Nasional

Kontribusi Generasi Muda Hadapi Tantangan Krisis dan Aksi Iklim

×

Kontribusi Generasi Muda Hadapi Tantangan Krisis dan Aksi Iklim

Sebarkan artikel ini

SinarHarapan.id-Generasi muda sebagai agen perubahan didorong untuk berperan aktif memberikan kontribusi positif dalam menghadapi tantangan dan risiko lingkungan yang dihasilkan oleh krisis iklim atau aksi iklim, melalui pendidikan dan sains atau teknologi.

“Tanggapan pemuda terhadap peningkatan intensifikasi dan ketidakmerataan pemanasan iklim menghadirkan momen penting untuk mempertimbangkan keterlibatan generasi muda dalam aksi iklim,” kata Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Direktur BPPH KLHK), Krisdianto, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik terkait diskusi Pojok Iklim Goes to Campus di Yogyakarta pada Sabtu (10/6/2023)

Krisdianto mengatakan, pemenuhan target pembangunan berkelanjutan berarti pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Sementara, generasi muda sebagai generasi dengan tingkat populasi terbesar saat ini dinilai memiliki kekuatan yang masif dalam meningkatkan upaya dan menggunakan keterampilannya pada era transisi teknologi guna mempercepat aksi iklim.

“Berkaca akan hal itulah, pemerintah menargetkan kontribusi aktif terhadap pelibatan generasi muda dalam pengendalian perubahan iklim,” kata Direktur BPPH KLHK.

Lebih lanjut Krisdianto mengatakan, saat ini Indonesia telah berkomitmen untuk membatasi kenaikan rata-rata suhu global dengan melakukan ratifikasi Paris Agreement.

Komitmen tersebut yakni membatasi kenaikan rata-rata suhu global di bawah dua derajat celcius (°c) dari tingkat pre-industrialisasi dan terus berupaya untuk membatasi kenaikan suhu hingga di bawah 1,5°c.

“Komitmen Indonesia dinyatakan dan ditegaskan dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC). Pada periode transisi menuju NDC kedua, Indonesia meningkatkan target penurunan emisi dari 29 persen NDC pertama dan diperbarui NDC ke 31,89 persen,” jelas dia.

Salah satu bentuk komitmen ini adalah menggelar Pojok Iklim, yang merupakan forum diskusi para pihak rutin membahas isu iklim, mengemasnya, mengelola meteri diskusi, dan menyebarluaskan kepada berbagai pihak melalui media sosial.

Pojok Iklim dinilai turut menghimpun inovasi, inisiatif, dan aksi masyarakat (civil society organization), dunia usaha, akademisi dan tokoh, serta menyiapkan langkah-langkah replikasi inovasi menurut kebutuhan.

“Berbagai kegiatan seperti Talkshow, Aksi Iklim di Tapak (Podcast), Goes to Campus, hingga Penguatan Aksi Perubahan Iklim pada Conference of the Parties of the United Nations Framework Convention on Climate Change (COP UNFCCC), merupakan kegiatan-kegiatan Pojok Iklim untuk berkontribusi langsung terhadap pengendalian perubahan iklim yang telah dan sedang dilakukan oleh Indonesia,” pungkas Krisdianto.(isn/infopublik)