SinarHarapan.id – Diketahui skor Indonesia pada Logistics Performance Index (LPI) yang dirilis Bank Dunia tahun ini, mengalami penurunan. Skor Indonesia anjlok 17 peringkat dari peringkat 46 pada 2018, menjadi peringkat 63 tahun 2023 , dengan penurunan skor dari 3,15 menjadi 3,0.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan hasil LPI tersebut menjadi kesempatan bagi pemerintah melakukan perbaikan. “Saya mengharapkan ada transparansi dari penilaian LPI yang dilakukan World Bank. Dengan mengetahui kelemahan Indonesia dari survei tersebut, upaya perbaikan dapat kita lakukan. Kita tidak perlu berkecil hati dengan itu,” ucap Luhut, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (20/7/2023).
Luhut juga memaparkan optimalisasi sektor logistic down streaming dan digitalisasi telah sukses dilakukan. “Pekerjaan ini sukses dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), melalui Deputi Pencegahan, Pahala Nainggolan yang membangun dan menggerakan tim untuk digitalisasi, sehingga dengan e-katalog, kita hampir tidak ada korupsi,” paparnya.
Ketua KPK Firli Bahuri, menerangkan upaya pencegahan KPK pada perbaikan tata kelola pelabuhan dilakukan mulai dari penguatan penerapan kebijakan standar layanan pelabuhan, melakukan digitalisasi layanan untuk percepatan layanan dan penguatan pengawasan, penguatan kelembagaan dengan pendekatan rightsizing dan perbaikan tata kelola perdagangan antar pulau.
Luhut berharap pemerintah dan para stakeholder logistic di pelabuhan untuk bersama-sama berdiskusi terkait LPI Indonesia yang turun sehingga dapat menjadi bahan masukan dan perbaikan bagi ekosistem logistic di Indonesia juga menjadi lebih baik kedepannya. “Perlu dikaji bersama, apakah kondisi lapangan sudah sesuai atau ada kesalahan dalam metode, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang besar,” pungkasnya.
Setelah vakum selama lima tahun, LPI kembali dirilis Bank Dunia pada 2023 ini berdasarkan pengukuran di 139 negara/ekonomi. Terdapat 6 dimensi LPI, yaitu Customs, Infrastructure, International Shipments, Logistics Competence and Quality, Timelines, dan Tracking & Tracing.
Hasil rilis LPI 2023 menempatkan Singapura pada peringkat pertama dengan skor 4,3, diikuti Finlandia (4,2), Denmark (4,1), dan Jerman (4,1). Pada 2018, peringkat pertama adalah Jerman dengan skor 4,2, sementara Singapura pada peringkat 7 dengan skor 4,0.
Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI 2023 tertinggi setelah Singapur adalah Malaysia (peringkat 31), diikuti Thailand (37), Philipina (47), Vietnam (50), Indonesia (63), Kamboja (116), dan Lao PDR (82). Dari 8 negara ASEAN, hanya 3 negara yang naik peringkat dibandingkan periode sebelumnya (2018), yaitu Singapura naik 6 peringkat menjadi peringkat pertama, Philippina naik 13 peringkat dan Malaysia naik 10 peringkat.
Sementara berdasarkan data dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang rilis Bulan September 2022, Indonesia masuk 20 besar dalam port performance. Indonesia berada di peringkat 12 di atas negara Kanada, Australia, Rusia, Amerika Serikat, Jerman, Yunani, Prancis dan Italia.
Rata-rata pergerakan di pelabuhan di dunia mencapai 20,1 sedangkan Indonesia mencapai 24,9. Artinya, digitalisasi telah memberikan dampak pada waktu dan biaya layanan di Kawasan Pelabuhan. Sayangnya, kerja keras tersebut dianggap belum cukup berdampak , diantaranya oleh World Bank.
Oleh sebab itu KPK menyelenggarakan webinar sebagai fasilitator terkait hasil rilis LPI dari World Bank, dengan melakukan diskusi dengan Bank Dunia selaku penerbit hasil LPI, serta pihak pemerintah dan para stakeholder logistik di pelabuhan, untuk bersama-sama berdiskusi terkait peringkat LPI Indonesia yang turun dari peringkat 46 menjadi 63 di 2023. Diharapkan melalui webinar ini dapat jadi bahan masukan dan perbaikan bagi ekosistem logistik di Indonesia agar jadi lebih baik kedepannya. (atp/ infopublik)
Foto: Dok KPK