SinarHarapan.id – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, memaparkan pencapaian Indonesia dalam pengembangan energi bersih. Hal tersebut pada sesi panel bertajuk “Industrial Clusters as Energy Pioneers” di World Economic Forum (WEF) 2025.
Dalam forum tersebut, Rosan menyoroti pengembangan klaster industri berbasis energi bersih dengan kapasitas hingga 6,6 GW sebagai bagian dari upaya menuju net zero emission.
Menurut Rosan, Indonesia saat ini memiliki klaster industri terintegrasi yang menggunakan sekitar 4,5 GW energi bersih, dengan rencana perluasan sebesar 2,5 GW. “Target kami adalah memastikan seluruh kebutuhan energi di klaster ini menggunakan energi bersih,” katanya.
Klaster Industri Berkelanjutan
Baca Juga:Rosan: Konsisten Jalankan Hilirisasi, Investasi Terus Tumbuh
Rosan menyoroti pendekatan berbasis klaster industri yang mendukung keberlanjutan. Salah satu contohnya adalah klaster industri nikel, di mana seluruh rantai pasok—mulai dari produksi nikel hingga daur ulang baterai kendaraan listrik—terintegrasi di satu lokasi. Klaster ini menjadi proyek percontohan di ASEAN untuk mencapai emisi nol.
Indonesia juga memiliki potensi besar di bidang energi terbarukan, dengan total mencapai 3.700 GW dari tenaga surya, angin, air, panas bumi, hingga gelombang laut. Namun, pemanfaatannya masih minim. “Kami memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia. Tetapi kurang dari 1 persen yang di manfaatkan,” ujar Rosan, yang juga menjabat Ketua Umum Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia.
Kolaborasi Internasional dan Investasi
Rosan menegaskan bahwa kolaborasi global sangat diperlukan dalam hal pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia. Ia mengundang mitra internasional untuk bekerja sama mewujudkan target emisi nol bersih, sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk mencapainya sebelum tahun 2060.
“Kami terus mendorong proyek-proyek baru di kawasan industri agar dirancang untuk mencapai emisi nol sejak awal. Kami juga memberikan kemudahan perizinan dan insentif fiskal untuk menarik investasi yang berorientasi pada keberlanjutan,” tambah Rosan.
Dukungan Kebijakan dan Reputasi Indonesia
Dalam rangka meningkatkan daya saing di kawasan Asia Tenggara, Kementerian Investasi terus mereformasi kebijakan dan regulasi untuk mempermudah investor. Proses perizinan kini terintegrasi dan sederhana di bawah Kementerian Investasi, termasuk pemberian insentif fiskal secara langsung.
Hadir dalam panel Wakil Perdana Menteri Spanyol sekaligus Menteri Transisi Ekologis Sara Aagesen Muñoz, CEO Frontera Energy Orlando E. Cabrales Segovia, dan CEO Port of Antwerp-Bruges Jacques Vandermeiren. Bagian dari rangkaian WEF 2025, diskusi menjadi platform penting membahas tantangan global dalam transisi energi dan keberlanjutan industri.
Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan komitmen terhadap keberlanjutan, Indonesia semakin menegaskan perannya sebagai pionir di bidang energi bersih di kawasan dan dunia.