SinarHarapan.id-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan upaya komprehensif bersama industri bahan baku obat nasional dan industri farmasi nasional, untuk mencapai kemandirian dan mewujudkan ketahanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Saat ini industri bahan baku obat nasional sudah dapat memproduksi 8 dari 10 bahan baku obat yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu Parasetamol, Omeprazol, Atorvastatin, Clopidogrel, Amlodipin, Candesartan, Bisoprolol, dan Azitromisin.
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Rizka Andalusia melalui keterangan tertulisnya yang dikutip InfoPublik Minggu (30/7/2023) mengatakan untuk mendorong penggunaan bahan baku obat produksi dalam negeri tersebut, pemerintah memfasilitasi change source.
“Change source merupakan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri dan menjadi milestone dalam mewujudkan ketahanan sektor kefarmasian di tanah air, dengan tetap memperhatikan pemenuhan syarat produk yang aman, bermutu, dan berkhasiat,” kata Rizka.
Fasilitas ini, lanjutnya ditujukan untuk meningkatkan penggunaan bahan baku obat produksi dalam negeri, menurunkan angka impor bahan baku obat, dan meningkatkan jumlah produk obat dengan TKDN >52 persen yang menjadi prioritas dalam pengadaan khususnya untuk pengadaan barang/jasa pemerintah.
Program ini diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi. Sadikin pada 2 Juni 2022. Hingga Juni 2023 sebanyak 38 industri farmasi telah difasilitasi change source untuk lima bahan baku obat dalam negeri yakni Clopidogrel, Atorvastatin, Amlodipine, Candesartan, dan Bisoprolol.
Business Development Manager PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Dimas Ranggaditya menyampaikan dengan meningkatnya penggunaan utilisasi yang dilakukan oleh industri farmasi melalui program change source, hal ini akan memberikan dampak kepada harga obat yang bisa menjadi sangat rendah.
“Kami selaku produsen bahan baku obat dalam negeri sangat mengapresiasi program change source ini. Program ini merupakan terobosan atau inovasi insentif dan merupakan program pemerintah yang sangat efektif dalam rangka mewujudkan kemandirian farmasi dalam negeri,” kata Dimas.
Industri farmasi tanah air yang sudah difasilitasi change source sangat merasakan manfaat dari program ini. Assistant Business Development Manager PT Novell Pharmaceutical Laboratories Kurniawan Adi menyampaikan pihaknya berkomitmen dan menyambut baik dengan adanya program ini karena terbantu dengan melalui program change source ini.
Pemerintah menargetkan penurunan impor bahan baku obat sebesar 20 persen dari change source 10 bahan baku obat yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sehingga keberlangsungan change source ini perlu dijaga dengan peningkatan akurasi dan pengawasan bersama.
“Dengan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, maka dampak change source bagi pelayanan kesehatan dan masyarakat, melalui tersedianya obat dengan bahan baku dalam negeri, akan semakin cepat terwujud,” kata Adi.
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan melalui enam pilar transformasi kesehatan Indonesia, salah satunya pilar ketiga yakni Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan. Melalui change source ini Kemenkes berupaya untuk meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan di Indonesia.
Foto: Kemenkes