Menurut keterangan dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banjarmasin, I Putu Sudayana, seluruh anak buah kapal (ABK) dan penumpang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Mereka dipindahkan ke Kapal Negara (KN) Singa Laut-402 milik Bakamla dan tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin pada pukul 12.30 Wita. Pengalihan ini merupakan bagian dari upaya penyelamatan yang melibatkan berbagai instansi terkait dan menunjukkan kesiapan serta ketangkasan tim SAR dalam menangani situasi darurat di tengah laut.
KM Niki Sejahtera sedang dalam pelayaran dari Surabaya, Jawa Timur menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan ketika insiden tersebut terjadi. Kapal ini memiliki panjang 131 meter dan tonase 9.982 GT, menjadikannya salah satu kapal besar yang sering beroperasi di rute tersebut. Kapal ini membawa 44 ABK dan 81 penumpang, yang berjumlah total 125 orang. Selain itu, kapal tersebut juga mengangkut berbagai jenis muatan, termasuk sembilan truk tronton, 26 truk besar, tujuh truk kecil, enam mobil pribadi, empat sepeda motor, dan lima kendaraan roda tiga golongan 3B. Keberadaan muatan yang beragam ini menambah kompleksitas upaya penyelamatan dan penanganan pasca insiden.
Kebakaran yang terjadi di bagian “car deck” kapal ini menyebabkan situasi semakin kritis, mengingat area tersebut adalah bagian dari kapal yang biasanya digunakan untuk memuat kendaraan berat dan barang. Kebakaran di area ini tentunya mengancam keselamatan kapal dan isinya, sehingga memerlukan tindakan cepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan potensi korban jiwa.
Perairan Masalembo, tempat terjadinya insiden, merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Sumenep di Pulau Madura, Jawa Timur. Lokasi ini dikenal sebagai salah satu jalur pelayaran penting di Laut Jawa, sehingga penanganan insiden ini melibatkan berbagai pihak dan sumber daya yang ada di daerah tersebut.
Dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR), Basarnas Banjarmasin mengerahkan 19 personel yang terlatih untuk melakukan evakuasi dan penanganan situasi darurat. Selain itu, operasi ini juga didukung oleh unsur maritim lainnya, termasuk Lanal Banjarmasin, Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Kalsel, serta instansi terkait lainnya yang turut berperan dalam memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.
Kerja sama antara berbagai pihak dalam operasi SAR ini sangat krusial untuk memastikan evakuasi berjalan dengan lancar dan aman. Setiap personel memiliki peran penting dalam proses penyelamatan, mulai dari evakuasi penumpang dan awak kapal hingga penanganan kapal dan muatan yang terbakar. Keberhasilan operasi ini juga menunjukkan betapa pentingnya koordinasi yang baik antar lembaga dalam menghadapi situasi darurat di laut.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan akan ada peningkatan dalam prosedur keselamatan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi insiden serupa di masa depan. Pihak berwenang dan operator kapal diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran dan memastikan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif ke depan.
Secara keseluruhan, kejadian ini menegaskan betapa pentingnya memiliki sistem dan tim respons yang handal dalam menghadapi situasi darurat di laut. Respons cepat dan koordinasi yang baik dari Bakamla RI, Basarnas, serta instansi terkait lainnya telah menyelamatkan banyak nyawa dan mengurangi risiko yang lebih besar akibat kebakaran di kapal. (rht)