Gaya Hidup

Lima Cara Atasi Friksi Lintas Generasi di Tempat Kerja

×

Lima Cara Atasi Friksi Lintas Generasi di Tempat Kerja

Sebarkan artikel ini

Perbedaan Gaya Antargenerasi Dapat Memicu Friksi Jika Tidak Dikelola

Kharisma Syahyrianti dari Gen-Z HR Practitioner (kiri) dan Career Coach Nessia Ragil. (Ist)

SinarHarapan.id – Kolaborasi lintas generasi semakin menjadi realitas di banyak organisasi. Baby Boomers, Gen X, Millennials, dan Gen Z kini bekerja berdampingan  dengan gaya komunikasi, ritme kerja, serta nilai yang berbeda.

Jika tidak dikelola dengan tepat, perbedaan ini dapat memicu miskomunikasi dan friksi. Namun, dengan pendekatan yang tepat, keberagaman ini justru dapat menjadi kekuatan tim.

Menurut Deloitte Gen Z & Millennial Survey 2025 untuk kawasan Asia Tenggara, generasi muda kini memprioritaskan kombinasi purpose, kesejahteraan, dan pertumbuhan karier — bukan sekadar gaji.

Temuan ini diperkuat oleh Randstad Asia Pacific Workmonitor 2025 yang mencatat bahwa perbedaan ekspektasi kerja antar generasi semakin nyata, khususnya terkait gaya komunikasi, fleksibilitas kerja, dan bentuk apresiasi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa organisasi perlu memiliki pendekatan yang lebih empatik dan terstruktur untuk menjembatani kolaborasi antar generasi, agar keberagaman tidak berubah menjadi friksi — melainkan menjadi keunggulan budaya dan kinerja tim.

Realitas di atas terungkap dalam “Sharing Session for Professionals: Dealing with New Generation Wave Entering the Workplace”, sebuah sesi diskusi yang diadakan Migunani & Co di Jakarta, Kamis, 13 November 2025.  Sesi diskusi ini merupakan bagian dari program Bridging Generations at Work.

Pembicara yang hadir dalam sesi diskusi ini Career Coach Nessia Ragil dan praktisi HRD dari Gen-Z HR Practitioner Kharisma Syahyrianti, serta moderator Founder & CEO, Migungani&Co Ninien Irawati.

“Setiap generasi memang memiliki cara berkomunikasi masing-masing, karena itu penting buat kita di kantor untuk menyamakan respons, mendengarkan, dan saling memahami karakter,” kata Kharisma Syahyrianti dari Gen-Z HR Practitioner. Menurut Kharisma, agar komunikasi menjadi lancar, antargenerasi di tempat kerja sebaiknya menyepakati kesepahaman agar mencapai tujuan bersama.

Sementara itu, Career Coach Nessia Ragil mengingatkan, meskipun kita menginginkan kerja sama berjalan baik, bukan berarti kita tidak perlu menciptakan batasan tegas dalam bekerja. “Saat bekerja, sebaiknya tetap ada koridor, mana atasan, mana bawahan, ini agar tetap ada rasa saling menghormati dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan,” kata Nessia.

Sesi diskusi ini pun merangkum 5 cara praktis untuk membangun kolaborasi yang lebih hangat dan efektif lintas generasi:

 

  1. Dengarkan sebelum Respons

Setiap generasi membawa konteks pengalaman yang berbeda. Praktik active listening membantu mengurangi asumsi dan membuka ruang dialog yang lebih sehat.

 

  1. Samakan Bahasa Komunikasi

Gen Z mungkin nyaman dengan pesan singkat, sementara generasi sebelumnya terbiasa dengan email formal. Kesepakatan mengenai cara dan gaya komunikasi membantu menyelaraskan ritme kerja.

 

  1. Fokus pada Tujuan, Bukan Gaya Kerja

Alih-alih memperdebatkan metode, perkuat kesepahaman pada tujuan bersama. Fleksibilitas dapat mengurangi konflik dan meningkatkan hasil.

 

  1. Rayakan Perbedaan Sebagai Kekuatan

Generasi lebih senior menyumbang pengalaman dan stabilitas; generasi lebih muda membawa perspektif segar dan kecepatan eksekusi. Keduanya saling melengkapi.

 

  1. Bangun Ruang Percakapan yang Aman

Budaya berbagi pengalaman jauh lebih efektif dibandingkan sekadar sosialisasi kebijakan atau pelatihan satu arah.

 

“Tempat kerja saat ini adalah perpaduan nilai dan perspektif yang kaya. Ketika dikelola dengan empati, keberagaman usia dapat memperkuat budaya dan performa organisasi,” ujar Ninien Irnawati, CEO Migunani & Co.

 “Kami tidak ingin menonjolkan satu generasi di atas yang lain. Tujuan kami adalah membangun konektivitas manusia,” tambah Sheilla Quinita, CCO Migunani & Co.

 Selain menjadi ruang berbagi perspektif, kegiatan ini juga memperkenalkan layanan utama Migunani & Co. — Recruitment Services, Corporate Training, dan Executive Coaching — yang dibangun berdasarkan filosofi people-first dan impact-driven.

 Program ini bukan kegiatan satu kali. Bridging Generations at Work akan menjadi rangkaian diskusi berkelanjutan di Jakarta, dengan tema-tema yang relevan terhadap dinamika dunia kerja saat ini.