Internasional

Jalan Pulang dari Shwe Kokko: WNI Harus Lebih Waspada Terhadap Tawaran Kerja Ilegal

×

Jalan Pulang dari Shwe Kokko: WNI Harus Lebih Waspada Terhadap Tawaran Kerja Ilegal

Sebarkan artikel ini

KBRI Yangon menyampaikan bahwa 54 WNI dari Shwe Kokko yang termasuk dalam gelombang kedua pemulangan telah diseberangkan ke Thailand pada pagi hari 12 Desember 2025.

KBRI Yangon menyampaikan bahwa 54 WNI dari Shwe Kokko yang termasuk dalam gelombang kedua pemulangan telah diseberangkan ke Thailand pada pagi hari 12 Desember 2025. (Foto: KBRI Yangon)

SinarHarapan.id – Pada pagi yang masih gelap di Mae Sot, Thailand, Jumat (12/12/2025), rombongan 54 WNI dari Shwe Kokko akhirnya menjejakkan kaki di wilayah yang lebih aman. Mereka baru saja menempuh perjalanan darat dari Myawaddy, Myanmar, setelah berhari-hari menunggu izin lintas batas yang dikoordinasikan oleh KBRI Yangon dan otoritas kedua negara. Bagi sebagian dari mereka, perjalanan ini adalah babak baru setelah berbulan-bulan terjebak dalam jaringan penipuan online yang beroperasi di wilayah konflik Kayin State.

Para WNI ini merupakan bagian dari gelombang kedua pemulangan yang dipercepat oleh KBRI Yangon pascaoperasi besar-besaran penertiban pusat online scam dan perjudian daring di Shwe Kokko. Gelombang pertama berlangsung 9 Desember lalu, memulangkan 56 WNI. Kini, puluhan lainnya menyusul, disambut harapan dan kecemasan yang bercampur.

Proses Mendesak di Tengah Situasi Rentan

Sejak 4–8 Desember, tim KBRI Yangon bergerak ke lapangan untuk melakukan pengambilan biometrik. Banyak WNI tidak lagi memegang paspor karena disita operator, hilang, atau kedaluwarsa. Lebih dari 200 WNI berhasil didata dan diproses penerbitan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP), dokumen penting agar pemulangan dapat berlangsung tanpa hambatan administratif.

Proses ini dilakukan dalam koordinasi ketat dengan otoritas Myanmar, yang tengah mengamankan ribuan pekerja asing pascaoperasi pemberantasan kejahatan digital. Situasi keamanan yang dinamis di Myawaddy membuat KBRI harus menyesuaikan setiap langkah dengan perkembangan lapangan.

Lintas Batas yang Diatur Ketat

Setelah proses administrasi selesai, 54 WNI yang memiliki paspor berlaku dan izin lintas batas menjadi kelompok pertama yang dipindahkan dalam gelombang kedua. Mereka bergerak dari Myawaddy menuju Mae Sot pada Jumat pagi. Setibanya di Thailand, KBRI Bangkok mengambil alih pendampingan penuh, mulai dari imigrasi, pemeriksaan kesehatan, hingga pengaturan transportasi lanjutan.

Mereka dijadwalkan terbang ke Indonesia pada dini hari 13 Desember. Setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, rombongan akan diterima oleh BP2MI Banten, Kementerian Luar Negeri, dan lembaga terkait lainnya untuk menjalani asesmen dan pendampingan lanjutan.

KUAI RI Yangon, Novan Ivanhoe Saleh (kemeja putih), melakukan kunjungan ke sebuah NGO Myanmar yang memiliki pengalaman dalam trauma counselling dan pemulihan korban eksploitasi, layanan yang menjadi elemen penting dalam memastikan pemulangan WNI berlangsung aman dan bermartabat. (Foto: KBRI Yangon)

Edukasi dan Pemulihan Psikologis

Di luar urusan logistik pemulangan, ada upaya lain yang berjalan paralel: memastikan pemulihan korban. Pada 10 Desember, KUAI RI Yangon, Novan Ivanhoe Saleh, mengunjungi sebuah NGO Myanmar yang berpengalaman dalam konseling trauma. Di sanalah dibahas kebutuhan pendampingan psikologis bagi para WNI yang selama ini bekerja di bawah tekanan, ancaman, dan kondisi manipulatif.

Banyak di antara mereka adalah korban perekrutan ilegal, didatangkan dengan janji pekerjaan bergaji tinggi, lalu disita dokumennya, dan dipaksa bekerja di pusat online scam. Sebagian mengalami kekerasan psikologis, sebagian lainnya terisolasi tanpa akses komunikasi.

Pertemuan itu juga membahas rencana kerja sama tahun 2026, termasuk program edukasi keamanan digital, anti-scam awareness, dan pelatihan trauma-informed bagi staf KBRI serta komunitas Indonesia di Myanmar.

Peringatan bagi Calon Pekerja Migran

Kasus Shwe Kokko menjadi pengingat bahwa tawaran kerja luar negeri yang tidak resmi berpotensi menjerumuskan. KBRI Yangon mengimbau masyarakat Indonesia untuk hanya berangkat melalui jalur legal dan terverifikasi. Pelajaran ini menjadi sangat penting mengingat ratusan WNI lain masih berada di bawah pengawasan otoritas Myanmar, menunggu kesiapan dokumen dan situasi aman untuk dipulangkan.

Pemulangan Bertahap, Komitmen Berkelanjutan

Pemulangan ratusan WNI dari Shwe Kokko tidak dapat dilakukan sekaligus. Di perbatasan, kesiapan dokumen dan kondisi keamanan menjadi faktor yang menentukan.

Namun KBRI Yangon menegaskan komitmennya: seluruh WNI akan dipulangkan secara aman dan bermartabat. Baik melalui jalur diplomatik, koordinasi lintas negara, maupun dukungan pemulihan psikologis, upaya menyeluruh kini tengah berjalan.

Bagi para WNI yang sudah tiba di Thailand, perjalanan pulang tinggal selangkah lagi. Bagi ratusan lainnya, harapan itu kian dekat. Dan bagi banyak keluarga di Indonesia, kabar ini menjadi penanda bahwa pintu pulang mulai terbuka kembali.

(Sumber: Kemlu RI/KBRI Yangon)