SinarHarapan.id-Pertama-tama, kenali ablasi jantung sebagai prosedur minimal invasif untuk mengatasi irama jantung tidak normal.
Kemudian, pahami bahwa aritmia membuat detak jantung menjadi terlalu cepat, lambat, atau tidak beraturan.
Gangguan irama ini menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
Jika acuh, Aritmia bisa menyebabkan komplikasi serius bahkan mengancam keselamatan nyawa penderita.
Salah satu solusi untuk menangani aritmia cepat adalah melalui tindakan ablasi jantung. Meskipun efektif, ablasi tidak cocok untuk semua penderita gangguan irama jantung.
Dokter akan menentukan kelayakan prosedur ablasi berdasarkan jenis dan kondisi aritmia pasien.
Ablasi jantung bertujuan menghilangkan jaringan otot jantung abnormal yang memicu irama jantung cepat.
Prosedur ini menghantarkan energi panas, dingin, atau gelombang listrik untuk menghancurkan jaringan penyebab aritmia.
Setelah itu, sinyal listrik jantung kembali normal dan ritme jantung pun stabil. Dokter menyarankan ablasi bagi pasien yang gagal merespons obat-obatan antiaritmia.
Pasien yang mengalami efek samping berat dari obat juga bisa menjadi kandidat ablasi. Jenis aritmia seperti fibrilasi atrium dan flutter atrium merespons baik terhadap prosedur ini.
Dokter menyarankan ablasi jika pasien berisiko pingsan atau henti jantung mendadak.
Namun, ablasi tidak untuk pasien dengan kelainan darah atau gangguan pembuluh berat. Pasien dengan infeksi aktif atau alergi obat pengencer darah harus menunda prosedur ablasi.
Wanita hamil atau yang sedang program hamil tidak dianjurkan menjalani ablasi jantung.
Dokter akan memberikan panduan khusus sebelum prosedur berlangsung, termasuk pantangan makan dan aktivitas.
Pasien mungkin harus rawat inap sebelum ablasi dan perlu pendampingan keluarga. Prosedur ablasi berlangsung di cath lab rumah sakit dengan pengawasan dokter jantung ahli.
Dokter memerlukan waktu 2–4 jam untuk menyelesaikan tindakan ablasi pada pasien.
Sebagian besar pasien tetap sadar selama tindakan, namun akan mendapat bius lokal dan penenang.
Dokter memasukkan kateter melalui pembuluh darah besar menuju jantung pasien.
Kateter dengan elektroda mendeteksi sumber aritmia di jaringan jantung yang bermasalah.
Setelah lokasi sumber gangguan ditemukan, dokter mengirimkan energi ke jaringan tersebut. Energi tersebut merusak jaringan abnormal dan membentuk jaringan parut pelindung.
Jaringan parut akan memblokir sinyal listrik abnormal dan menormalkan detak jantung.
Setelah ablasi selesai, dokter mencabut kateter dan menutup bekas luka dengan perban.
Setelah tindakan, pasien akan mendapat pengawasan di ruang pemulihan sebelum dipindahkan ke ruang perawatan.
Dokter memantau kondisi pasien secara berkala untuk memastikan pemulihan berjalan baik.
Pasien sebaiknya tirah baring penuh dan biasanya baru boleh pulang keesokan harinya.
Dokter akan meresepkan obat pencegah perdarahan dan membatasi aktivitas fisik pasien.
Pasien tidak dulu olahraga berat selama minimal satu minggu setelah prosedur ablasi.
Mengemudi dan mengangkat benda berat juga harus dihindari beberapa hari setelah tindakan.
Pasien sebaiknya tidak melakukan pekerjaan rumah berat seperti berkebun sementara waktu.
Memar ringan di area masuknya kateter merupakan efek samping yang masih tergolong normal.
Namun, perdarahan, jantung berdebar, atau sesak napas harus segera mendapat penanganan dokter.
Secara umum, ablasi jantung tergolong aman karena termasuk tindakan minimal invasif.
Meski jarang, ablasi dapat menimbulkan komplikasi seperti infeksi atau pembuluh darah rusak.
Kerusakan katup jantung atau munculnya aritmia baru juga bisa terjadi dalam kasus tertentu.
Kadang, irama jantung menjadi terlalu lambat dan memerlukan pemasangan alat pacu.
Risiko lain termasuk stroke, serangan jantung, dan gangguan ginjal akibat zat kontras.
Namun begitu, tingkat keberhasilan ablasi jantung tergolong tinggi dan proses pemulihannya cepat.
Selain ablasi, dokter bisa merekomendasikan pacemaker modern untuk menangani aritmia.
Sebaiknya pasien berkonsultasi dengan spesialis aritmia untuk menentukan terapi yang tepat.
Dokter multidisiplin juga bisa demi memastikan perawatan aritmia berjalan optimal.
Pondok Indah Heart Center memiliki tim spesialis jantung berpengalaman di berbagai subbidang.
Tim mencakup ahli aritmia, intervensi, pencitraan jantung, hingga kardiologi anak. Pusat jantung ini menyediakan layanan menyeluruh demi menjaga kesehatan jantung Anda.
Pada 2025, RS Pondok Indah meraih penghargaan Best Specialized Hospital Asia Pacific kategori kardiologi.
Pengakuan ini menunjukkan layanan jantung Indonesia mampu bersaing dengan rumah sakit luar negeri.
Pasien kini bisa memperoleh layanan kesehatan berkualitas tinggi tanpa perlu berobat ke luar negeri.