SinarHarapan.id-Penyakit jantung, termasuk fibrilasi atrium (FA), menjadi penyebab utama kematian dan memengaruhi lebih dari tiga juta penduduk.
Fibrilasi atrium terjadi ketika serambi jantung berdenyut lebih dari 400 kali per menit, meningkatkan risiko stroke.
FA meningkatkan risiko stroke hingga 4-5 kali lipat dan memperbesar kemungkinan gagal jantung serta angka kematian.
Dr. Dicky Armein Hanafy menjelaskan aritmia faktor penyebabnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan tiroid, atau efek obat tertentu.(8/1/2025)
Gejala FA meliputi jantung berdebar, pusing, nyeri dada, atau kelelahan, yang penting terdeteksi melalui EKG atau Holter.
Terapi FA melibatkan pengobatan, kontrol risiko, dan kateter ablasi bagi pasien yang tidak merespons obat-obatan.
Heartology Cardiovascular Hospital menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Pulsed Field Ablation (PFA).
Dr. Faris Basalamah menegaskan bahwa PFA membawa inovasi baru dengan keamanan tinggi dan efektivitas setara pada FA persisten dan non-persisten.
Keberhasilan teknologi PFA juga berkat adanya kerja sama tim dokter dan tenaga medis untuk pelayanan terbaik.
PFA menggunakan gelombang listrik pendek untuk menghancurkan jaringan target tanpa merusak jaringan sehat, berbeda dari metode ablasi thermal.
Ablasi PFA lebih cepat, efektif, dan aman karena sifat selektifnya yang tidak merusak jaringan di sekitar target.
Prosedur PFA pertama pada Desember 2024 terhadap pasien FA usia 65 tahun dari Sumatera Barat.
Pasien telah menjalani pengobatan bertahun-tahun, namun FA tidak sembuh hingga dirujuk ke Heartology untuk solusi inovatif.
Dr. Sunu Budhi Raharjo menjelaskan PFA adalah “game changer” dalam tatalaksana FA dengan presisi tinggi dan pemulihan cepat.
PFA mempercepat prosedur, mengurangi risiko komplikasi, dan memungkinkan pasien kembali beraktivitas lebih cepat ketimbang metode konvensional.