas di 11 zona konflik di Afrika, Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

Indonesia merupakan penyumbang personel berseragam terbesar ke-6 untuk PBB.

Saat ini, Indonesia mengerahkan lebih dari 2.700 personel militer dan polisi untuk operasi perdamaian PBB di Abyei, Republik Afrika Tengah, Siprus, Republik Demokratik Kongo, Lebanon, Somalia, Sudan Selatan, dan Sahara Barat.

Dalam upacara resmi di Markas Besar PBB, Sekretaris Jenderal, António Guterres,  meletakkan karangan bunga untuk menghormati semua penjaga perdamaian PBB yang telah kehilangan nyawa mereka sejak tahun 1948.

Sekretaris Jenderal juga akan memberikan Penghargaan Advokat Gender Militer Tahun 2023 kepada Mayor Radhika Sen, seorang perwira militer dari India, yang bertugas di Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO).

Diberikan sejak 2016, Penghargaan ini “mengakui dedikasi dan upaya seorang penjaga perdamaian dalam mempromosikan prinsip-prinsip resolusi Dewan Keamanan PBB 1325 (2000) tentang perempuan, perdamaian, dan keamanan”.

Tema untuk Hari Internasional Pasukan Penjaga Perdamaian PBB tahun 2024 adalah “Siap menghadapi masa depan, membangun lebih baik bersama.”

Tema ini menunjukkan bahwa meskipun Penjaga Perdamaian PBB telah terbukti menjadi bagian dari solusi selama lebih dari 75 tahun – membantu negara tuan rumah dalam menavigasi jalan yang sulit dari konflik menuju perdamaian – ringkasan kebijakan Agenda Baru untuk Perdamaian Sekretaris Jenderal PBB menetapkan jalan bagi operasi perdamaian dan keamanan multilateral untuk tetap menjadi alat yang layak untuk mengatasi krisis dan konflik di masa depan.

“Pemeliharaan Perdamaian PBB tetap menjadi kemitraan global yang unik, dengan pasukan penjaga perdamaian dari lebih dari 120 negara yang membuat perbedaan yang berarti setiap hari bagi jutaan orang di beberapa tempat tersulit di dunia,” kata Jean-Pierre Lacroix, Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian.

“Ketika kita menanggapi tantangan masa depan, Penjaga Perdamaian PBB terus berevolusi, meningkatkan kemitraan agar siaga, responsif, dan sesuai dengan tujuan, mendorong stabilitas, melindungi mereka yang rentan, dan membantu membangun perdamaian yang tahan lama.”

Hari Internasional Penjaga Perdamaian PBB ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada 2002, untuk memberikan penghormatan kepada semua pria dan wanita yang bertugas dalam pemeliharaan perdamaian, dan untuk menghormati ingatan mereka yang telah kehilangan nyawa demi perdamaian.