SinarHarapan.id-Kemenkes berkomitmen untuk memanusiakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui transisi layanan kesehatan jiwa yang berfokus pada promotif dan preventif.
Hal itu diwujudkan dengan penandatanganan komitmen antara pemerintah pusat dan daerah dalam acara Kick-Off Pengembangan Model Layanan Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat di Manado, Sulawesi Utara pada Jumat (27/10/2023).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kesehatan jiwa berbasis masyarakat tetap perlu memastikan layanan kesehatan jiwa yang komprehensif, baik bagi mereka yang mengalami gangguan mood (seperti depresi dan bipolar), ansietas, skizofrenia.
“Begitu juga gangguan neurodevelopmental seperti autisme, gangguan neurodegeneratif seperti dementia, maupun adiksi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA). Kesehatan jiwa haruslah untuk semua,” kata Menkes Budi melalui keterangan resminya yang dikutip InfoPublik Sabtu (28/10/2023).
Lanjutnya, dari abad ke abad ODGJ kerap kali mendapatkan tindakan diskriminatif. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, bahwa pasien dengan masalah jiwa berhak mendapatkan layanan terapi medis yang tepat dan dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya.
Melalui pilot project itu, layanan penanganan kesehatan jiwa akan kembali didekatkan kepada masyarakat dan meminimalisir rawat inap di rumah sakit. Agar pasien segera pulih, Menkes Budi ingin adanya keterlibatan peran keluarga.
Juga adanya dukungan lingkungan sekitar untuk memberikan layanan humanis tanpa adanya tindakan-tindakan diskriminatif. Dengan begitu, pasien yang sudah melewati masa sulitnya dan pulih dapat melanjutkan hidupnya kembali seperti sedia kala.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi menyampaikan saat ini seluruh dunia sedang melakukan transformasi kesehatan jiwa untuk mendekatkan akses dan menjangkau masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa.
“Kita juga sudah mendapatkan melalui ketua lingkungan di Kota Manado sudah dilakukan pendataan keluarga sehingga untuk menjalankan pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat, kita juga ingin bergandengan dengan ketua lingkungan,” kata Maria.
Terutama, lanjutnya ketika ingin mendukung orang dengan gangguan mental yang akan kembali ke Masyarakat. Bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada 10 Oktober 2023, Pilot Project itu dicanangkan di Manado untuk menggeser fokus penanganan kesehatan jiwa dari hilir ke hulu.
Jika strategi itu tidak dilaksanakan dengan tepat, maka fokus penanganan akan berada di sisi hilir, sehingga harapan menjaga kesehatan orang agar tidak mengalami gangguan kesehatan mental akan terlambat.
Adapun upaya promotif preventif yang dimaksud yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat secara masif terkait pentingnya menjaga kesehatan jiwa.
Kemudian perlu adanya skrining awal agar gejala gangguan kesehatan jiwa dapat diatasi sebelum menjadi parah. Mulai dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, perlu dirumuskan bagaimana cara untuk mendeteksi gejala gangguan kesehatan mental lebih awal.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Octavianus Estefanus Kandouw, mengucapkan terima kasih karena Sulawesi Utara terutama Manado telah dipilih untuk menjadi pilot project transformasi kesehatan jiwa tersebut.
“Pada momen Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, diharapkan ini akan membangkitkan tekad untuk hadir bersama-sama anak bangsa yang mengalami permasalahan kesehatan jiwa karena ODGJ juga memiliki Hak Asasi Manusia yang harus dilindungi,” kata Octavianus.(isn/infopublik)