SinarHarapan.id-Pemerintah gencar pencegahan terjadinya Stunting. Kekurangan gizi serta gangguan kesehatan bisa menjadi penghambat baik bagi keluarga tersebut maupun kedepannya bagi kepentingan bangsa Indonesia.
Pemerintah telah mencanangkan Indonesia Emas tahun 2045, Masalah Stunting harus terselesaikan di bumi pertiwi.
Moh. Hoerudin Amin, S Ag. M. H., Anggota DPR RI Komisi IV mengajak masyarakat dan pelbagai pihak, bersama-sama mencegah Stunting.
Moh. Hoerudin Amin mengatakan, “Ayah dan Ibu harus merencanakan berapa anak nanti yang ingin dimiliki. Sejak hamil calon anaknya sering-sering diperiksa hingga 8 kali supaya tetap sehat. Agar anak ibu tetap sehat dibawa ke posyandu, dipenuhi biar sehat, air susu buat anaknya sampai 2 tahun, habis itu ASI instant, bubur, biar tumbuh kembangnya baik. Calon pasangan suami istri bisa daftar di aplikasi PPK agar didaftarkan ke KUA.
Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja ini diperuntukan untuk Provinsi Jawa Barat.
Dan belangsung di Gedung PGRI, Jl. PGRI, Komplek Perum Graha Winaya, Kp. Cikembang, Desa Cintaraja, Kec. Singaparna, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat.(11/11)
Kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana Bersama Mitra ini pun turut dihadiri Dr. Moh. Tohirin Hasan, Widyaiswara Ahli Muda / Ketua Tim Kerja Pelatihan Teknis Kependudukan dan KB-Pusdiklat BKKBN Pusat, Nenden Nuraeni, S.T. M H Kes, Analis Tata Usaha Pusdiklat Garut Perwakilan BKKBN Jawa Barat dan Yuni Yunialupar, S.KM, M Si, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda Dinas Sosial PPKBP3A Kab. Tasikmalaya.
Terkait pencegahan Stunting ini, maka kita hidup itu harus ada rencana. Dan kita semua tahu, kita sedang menuju Indonesia Emas tahun 2045. Kita ini menuju 100 tahun Indonesia Merdeka yang sesungguhnya. Merdeka sudah tidak kekurangan pangan. Pekerjaan anak cucu kita terjamin.
Nah, biar anak cucu kita ini bisa bekerja dengan baik, tentunya harus punya kepintaran, harus cerdas. Untuk menjadi cerdas bagaimana? Sama BKKBN itu diatur.
BKKBN memberikan perencanaan kepada seluruh masyarakat Indonesia dari sebelum menikah, setelah menikah, hamil, hingga punya anak. Diurusin juga sama BKKBN.
“Ini yang harus kita perhatikan. Bisa menghasilkan anak-anak yang berkualitas, yang cerdas. Jadi, kalau anak lahir tahun ini, nanti 22 tahun mendatang, di tahun 2045, anaknya menjadi pinter. Tapi, semua ini bisa terjadi ketika bayi ini, adik kecil ini, sehat, tidak kekurangan gizi. Itu bisa terjadi. Tapi, kalau anaknya kekurangan gizi, tidak sehat, bisa nggak kira-kira? Sehingga kalau kita di tahun mendatang itu, pingin menghasilkan produk-produk manusia yang bagus, di awali dari hari ini,” jelas Moh. Hoerudin Amin, S Ag. M. H., Anggota DPR RI Komisi IV.
“Kita menginginkan stuntingnya turun. Tidak cuma di angka turunnya. Tapi turun benar-benar turun. Kita harus turun benar-benar harus tahu. Jadi, saya tidak mengkhawatirkan adanya penambahan stunting di kemudian hari. Dan untuk menurunkan stunting ini tidak mahal, ” papar Moh. Hoerudin.
Jadi saya punya harapan besar di Tasikmalaya ini memang benar-benar akan bebas stunting. Meski stunting ini tidak bisa dengan sendirinya hilang. Kita semua harus bersama-sama.
Sementara itu, ditambahkan Yuni Yunialupar, S.KM, M Si, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda Dinas Sosial PPKBP3A Kab. Tasikmalaya, bahwa ibu setelah melahirkan anaknya sehat dan kasih Asi ekslusif ke anaknya. Abis itu ikut KB. Tahun 2022 angka Stunting di Tasikmalaya cukup tinggi, yakni mencapai 24,2 persen dan bisa naik hingga 28,2 persen. Ini disebabkan banyak anak lendek karena gizi buruk dan tidak seimbang. Intinya makanan gizi seimbang dan pola asuh ibu dan bapaknya mulai dari hamil. Menjadi tugas bersama menuju punurunan stunting.
Dengan kata lain, gangguan tumbuh kembang anak akibat infeksi yang berulang (Stunting). Penyebabnya akibat kurang gizi secara kronis dan berulang dalam jangka waktu yang panjang.
Kita harus bersama sama mewaspadai bahaya stunting. Agar anak anak kita, cucu cucu kita terhindar dari stunting. Dimana patokannya stunting, bukan hanya sekedar pertumbuhannya si anak namun juga terkait perkembangan kemampuan otaknya.
Seperti diketahui, Perpres Nomor 72 Tahun 2021, mengatur antara lain mengenai: 1) strategi nasional percepatan penurunan stunting; 2) penyelenggaraan percepatan penurunan stunting; 3) koordinasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting; 4) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan 5) pendanaan.
Dan Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting. Karena stunting ini kondisinya sudah sangat darurat sekali.
Sebagai catatan, bahwa kini angka prevansi stunting di Indonesia tidak turun. Sementara pada 1000 HPK sudah sangat sangat diawasi oleh pemerintah. Sudah menjadi fokus perhatian pemerintah, dari Kementerian Kesehatan. Mengapa ini terjadi?
Masa masa dimana kita kerap melepas perhatian terhadap anak anak remaja kita ini terkait kesehatannya. Mereka tidak saja calon orang tua, namun juga calon pasangan usia subur. Sehingga pencegahan stunting dimulai dari hulunya yakni di 8000 HPK, yang itu berarti dari usia remaja.
Lantaran anak remaja jaman sekarang cenderung tidak peduli akan kesehatannya. Apalagi dengan maraknya makanan junk food atau makanan yang cenderung banyak karbonya. Belum lagi kalau sudah berhubungan dengan diet, yang lantas dialihkan dengan jajanan yang justeru nggak ada nutrisinya. Padahal makanan empat sehat lima sempurna yang dibutuhkan tubuh para remaja ini sangat mudah didapatkan di sekitar kita.