SinarHarapan.id – Pemerintah Indonesia mengirim bantuan kemanusiaan ke Myanmar pada Kamis (3/4) sebagai respons terhadap bencana gempa bumi yang terjadi pada 28 Maret lalu. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) melepas bantuan tersebut dalam sebuah seremoni resmi.
“Hari ini, kita melepas bantuan kemanusiaan ke Myanmar untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak,” ujar Menlu RI.
Menko PMK, Pratikno, memimpin misi kemanusiaan ini dan bertugas menyampaikan bantuan langsung ke negeri itu.
Dampak Gempa dan Kondisi di Myanmar
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Myanmar dengan pusat gempa 13 km di barat laut Kota Sagaing. Gempa susulan terjadi di Mandalay dan ibu kota Nay Pyi Taw.
Baca Juga: Tim Aju Indonesia Tiba di Myanmar
Bencana ini mengakibatkan dampak besar dengan jumlah korban terus bertambah. Hingga kini, korban jiwa mencapai 2.886 orang, sementara 4.639 orang mengalami luka-luka. Sekitar 300 orang masih dinyatakan hilang.
Situasi keamanan dan politik yang belum kondusif membuat pemantauan sulit dilakukan. Namun, laporan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Myanmar menyatakan bahwa tidak ada korban dari Warga Negara Indonesia (WNI).
“Kami berharap seluruh WNI berada dalam kondisi baik,” tambah Menlu.
Pemerintah Myanmar telah meminta bantuan internasional, termasuk dari Indonesia, untuk menangani dampak bencana.
Koordinasi ASEAN dalam Bantuan Kemanusiaan
Setelah gempa terjadi, Pemerintah Indonesia segera berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) untuk menyiapkan bantuan.
Selain itu, para Menteri Luar Negeri ASEAN mengadakan rapat darurat guna menyusun langkah-langkah tanggap darurat bagi Myanmar.
Hasil rapat ASEAN menunjukkan bahwa kebutuhan utama saat ini adalah tempat tinggal sementara, alat kesehatan, serta obat-obatan. Oleh karena itu, Indonesia mengirimkan bantuan yang sebagian besar berupa barang-barang tersebut.
Menlu Sugiono menegaskan bahwa bantuan ini adalah bentuk solidaritas rakyat Indonesia kepada rakyat Myanmar. “Pemerintah Indonesia berharap bantuan berisi obat-obatan, alat sanitasi, dan kebutuhan pokok dapat meringankan penderitaan rakyat Myanmar,” ujar Menlu.
Bantuan 124 Ton untuk Myanmar
Presiden Prabowo memberikan arahan agar Indonesia memberikan bantuan resmi kepada Myanmar. Bantuan yang dikirim berjumlah 124 ton dengan nilai mencapai 1,2 juta USD. “Kami mengirimkan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan korban,” ujar Menlu RI.
Total bantuan terdiri dari 64 ton sumbangan sektor swasta dan 60 ton bantuan dari pemerintah. Sebanyak 20 ton bantuan sudah tiba di Myanmar lebih awal.
Personel yang diterjunkan dalam misi ini berjumlah 157 orang, termasuk tim SAR dan tenaga medis darurat (EMT). Sebanyak 69 orang berangkat dalam kloter ketiga hari ini.
Dalam misi ini, turut serta pejabat dari BNPB, Kemenlu, Kemenko PMK, BASARNAS, dan BAZNAS.
Sebelumnya, pada Senin (1/4/2025), Indonesia telah mengirim bantuan awal yang disertai dengan pengerahan 61 petugas INASAR.
Apresiasi untuk Pihak yang Terlibat
Menlu RI menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini. Beberapa di antaranya adalah Kemenko PMK, Kementerian Kesehatan, Baznas, Panglima TNI, Kementerian Pertahanan, Basarnas, BNPB, Kementerian Pertanian, Garuda Indonesia, dan Dompet Dhuafa.
“Kami berharap bantuan ini dapat meringankan penderitaan korban dan menjadi ladang kebaikan bagi kita semua,” tutup Menlu RI.
Indonesia dan Diplomasi Kemanusiaan
Menlu Sugiono menekankan bahwa diplomasi kemanusiaan Indonesia didasarkan pada semangat kemanusiaan dan solidaritas sesama anggota ASEAN. Bantuan ini juga mengedepankan inklusivitas bagi semua yang terdampak di Myanmar.
Presiden Prabowo sebelumnya menegaskan kesiapan Indonesia dalam memberikan bantuan untuk Myanmar dan Thailand. “Bapak Presiden telah memerintahkan Menko PMK dan Kepala BNPB untuk mengoordinasikan bantuan kemanusiaan bagi Myanmar,” ujar Menlu.
Pada 24 Juni 2023, Indonesia juga pernah memberikan bantuan kemanusiaan saat negeri itu terdampak Siklon Mocha. Saat itu, bantuan yang dikirimkan seberat 45 ton dengan nilai Rp 7,7 miliar.
Total nilai bantuan akibat gempa kali ini mencapai 1 juta USD atau sekitar Rp 16,6 miliar.