Kesra

Menjaga Nyala Energi di Aceh Pascabencana

×

Menjaga Nyala Energi di Aceh Pascabencana

Sebarkan artikel ini

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) terus mengupayakan pemulihan distribusi energi di sejumlah wilayah Aceh pascabencana dengan menerapkan berbagai skema alternatif, baik untuk penyaluran BBM maupun LPG.

SinarHarapan.id – Di tengah lumpur yang belum sepenuhnya surut dan akses yang masih terputus di sejumlah wilayah Aceh, upaya memastikan energi tetap mengalir menjadi pekerjaan yang tak bisa menunggu. Pascabencana, distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) menjadi urat nadi yang menentukan seberapa cepat kehidupan masyarakat kembali bergerak.

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) memilih jalan-jalan alternatif agar pasokan energi tetap menjangkau masyarakat. Skema distribusi yang tidak biasa pun ditempuh, menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang masih penuh keterbatasan.

Untuk LPG, tantangan terbesar datang dari akses logistik darat yang belum sepenuhnya pulih. Sejumlah jalur distribusi terhambat, membuat pasokan ke wilayah-wilayah tertentu rawan terganggu. Dalam situasi ini, jalur laut menjadi pilihan. Pertamina mengoperasikan pengiriman LPG menggunakan kapal Ro-Ro dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh. Total sebanyak 990 metrik ton LPG disalurkan melalui skema ini, guna menjaga ketersediaan pasokan bagi masyarakat sekaligus mempercepat pemulihan distribusi di wilayah terdampak.

Baca Juga: Pertamina Hadir di Tengah Warga Lumajang Usai Erupsi Semeru

Sementara itu, persoalan berbeda muncul dalam penyaluran BBM, terutama di wilayah Aceh Tamiang. Kerusakan infrastruktur dan terbatasnya sarana pendukung membuat distribusi tidak dapat berjalan normal. Pertamina pun mengoptimalkan jalur distribusi yang masih memungkinkan, dengan fokus memastikan layanan dasar tetap berjalan.

Di Aceh Tamiang, dua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) masih beroperasi dengan bantuan genset, menyusul belum pulihnya pasokan listrik. Dalam kondisi yang serba terbatas, solusi sementara diterapkan. Penyaluran BBM dilakukan melalui skema canting, yakni distribusi BBM dari drum menggunakan metode sedot manual. Cara ini menjadi jembatan agar masyarakat tetap bisa memperoleh BBM, meski sarana operasional belum sepenuhnya normal.

Pertamina juga mengingatkan masyarakat untuk membeli BBM secara bijak dan sesuai kebutuhan. Pengaturan waktu pembelian diharapkan dapat mencegah penumpukan dan memastikan distribusi berjalan lebih merata.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, menegaskan bahwa pemulihan distribusi energi dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai pihak.

Menurut dia, prioritas utama diarahkan pada fasilitas-fasilitas vital, seperti layanan publik, rumah sakit, serta kelancaran distribusi bantuan kemanusiaan. “Pemulihan distribusi energi di wilayah terdampak bencana terus kami lakukan bersama berbagai pihak dan difokuskan pada kebutuhan yang paling mendesak,” ujarnya.

Di tengah keterbatasan pascabencana, berbagai skema alternatif itu menjadi bukti bahwa menjaga nyala energi bukan sekadar soal pasokan, melainkan juga tentang memastikan harapan masyarakat tetap hidup.