Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Olah Raga

Minim Jam Terbang, Tim Basket Indonesia Akui Keunggulan Lawan

×

Minim Jam Terbang, Tim Basket Indonesia Akui Keunggulan Lawan

Sebarkan artikel ini
atlet wheelchair basketball Indonesia, Komang Suparta (kiri) berusaha melakukan lemparan dalam pertandingan melawan Filipina di nomor Men's 3x3 ASEAN Para Games Kamboja 2023 di Morodok Elephant Hall, Kamboja, Jumat (2/6). (Foto: NPC INDONESIA/Agung Wahyudi)

Pnhom Penh, SinarHarapan.id – Timnas wheelchair basketball 3×3 Indonesia belum berhasil menorehkan prestasi di ASEAN Para Games (APG) XII Kamboja.

Bertanding di Elephant Hall Morodok Techo, timnas wheelchair basketball Indonesia harus mengakui keunggulan lawan dari empat pertandingan pada Jumat (2/6).

Example 300x600

Di pertandingan perdana, Indonesia kalah 5-11 dari Filipina. Sementara di laga keduanya, Indonesia tampil sengit saat menghadapi Malaysia melalui overtime atau perpanjangan waktu setelah sebelumnya skor 9-9.

Di babak perpanjangan waktu, tim Malaysia mengunci kemenangannya lewat dua poin yang berakhir dengan skor 9-11.

Memasuki pertandingan ketiga, lagi-lagi Kasep Ayatulloh dan kawan-kawan harus mengakui kemenangan timnas Thailand dengan skor telak, 5-19.

Indonesia memiliki kans menyodok peringkat keempat untuk memperebutkan medali perunggu jika menang lawan Kamboja di laga pamungkas.

Namun, Kamboja memberikan perlawanan sengit dengan dukungan penuh dari suporter tuan rumah.

Kamboja memeragakan strategi double team saat I Komang Suparta berada di bawah ring. Poin-poin Indonesia saat lawan Kamboja didominasi Komang yang kuat saat under ring.

Strategi Kamboja ini nyatanya berhasil. Beberapa kali under ring dari Komang maupun Kasep dihadang. Tuan rumah unggul melalui shoot jarak menengah yang lolos dari antisipasi Indonesia.

Pertandingan Indonesia kontra Kamboja berakhir dengan skor 9-10 untuk kemenangan tuan rumah. Dengan hasil ini, Indonesia harus puas berada di posisi juru kunci dari lima negara peserta yakni Thailand, Filipina, Malaysia, dan Kamboja.

Usai pertandingan, pelatih kepala Wheelchair Basketball Indonesia, Fajar Brilianto mengakui hasil dari arena APG XII Kamboja. Fajar menilai tim wheelchair basketball Indonesia masih minim jam terbang internasional, sehingga berdampak pada mental bertanding.

“Masalah ketenangan itu memang tidak bisa instan. Ini kan event internasional pertama anak-anak. Jadi jam terbang sangat minim, berpengaruh pada pertandingan,” kata Fajar.

Dia ingin Wheelchair Basketball Indonesia bisa mengikuti tryout atau kejuaraan internasional untuk mengasah jam terbang serta mental bertanding.
|
“Untuk teknik, anak-anak sudah lengkap dan strategi tidak ada masalah. Perimbangan kekuatan sebenarnya tidak beda jauh dengan negara peserta. Tinggal jam terbang pengalaman bertanding,” tandasnya.

“Hasil dari Kamboja akan menjadi bahan evaluasi tim pelatih untuk mempersiapkan APG Thailand mendatang,” pungkas Fajar.

Pebasket I Komang Suparta mengaku banyak belajar dari pertandingan di APG XII Kamboja 2023.

“Kami banyak belajar dari sini. Tim belum bisa memberikan yang terbaik. Perlu dievaluasi mungkin kekompakan dan jam terbang. Kami memang tim yang masih baru, kurangnya jam terbang jadi salah satu kendala,” tutur Komang usai pertandingan lawan Kamboja.

Skuad Wheelchair Basketball 3×3 Indonesia di APG XII Kamboja diperkuat I Komang Suparta, Kasep Ayatulloh, Danu Kuswantoro, Ivo Shadan, dan Denih.