SinarHarapan.id – Menjelang Pemilu 2024, masyarakat Aceh Timur diharapkan dapat menjadi agen yang menjaga kenyamanan, ketertiban, dan keamanan media sosial. Medsos menjadi sumber informasi yang sangat besar di era digital.
“Masyarakat Kabupaten Aceh Timur harus memiliki rasa tanggung jawab untuk bersama-sama menjaga media sosial senantiasa aman, damai, dan tertib khususnya menjelang perhelatan Pemilu 2024. Kalian harus bisa jadi agen-agen tersebut,” kata Ketua Komunitas Milenial Cakap Digital, Teuku Ayub Zulkifli, saat Seminar Literasi Digital dengan tema Etika Bermedia Sosial Selama Pemilu, di Kabupaten Aceh Timur, seperti keterangan yang diterima SinarHarapan.id Rabu (31/1/2024).
Salah satu yang bisa dilakukan masyarakat, kata Ayub, untuk menjaga medsos senantiasa damai yakni dengan melakukan think before posting.
Di medsos, komunikasi bisa dilakukan secara bebas tanpa batasan waktu dan tempat, sehingga ada banyak hal yang terabaikan.
“Karena itu saya ingin memberikan tips bagaimana think before posting,” ujar Ayub.
Pertama, True, apakah faktanya benar demikian? Mengutarakan sesuatu tentu membutuhkan fakta.
“Ketika kita ingin berkomentar terhadap seseorang di media sosial, terutama mereka yang tak kita kenal, jangan mengucap sesuatu yang kita tak tahu faktanya,” ingat Ayub.
Kedua, Helpful, apakah bermanfaat? Apakah perkataan kita bisa membantu orang tersebut atau orang lain yang membacanya?
“Tanyakan hal ini pada diri sebelum tangan mulai mengetik,” tuturnya.
Selanjutnya, Inspiring, apakah bisa menginspirasi? Kita pasti pernah membaca postingan yang membuat kita termotivasi untuk melakukan kebaikan.
“Alangkah baiknya jika komentar kita pun bisa menginspirasi mereka yang membacanya untuk berbuat hal yang positif,” terang Ayub.
Berikutnya, Necessary, perlukah disampaikan? Sekadar berkomentar tentang baju yang digunakan atau gaya rambut seseorang rasanya tak terlalu penting untuk disampaikan.
“Terkadang, kita sekadar bersuara hanya untuk meramaikan kolom komentar atau menimpali komentar orang lain. Hal yang seperti ini, patut dihindari,” sarannya.
Terakhir, Kind, apakah komentarnya baik? Apakah perkataan kita akan memberikan kebaikan pada siapapun yang menerimanya?
“Jika iya, lakukan. Jika tidak, pikirkan kembali dan lebih baik hindari. Tugas kita adalah menebar kebaikan, bukan malah menjadi provokator di antara netizen lain,” pungkas Ayub. (rht)